[E] 3.4 : SOOYOUNG'S PLAN

34 14 2
                                    

Dengan mengenakan pakaian tahanan berwarna hijau muda, Seulgi menunggu di bilik tahanan untuk dijemput oleh sipir sebab hari ini adalah hari sidang perdananya. Seulgi akan berangkat ke pengadilan yang dijadwalkan lima belas menit lagi.

"Apakah aku akan mati sebelum tahu siapa pembunuh keluargaku?" gumamnya, Seulgi sudah tahu hukuman apa yang akan ia dapatkan. Kemungkinan terbesar hukuman tertinggi di Korea Selatan, yaitu hukuman mati.

Di dalam ruangan yang tidak ada penjagaan itu Seulgi hanya bisa duduk manis dengan tangan terborgol. Keheningannya terusik ketika seorang pria masuk ke dalam ruangan tersebut dengan tergesa.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Seulgi datar, tapi tersirat kebingungan.

Namun, pria itu hanya diam. Dia meraih kunci yang terdapat dalam saku celananya, dan membuka borgol Seulgi.

"Apa yang kau lakukan, Jim?!"

"Diamlah jika kau ingin bebas."

"Hah?!"

Seulgi tidak paham dengan jalan pikiran Jimin. Sebelumnya detektif bermarga Park tersebut sangat serius dalam menangkap dan menginterogasinya, taoi sekarang ... dia membebaskan Seulgi? Atas dasar apa?

"Akan kujelaskan nanti, sekarang pakailah ini," ucap Jimin memberikan jaket hitam dan topi.

"Hah?!"

"Sudahlah, ikuti saja apa kataku! Cepat!"

Tatapan tidak percaya tersorot dari bola mata Seulgi, tapi wanita itu tetap melakukan apa perkataan Jimin. Jaket yang ia gunakan cukup besar pada tubuhnya.

"Lalu apa lagi?"

Tanpa sepatah kata, Jimin langsung menarik pergelangan tangan wanita itu dan membawanya keluar dari bilik tahanan. Sembari mengawasi keadaan sekitar, dengan berhati-hati Jimin membawa Seulgi pergi dari ini.

"Bersikaplah biasa saja agar tidak dicurigai," bisiknya pelan agar hanya Seulgi yang dapat mendengarnya.

"Kau akan membawaku ke mana?"

"Kau akan tahu nanti."

Ketika mereka hendak keluar dari gedung kepolisian, tiba-tiba seorang penjaga melewati mereka membuat Jimin mendorong Seulgi untuk bersembunyi. Mereka menempel ke dinding agar tidak terlihat oleh penjaga tersebut.

Posisi dua orang itu sangatlah dekat dan berhadapan, bahkan Jimin terlihat seperti menutupi Seulgi dengan tubuhnya dan situasi ini sangatlah tidak disukai wanita berambut cokelat gelap itu.

"Bisakah kau menjauh dariku?" bisik Seulgi, perlahan tangannya mendorong Jinin menjauh.

"Diamlah, dia masih ada di sini," balas Jimin merujuk pada penjaga yang masih berlalu-lalang.

"Kau terlalu dekat denganku, kau bau."

Jimin mengabaikan ucapan Seulgi dan tetap mengawasi keadaan sekitar. Ada banyak penjaga dan orang-orang suruhan Lee Ilhoon di area gedung kepolisian. Mereka berdua harus pergi dari sini sebelum sipir mengetahui Seulgi tidak berada di tempatnya.

Setelah dirasa aman, Jimin menarik wanita yang bersamanya menuju sebuah mobil yang terparkir di belakang gedung sekitar setengah jam yang lalu. Pintu mobil terbuka dan Jimin langsung mendorong Seulgi masuk ke dalam mobil.

Jimin duduk di kursi depan dengan seorang pria yang berada di sebelahnya sebagai supir. "Cepat, bawa kita pergi dari sini."

Pria yang menjadi supir tersebut seketika menancap gas dengan cepat. Dan pria itu sangat dikenali oleh Seulgi.

"Taehyung?"

Bagaimana bisa pria yang memiliki tahi lalat di bawah mata itu berada di sini? Bersama mereka? Bersama Jimin? Padahal dia termasuk DPO.

"Tolong jelaskan apa yang terjadi! Aku tidak mengerti mengapa kalian membawaku pergi!"

Mobil yang mereka tumpangi melaju di antara ramainya jalanan kota, dengan lihat Taehyung mengendarai kendaraan bermotor tersebut menyalip beberapa mobil lainnya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Tentu tindakannya menarik perhatian banyak orang.

"Jawab aku!" seru Seulgi yang sedari tadi tidak diberi jawaban atas rasa penasarannya.

Cukup lama kedua pria itu tidak merespon Seulgi, hingga akhirnya ketika mobil memasuki wilayah pegunungan Ansan. Jimin menoleh ke belakang, menatap wanita yang masih dilanda kebingungan.

"Aku hanya melakukan apa yang dikatakan Sooyoung, dia memintaku untuk membebaskanmu dan pergi kabur. Dia bilang bahwa aku berada di pihak yang salah, dan aku harus memihak padamu."

Seulgi terdiam, dia masih belum memahami makna perkataan Jimin.

"Pihak yang salah? Siapa?"

"Lee Ilhoon. Selama ini dia yang mengusahakan segala cara untuk membantuku menangkapmu. Namun, setelah aku mendengar semua penjelasan dari Sooyoung, aku tahu apa yang harus kulakukan dan aku bersedia menentang kepolisian dan Lee Ilhoon."

Menentang kepolisian? Dua kata yang cukup mengejutkan bagi Seulgi, terlebih yang mengatakannya adalah seorang detektif yang terkenal akan keprofesionalan di bidangnya. Dan sekarang dia menentang kepolisian?

"Lee Ilhoon dan Cha Myunghee, mereka memang dalang dari kasus perdagangan manusia seperti yang kau katakan saat aku menginterogasimu. Dan mereka sudah mengincarmu sejak dulu, Seul ... mereka ingin menghancurkanmu sebelum kau menghancurkan mereka. Maka dari itu Sooyoung menyuruhku untuk membawamu kabur, karena kami tidak memiliki bukti yang sangat kuat untuk mengangkat kasus perdagangan manusia tersebut. Terlebih mereka berdua orang yang cukup powerfull dan dapat melakukan apa pun yang mereka mau," jelas Jimin panjang lebar.

"Dan sekarang kau benar-benar memihak pada kami?"

Jimin mengangguk. "Ya. Aku tahu bagaimana sifat Lee Ilhoon dan dia snagat licik."

"Lalu bagaimana bisa kau bertemu dengan Taehyung?"

Pria yang sedari tadi mengendarai mobil tersebut akhirnya buka suara. "Ini termasuk dari rencana Sooyoung juga."

Sooyoung? Ada apa dengan wanita itu? Mengapa dia terlihat seperti memiliki rencana, hingga membantu Seulgi kabur dan menentang Lee Ilhoon? Bukankah dia hanya detektif polisi biasa? Mengapa Sooyoung bersikap seolah dia berada di posisi yang kuat?

«○●○»

To be continued ....

EAGLET - KSG [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang