Bian dan Rafa telah sampai disekolah. Mereka sudah ditunggu oleh teman-teman Bian yang sudah stay diparkiran. Bian membuka helmnya, pekikan semua gadis terdengar ricuh.
"Seperti biasa, kenapa mereka selalu berbisik." David menutup kedua telinganya. Disampingnya terdapat Bobby yang mengangguk.
"Suara mereka melengking. Sepertinya perempuan memiliki pita suara yang lebar." Kini ucapannya yang berhasil mendapatkan anggukan David.
"Btw gimana kabarmu hari ini Joe?" David mengalihkan perhatian pada Rafa yang sudah membuka helm dan turun dari motor.
"Baik." Rafa menjawab sekenanya. Sudah biasa bagi teman-teman abangnya menanyakan kabarnya setiap hari.
"Pergilah kekelas, istirahat nanti abang jemput," ujar Bian mengelur rambut Rafa.
Rafa pun melangkah setelah mendengar ucapan Bian. Namun baru selangkah, tangannya di cekal. "Jangan kemana-mana. Tunggu kita, hm?"
Rafa masih tidak biasa dengan deep voice Kenan. "Iya. Abang jangan kebiasaan deh." Kan dia sebal. Suara siswi pun kembali berteriak mendengar suara sexy Kenan.
Rafa pun segera pergi sebelum yang satunya menarik tangannya juga. Sesekali ada yang meneriaki dirinya karena gemas. Karena kedekatannya bersama Bian cs yang merupakan mostwanted sekolah.
'Joe' yang mulanya tidak dikenal kini juga masuk kedalam jajaran Mostwanted. Bedanya pemuda itu terkenal akan kemanisannya.
"JOE!!" teriakan melengking pun terdengar dari seorang gadis. Siapa lagi kalau bukan si Bellona. Gadis yang mengklaim Rafa sebagai adiknya dua hari lalu.
Hidup sunyinya yang diisi oleh kesuraman. Kini terganti oleh teriakan melengking orang-orang disekelilingnya.
"AH ADIK MANISKU!" Bellona segera memeluk Rafa erat. Dia juga tak sungkan memberikan Rafa kecupan dipipi.
Melepaskan pelukan, Bellona bertanya. "Kenapa baru datang? Kakak sudah nunggu kamu dari tadi."
Rafa menjawab. "Iya, tadi ada sedikit kendala." Ia sudah terbiasa akan pelukan. Rafa tidak risih sama sekali. Malah dia senang, Karena hal itu dia merasa diperdulikan disayang.
Penampilan Bellona kini berubah semenjak Amira tidak ada. Gadis itu menggunkaan seragam yang sesuai. Make upnya pun natural.
Hubungannya dengan Bian pun berakhir. Bellona memutuskan Bian tanpa mendengarkan keputusan mantan pacarnya itu.
Chandie dan Dewi datang. Mereka masing-masing memegang pipi Rafa. "Baru datang cil."
"Iya kak."
"Btw lo denger ga Bel? hari ini ada murid baru," tanya Chandie.
Bellona menggeleng. "Ga peduli gue."
"Katanya sih laki-laki dan murid beasiswa," ujar Dewi.
"Dia adik kelas dan sekelas sama si manis ini," jata Chandie menoel hidung Rafa.
Mereka berjalan sembari mengobrol. Sesekali Rafa menimpali ucapan ketiganya. Sampai dikelas Rafa, para gadis pun pamit kekelasnya.
Rafa masuk dan pergi ketempat duduknya. Berdoa dalam hati semoga siswa baru itu tidak duduk disebelahnya. Dia sudah senang duduk sendiri.
Para murid satu persatu masuk, karena memang bell masuk akan berbunyi sebentar lagi.
Ting Nong!
[Pemberitahuan kepada seluruh murid untuk segera memasuki kelas masing-masing, Pembelajaran akan.]
Kan.
Beberasa saat kemudian wali kelas masuk bersama siswa yang disebut oleh Chandie. "Pagi anak-anak."
"Pagi pak."
"Hari ini kita kedatangan murid baru. Nah, Nak Farel kenalkan diri kamu."
"Halo teman-teman, Namaku Farelio. Semoga kita bisa berteman dengam baik," ujar Farel memperkenalkan diri dengan senyuman ramahnya.
Mereka yang ada dikelas menanggapi seadanya.
Kemudian wali kelas mengenalkan dirinya dan menyuruh Farel untuk mencari tempat duduk. Awalnya Farel kesusahan, tetapi matanya tak sengaja melihat ada spot di sebelah Rafa.
Rafa pun menghela nafas ketika Farel melangkah kearahnya.
"Boleh aku duduk disini?" Izin Farel.
"Silahkan."
"Makasih."
Farel pun duduk dan menaruh tasnya. Mengeluarkan alat tulis ketika guru didepan menyuruh.
"Namaku Farel, namamu siapa?" Menjulurkan tangan Farel mengenalkan diri.
Rafa menjabat tangan itu. "Joe Isham Caesar, dipanggil Joe."
"Oke Joe, mohon bantuan untuk kedepannya."
"Uhm."
"Mari kita berteman," ucap Farel selanjutnya.
Rafa ragu menerima penawaram Farel, karena ketiga abang dinginnya melarang dia berteman dengan siapapun. Tetapi karena rasa sungkannya, Rafa hanya mengangguk tanpa menjawab.
"Kita berteman sekarang, hehe."
"Kamu anak orang kaya ya? namamu panjang Joe." Sepertinya Farel belum selesai berbicara.
"Tepatnya kedua orang tuaku."
"Tapi biasanya kan kekayaan orang tua itu diturunkan keanaknya. Itu sih kata ibuk."
"Mungkin." Rafa sedikit risih. Sepertinya Farel tipe cerewet dan kepo urusan orang lain.
"Farel dan Rafa ngobrolnya nanti saja setelah jam istirahat." Teguran dari wali kelas membuat Farel berhenti berbicara dan fokus pada pelajaran.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy End? - END
Teen FictionDi kehidupan ketiganya ... Rafa mulai tenang. Secercah harapan hadir ketika keharmonisan keluarga memeluk erat tubuh dinginnya. Kali ini ... Rafa memilih sedikit egois. Rafa suka kehidupan ketiganya. Bersama keluarga Caesar yang amat menyayanginya...