14. Caesar

2.4K 432 13
                                    


Setelah gangguan tadi malam, Liodra tak kunjung pulang. Karena saat akan pulang, adik Jonathan datang bersama istri serta anaknya. Liodra pun meminta menetap dan akan pulang bersama pamannya, Abelano Davies. Pria yang sekarang sedang memangku Rafa karena gemas.

"Joe, jadi anak papi ya. Tukar tambah sama Aura." Lano berucap tanpa memikirkan resiko ditatap tajam oleh beberapa pasang mata. Dia mengabaikan itu dan tetap fokus pada keponakan kesayangannya. "Jonathan sering mengirim sikap manismu. Papi kan iri, kamu tinggal sama papi ya. Disana nyaman kok."

Aura mencubit lengan sang ayah. "Enak aja. Papi yang tukar tambah sama Joe. Papi tinggal disini, biarkan Joe pulang bersama kami!" sinis Aura, Aura Revaline. Putri Lano dengan Agatha. Gadis cerewet pemilik mulut pedas.

Jonathan menyahut. "Joe kan putraku. Jadi dia wajib tinggal denganku. Siapa kalian orang asing yang ingin merebut putraku!" Pria itu menarik lembut Rafa yang berada dipangkuan Lano.

Lano ingin menahan tubuh Rafa, tetapi takut menyakiti sang keponakan. "Dasar pelit." Keduanya saling memandang tajam. Jika dianimasikan, maka akan keluar percikan di kedua tatapan mereka.

"Sudahlah, kenapa kalian bertengkar seperti anak kecil?" ujar Agatha, istri Lano itu membawan minuman untuk suami dan kakak iparnya. Lalu dibelakang, satu maid membawa minuman nya dan Runa.

"Tidak usah heran. Mereka kan memang anak kecil. Tidak malu pada Joe yang selalu anteng." Runa menyahut dan menaruh minum untuk anak-anak. Satu maid juga ikut membawakan sisa minuman yang tak bisa dia bawa. Lalu dua maid lainnya membawa cemilan dan buah yang sudah dikupas..

"Tentu berbeda. Joe sangat manis. Sementara orang di sebelahnya seperti iblis!" sengit Lano menghina saudaranya.  Ketika dia bertemu dengan Jonathan, tidak pernah sekalipun keduanya berbicara akrab. Selalu melakukan pertengkaran kecil.

"Dari pada disamping putra manisku yang seperti bajingan busuk!" Jonathan membalas ucapan Lano. Menekan kata bajingan busuk pada adiknya.

"Apa?!" Lano berdiri dia menyingkap baju di lengannya. Seolah siap jika Jonathan mengajak baku hantam saat ini juga.

"Apa?! Kau pikir aku takut!" Jonathan melakukan hal sama dia memandang galak adik kurang ajarnya.

"Hahh- aww!" Lano sontak memegang telinganya. Dia melirik Agatha yang berwajah seram menampilkan senyuman. "Apa?" Agatha tersenyum sangaat manis. Lano berkeringat dingin. "Tidak."

"Duduk." Lano patuh dan duduk anteng.

Jonathan sontak memegang telinganya. Melihat adiknya dijewer yang sepertinya sakit melirik takut istrinya. "Mau juga?" Jonathan menggeleng ribut sebagai balasan pertanyaan sang istri. Dia juga duduk tenang disebelah Rafa.

"Joe, minum susu dulu." Runa menyodorkan segelas susu. Diterima baik oleh Rafa dan langsung meminumnya hingga tersisa setengah.

Jonathan tersenyum. "Anak pintar." Mengusak rambut putranya yang tak pernah menolak apapun pemberian istrinya.

"Joe rutin meminum susu. Tapi tidak pernah tinggi. Apakah nutrisi susu bertumpuk pada pipimu?" ujar Aura. Gadis itu sudah berada di hadapan Rafa, memainkan pipi empuk sepupunya.

"Pipimu lembut dan halus." Aura memegang pipinya sendiri. Lembut, tetapi tidak selembut milik sang sepupu. Halus namun tak sehalus milik Rafa 'Joe'.

"Itu karena ibu rutin memakaikan dia make up berkualitas." Runa berujar bangga. Karena memang dia selalu siap sedia memberikan putranya perawatan wajah dan tubuh hingga dari atas sampai bawah, tubuh Rafa sempurna.

Perawakan Joe mungiel di antara keluarga hingga Joe seperti masih berusia 12 tahunan. Hal ini yang disesalkan Rafa sejak awal.

Aura menatap Runa berbinar. "Spill ibu!"Maka mulailah mereka membahas tentang produk kecantikan serta rekomendasi dari produk ternama yang bagus dan memiliki efek sempurna.

Happy End? - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang