BAB 01

147K 4.1K 39
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

"Gue benci lo, Keira." Ucapan pria itu berhasil menyakiti hati Keira yang ke sekian kali nya. Kenapa? Kenapa Tama setega itu pada nya? Entah sudah berapa kali Keira sakit hati dengan pernyataan Tama.

"Tama.. Please.. Jangan tinggalin gue," mohon gadis itu. Mata dan pipi nya sudah di banjiri oleh air mata. Tatapan nya terlihat memohon.

Gadis itu menggenggam tangan Tama, berharap si pria tidak meninggalkan nya.

"Gue udah ga punya siapa - siapa lagi, Tam.. Papa gue udah meninggal. Kakak gue ga ngebolehin gue pulang, Tam.. Hiks.. Gue cuma punya lo," kata gadis itu lirih.

"Kenapa harus Lauren, Tama? Apa yang kurang di gue? G-gue bisa jauh lebih baik dari Lauren.."

Selanjut nya yang terjadi, tangan gadis itu di hempas dengan kasar. Wajah Tama berubah semakin dingin, tatapan nya semakin menajam, seakan siap menusuk Keira saat itu juga. Menakutkan.

"Lo ga akan pernah bisa sebaik Lauren, Keira." Ucap Tama penuh penekanan.

"Lo jauh, jauh banget di bawah Lauren. Lo itu jahat. Hati lo busuk, bahkan ke keluarga lo sendiri."

"Karena itu gue benci lo! Gue jijik sama lo, Keira. Lebih baik lo mati," hardik Tama sadis.

Pria itu kemudian mendorong tubuh Keira hingga terhuyung dua langkah. Kemudian, ia memilih pergi, meninggalkan Keira yang mematung.

Hati nya tertohok. Sakit sekali. Bukan hanya karena perkataan Tama, tapi karena memang itu kenyataan nya.

Ia jahat. Ia menjadi penyebab kematian papa nya sendiri. Ia egois. Ia membuat keluarga nya hidup dalam penderitaan. Membuat papa dan mama nya harus membanting tulang demi memenuhi ego diri nya.

"Hiks.. maaf pa.. hiks.. maafin Keira.." Keira menutup wajah nya dengan tangan. Perasaan bersalah menggerogoti hati dan pikiran nya, ia ingin menangis sejadi - jadi nya. Ia menyesal, sungguh. Jika waktu bisa di ulang, ia ingin kembali bersama papa dan keluarga nya. Tak ingin menyia - nyiakan keluarga nya demi menyenangkan diri nya sendiri.

Tapi, penyesalan tetaplah penyesalan. Tak ada yang bisa ia ubah. Kembali ke rumah nya pun, rasa nya sudah tak ada muka. Ia sudah di usir oleh kedua kakak nya.

Ada baik nya, ia mengakhiri semua ini bukan? Lebih baik ia bertemu papa nya di atas sana. Memohon ampun juga maaf, bersujud atau mencium kaki papa nya.

Iya.. Lebih baik begitu.

Gadis itu menatap sungai yang ada tak jauh dari tempat nya. Kaki nya melangkah gontai dengan sendiri nya menuju sungai itu.

Setelah nya, ia memilih menenggelamkan diri nya sendiri. Membiarkan tubuh nya hanyut oleh air sungai. Biarkan ia mati dengan rasa bersalah juga penyesalan.

Akhirnya, Tama juga Lauren bisa hidup dengan tenang. Melanjutkan sekolah mereka dengan status berpacaran. Hingga saat hari kelulusan Tama, pria itu melamar gadis nya. Mengajak sang gadis ke jenjang yang lebih serius.

Setelah nya mereka hidup bahagia, melupakan masalah - masalah yang pernah ada.

Keira? Tak ada yang menangisi kepergian nya, selain sang ibu. Tak ada yang bersimpati pada nya atau mendoakan nya selain keluarga yang pernah ia buat menderita.

The Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang