Pemberitaan mengenai ditangkapnya Seulgi cukup menggemparkan di kalangan masyarakat, pasalnya kejahatan yang dilakukan wanita itu sangatlah besar. Semua masyarakat Korea Selatan sangat mengecam aksi Seulgi yang dinilai sadis dan tidak bermoral, mereka berpendapat bahwa wanita dengan nama lain Eaglet itu layak untuk dihukum mati. Bahkan sekelompok orang sempat berdemo di depan kantor polisi demi meminta keadilan bagi para korban yang sudah dihabisi oleh Seulgi.
"Selamat pagi, Eaglet."
Seulgi hanya memutar bola matanya ketika sapaan itu terdengar oleh telinganya, nada bicara yang dilontarkan Jimin terdengar seperti mengejek.
"Bagaimana kabar kakimu? Baik-baik saja?"
"Bersyukurlah aku cidera sekarang, kalau tidak, sudah kuhabisi kau."
Jimin terkekeh sembari duduk di kursi seberang Seulgi, menatap wanita yang baru saja keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu.
"Teman-temanmu kabur, kau tahu itu?"
Seulgi hanya diam menatap Jimin dengan tangan terborgol. Ia baru mengetahui kabar tersebut, dan sedikit berharap bahwa mereka bisa menyelamatkannya dari tempat ini.
"Mereka tidak bisa membantumu, kau sendirian sekarang. Alangkah baiknya jika kau kooperatif dalam interogasi," ucap Jimin sembari membuka dokumen penyelidikan.
"Whatever."
"So ... aku tidak mau basa-basi. Yook Daehwan, Jang Seunghan, Seo Wooram ... mereka semua mati dengan cara yang sama. Do Kwangsoo ditemukan sekarat di kediamannya. Kenapa kau menghabisi mereka semua?"
"Oh, Do Kwangsoo belum mati?"
"Syukurlah belum, tapi dia masih kritis di rumah sakit."
Seulgi menghela, sedikit kesal karena target terakhirnya masih hidup. Andaikan saat itu ia segera menghabisi pria bermarga Do tersebut.
"Dengan bertanya seperti itu, kau memang mengakui perbuatanmu. Baguslah, tapi kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau menghabisi mereka?"
"Mereka tua."
"Alasan yang konyol. Jawab dengan serius."
"Aku serius."
"Fine! Mereka orang berengsek yang pantas mati."
"Orang berengsek?"
"Ya, aku dibayar hanya untuk menghabisi orang berengsek."
Jimin mengernyit. "Dibayar? Kau pembunuh bayaran?" tanyanya yang langsung disambut dengan anggukan Seulgi, "Siapa yang menyuruhmu?"
"Aku tidak tahu, hanya Joohyun yang berkomunikasi dengan klien. Sangat jarang klien kami menyebutkan nama mereka."
"Jadi kau tidak hanya membunuh keempat orang dalam kasus ini?"
"Ya."
Jawaban dari wanita yang diborgol itu membuat Jimin tidak habis pikir. Ia tidak menyangka wanita yang ia kira bidadari, ternyata medusa pembunuh berdarah dingin.
"Kau tidak merasa bersalah?"
"Tidak, mereka semua pantas mati. Kalian pasti sudah memeriksa latarbelakang mereka, 'kan? Seharusnya kalian tahu kalau mereka pantas untuk mati karena perbuatan jahat mereka!"
"Alih-alih membunuh, sebaiknya kau melaporkan saja kejahatan mereka ke polisi."
"Melaporkan? Kau yakin jika aku melakukan itu, polisi akan segera bertindak? Bukankah selama ini polisi hanya bertindak jika ada uang?"
Sebagai bagian dari kepolisian, Jimin tersinggung dengan kalimat yang terlontar dari bibir Seulgi. "Jangan asal bicara."
"Itu kenyataan! Andaikan polisi memang bekerja dengan sepenuh hati, pasti kasus pembunuhan keluargaku sudah terpecahkan sejak dulu! Pasti pelakunya sudah tertangkap!"
"Apa maksudmu?"
Seulgi sudah tidak tahan lagi. Untuk pertama kalinya setelah belasan tahun, akhirnya ia membicarakan tentang insiden yang menimpa keluarganya kepada orang lain.
"Keluargaku tewas dibunuh saat aku masih berusia dua belas tahun. Ayahku seorang detektif sepertimu! Aku tidak tahu apa permasalahannya hingga ayahku dibunuh, tapi yang pasti pelakunya masih berkeliaran hingga saat ini! Padahal aku sudah memohon bantuan kepada semua orang bahkan ke kepolisian, tapi mereka bilang mereka tidak bisa membantu apa pun!"
Jimin tertegun, masih mencerna ucapan Seulgi. Entah kenapa fakta mengenai Seulgi selalu membuatnya terkejut.
"Aku mengerti, kita akan bahas ini di lain waktu. Sekarang kembali ke awal," ujar Jimin membaca sekilas dokumen di meja.
Detektif tersebut tidak ingin terpengaruh dengan kisah tragis keluarga Seulgi, walaupun hatinya sedikit terenyuh.
"Apakah kau tahu apa alasan klienmu meminta kau ubtuk membunuh Yook Daehwan, Jang Seunghan, Seo Wooram, dan Do Kwangsoo?"
Walau pun masih sedikit emosional, Seulgi tetap menjawab dengan jujur. "Untuk Yook Daehwan, itu beda klien. Alasan klien memintaku membunuh Yook Daehwan karena dia bandar narkoba dan dia buronan juga. Bukankah apa yang kulakukan cukup membantu kerja kalian?"
"Tidak juga, tetap saja seharusnya kau menyeret Yook Daehwan ke pengadilan jika menginginkan keadilan."
"Keadilan di dunia ini bisa dibeli dengan uang, orang seperti Yook Daehwan bisa saja bebas dari penjara dengan mudah jika dia memiliki uang dan koneksi."
Jimin menghela, nampaknya wanita yang sedang diborgol tersebut sangat membenci pihak kepolisian.
"Fine, lalu bagaimana dengan Jang Seunghan, Seo Wooram, dan Do Kwangsoo? Apa alasannya?"
"Yang kutahu, mereka terlibat dalam perdagangan manusia, perempuan dan anak. Kasusnya sudah lama, tapi mereka bebas tanpa terjerat hukuman. Akhirnya klien memintaku untuk menghabisi mereka tanpa jalur hukum."
Jimin jadi teringat dengan beberapa informasi yang sempat ia baca bersama rekan timnya, tentang kasus perdagangan manusia, perempuan dan anak. Kasus yang memang sejak lama pernah diselidiki, tapi terhenti secara tiba-tiba karena detektif yang menangani kasus tersebut meninggal dunia.
"Dan klien kami bilang, masih tersisa dua orang lagi yang menjadi targetku. Mereka termasuk dalam kasus itu dan bisa dibilang dalang utama, tapi sayangnya aku sudah ditangkap duluan," imbuh Seulgi.
"Kau sudah tahu siapa mereka?"
Seulgi mengangguk, kemudian menjawab, "Kurasa kau mengenal mereka."
"Siapa?"
"Lee Ilhoon dan Cha Myunghee."
«○●○»
To be continued ....
![](https://img.wattpad.com/cover/211099549-288-k522150.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EAGLET - KSG [M] ✔️
Fanfiction|| AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT || Eaglet, wanita berdarah dingin yang memiliki prinsip "No Mercy for Bastards", menjadikan pistol dan pisau lipat sebagai senjata andalannya. Orang-orang seringkali tertipu akan parasnya yang cantik. Sepertinya merek...