❗❗WARNING❗❗
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN
Apa pun yang ada di cerita ini, baik nama, tempat, organisasi, kejadian, dan sebagainya hanyalah fiksi belaka.Tolong beritahu saya kalau ada kesalahan penulisan kata🙏🏻
Happy reading💛
━━━━━━━━━━━━━━━━
Garis polisi mengelilingi area tempat kejadian perkara yang berada di dekat Stone Rock Bar, sebab seorang pria ditemukan tidak bernyawa di dalam mobilnya. Banyak polisi dan jurnalis yang berada di sekitar area tersebut untuk mengamati kejadian ini.
"Huh ... lagi-lagi tewas ditembak di kepala," ucap seorang pria bermarga Jeon sambil memijat pelipisnya.
"Pelaku yang sama?"
"Mungkin."
"Bukankah ini bisa menjadi kasus besar? Pembunuhan berantai?" sahut seorang wanita yang baru saja datang ke TKP. Sooyoung mengamati jasad yang belum dievakuasi itu dan yakin pelaku pembunuhan ini orang yang sama dengan kasus pembunuhan sebelumnya.
"Hanya karena luka tembak di kepala, tidak bisa diartikan sebagai pembunuhan berantai jika kita tidak memiliki bukti yang kuat," ucap Jimin menghela, kepalanya semakin pusing memikirkan kasus yang menumpuk yang belum ia selesaikan.
"Luka tembak dan tanda X di tubuh, itu bukti yang kuat, Jim!" seru Jungkook.
"Tapi di kasus ini? Ada tanda X?"
Jungkook langsung terdiam, mereka belum melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada jasad pria ini. Ia menghela dan berharap tanda X benar-benar ada di tubuh jasad pria ini, sehingga mereka bisa mengincar satu pelaku.
"Sooyoung, kau yang urus pemindahan jasad ke kantor forensik ya? aku ingin memeriksa cctv di sekitar sini," ucap Jimin berjalan menjauh dari area TKP.
"Oke!"
︻デ══一 •• ︻デ══一
Seulgi menatap sebuah foto bangunan yang sempat dia kunjungi beberapa waktu lalu di Busan. Ia menghela sambil mengelus-elus dagunya dan berpikir.
"Asrama perempuan?" gumamnya seraya menatap dalam foto bangunan itu, "memangnya ada apa dengan tempat ini? Aneh sekali."
Lalu tak lama Joohyun datang bergabung dan duduk di sebelah Seulgi. "Apa yang kau lakukan?"
Wanita dengan julukan Eaglet itu menunjukkan foto yang sejak setengah jam lalu ia amati.
"Apa ini?"
"Hasil dari clue yang kau berikan sebelumnya. Clue dari klien."
"Rumah?"
Seulgi menggeleng. "Itu asrama perempuan. Memangnya pembunuh keluargaku perempuan? Kurasa tidak."
"Mungkin yang dimaksud klien kita, pelakunya berhubungan dengan asrama ini. Kau sudah cari tahu siapa pemilik bangunan atau pengelola asrama itu?"
Lagi-lagi Seulgi menggeleng.
"Nanti kuberitahu Yoongi untuk mencari tahu tentang pemilik atau pengelola asramanya."
Seulgi hanya menghela dan mengikuti ucapan Joohyun, memang lebih baik untuk urusan browsing ditangani oleh Yoongi.
"Sekarang kau bereskan barang-barangmu, ya," titah Joohyun melangkahkan kaki meninggalkan Seulgi.
"Hah? Buat apa?"
Wanita itu berbalik, mata coklatnya menatap Seulgi smabil tersenyum tipis. "Kita akan pindah. Aku yakin, setelah ini kita tidak akan aman tinggal di sini."
"Lalu kita tinggal di mana?"
Joohyun terkekeh, kemudian menjawab, "Rahasia! Nanti kau akan segera mengetahuinya kok!"
Helaan napas kembali keluar dari mulut Seulgi, ia berjalan menuju kamarnya dan segera melaksanakan perintah Joohyun. Padahal dia sangat malas untuk berkemas.
Seulgi membuka lemarinya dan mengeluarkan semua isi lemari. Dipindahkannya semua pakaian ke dalam tas besar dan koper. Seulgi juga memilih beberapa barang yang akan ia bawa.
Lalu tiba-tiba Taehyung muncul di ambang pintu, dan itu mengejutkan Seulgi.
"Gosh! kau mengagetkanku!" seru Seulgi melempar gulungan kertas ke arah Taehyung, "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Hanya melihat-lihat saja."
"Kurang kerjaan."
"Mau kubantu?"
Garis melengkung muncul di wajah Seulgi, ia menatap Taehyung dengan senang. "Ah! Kenapa tidak bilang dari tadi? Ayo, cepat! Bantu aku!"
Taehyung melangkahkan kakinya mendekati Seulgi, ia memasukkan barang-barang yang sudah Seulgi pilih ke dalam tas dan kardus. Atensinya tertuju pada benda yang cukup besar dan lembut, dan ia tidak suka dengan benda itu.
"Ini dibawa juga?" tanyanya dengan nada kesal sambil mengangkat boneka beruang dengan cubitannya.
"Tentu!"
"Kau menyukai detektif bantat itu?"
"Hah?"
Taehyung malas mengulang ucapannya. "Aku tahu kau dengar aku."
"Tentu saja aku tidak menyukai detektif itu, cari mati saja ...."
"Lalu kenapa kau ingin membawa boneka ini juga?"
Seulgi mengernyit, ia tidak paham kenapa Taehyung terlihat tidak suka dengan boneka beruang miliknya. "Karena itu milikku, memang salah aku membawanya?"
"Salah."
"Kenapa?"
"Bisa saja boneka ini ada kamera tersembunyi, yang detektif bantat itu pasang. Seharusnya kau lebih waspada, Seul!"
"Aku sudah memeriksanya, dan tidak ada kamera di boneka itu."
Taehyung menghela. Seberapa keras ia melawan Seulgi, itu tidak mempan. Karena Seulgi sangat keras kepala.
"Terserahlah."
"Ada apa denganmu? Kenapa kau terlihat tidak suka dengan bonekaku?"
Taehyung hanya diam dan lanjut memasukkan barang-barang Seulgi ke dalam kardus.
"Hei, kau dengar aku, 'kan?"
"Ck! Sudahlah, tidak usah dibahas," gerutu Taehyung lalu meninggalkan kamar Seulgi.
Wanita itu benar-benar bingung dan heran dengan sikap Taehyung. Entah sejak kapan Taehyung bersikap seperti ini. "Dasar pria aneh," gumamnya.
Sementara itu di ruangan lain, Taehyung menegak air dingin sambil menghela panjang. Ia mendengar ucapan Seulgi yang mengejeknya "aneh".
"Justru kau yang aneh, Seul .... Ribuan kode aku berikan padamu, kau tidak pernah memahaminya. Entah IQ-mu yang rendah atau memang kau yang dasarnya tidak peka," gumamnya meletakkan gelas di meja makan.
«○●○»
To be continued ....
KAMU SEDANG MEMBACA
EAGLET - KSG [M] ✔️
Fanfiction|| AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT || Eaglet, wanita berdarah dingin yang memiliki prinsip "No Mercy for Bastards", menjadikan pistol dan pisau lipat sebagai senjata andalannya. Orang-orang seringkali tertipu akan parasnya yang cantik. Sepertinya merek...