❗❗WARNING❗❗
CERITA INI MENGANDUNG UNSUR KEKERASAN
Apa pun yang ada di cerita ini, baik nama, tempat, organisasi, kejadian, dan sebagainya hanyalah fiksi belaka.Tolong beritahu saya kalau ada kesalahan penulisan kata🙏🏻
Happy reading💛
━━━━━━━━━━━━━━━━
Dor!
Bidikan Seulgi meleset. Awalnya dia menargetkan dada Do Kwangsoo, tapi meleset ke perut pria itu karena saat seseorang tiba-tiba muncul dari ruang tamu. Orang itu terlihat sangat kaget saat mendapati Do Kwangsoo bersimbah darah dan merintih kesakitan.
"Sial," gumam Seulgi. Kini ada orang lain yang melihat aksinya, dan ia tidak mungkin membiarkan orang itu melaporkan apa yang telah ia perbuat.
Dengan mengabaikan rintihan Do Kwangsoo, Seulgi langsung menghadap orang itu dan menodongkan pistolnya.
"T-Tolong jangan tem—"
Terlambat, Seulgi telah menarik pelatuk pistolnya dan peluru meluncur menembus dada orang itu sembari berkata, "Ini salahmu karena datang di waktu yang tidak tepat."
Orang itu terkapar, peluru yang menembus dada berhasil menghilangkan nyawa orang yang tak lain adalah asisten Do Kwangsoo. Ya, dia tewas di tempat. Sementara, Do Kwangsoo masih berjuang dengan rasa sakit yang dia rasakan. Napasnya tersengal-sengal dan ia berusaha bergerak menjauhi Seulgi yang berjalan mendekat.
"Kenapa ... kenapa kau melakukan ini?!"
"Aku 'kan sudah bilang, aku hanya ingin kau pergi ... dari dunia ini."
"Tapi kenapa? Apa salahku?!"
"Salahmu? Hm ... tanya saja klienku."
Sedetik kemudian Seulgi menghantam kepala Do Kwangsoo menggunakan vas bunga yang ada di atas meja, yang menyebabkan pria itu langsung tak sadarkan diri.
Entahlah dia masih hidup atau tidak, Seulgi belum sempat memastikan sebab Taehyung mengatakan bahwa ada polisi yang akan datang di gedung apartemen tersebut.
"Seul, cepatlah pergi dari sini. Gawat! Polisi datang! Pergilah lewat pintu belakang!" serunya melalui earpiece-nya.
Tanpa pikir panjang, Seulgi langsung pergi dari unit apartemen Do Kwangsoo dan turun ke lantai satu melalui tangga darurat.
Ia sempat sedikit takut akan tertangkap, namun Seulgi segera menepis pikiran itu. Seulgi menuruni tangga sambil menembak kamera cctv yang ada di setiap lantai, karena ia tidak yakin Yoongi akan menghapus rekaman cctv di gedung itu dengan segera.
"Sial, siapa yang sempat menelpon polisi?!" gumamnya mengeluarkan sumpah serapah saat sudah keluar dari gedung apartemen tersebut.
︻デ══一 •• ︻デ══一
Jimin memijat kepalanya saat ia melihat suasana ruang tengah apartemen Do Kwangsoo. Sekitar satu jam yang lalu, seseorang melaporkan bahwa ada penembakan di gedung ini dan Jimin kehilangan jejak pelaku.
Do Kwangsoo ditemukan dalam keadaan sekarat, dan sekarang dia dibawa ke rumah sakit. Sedangkan, asisten Do Kwangsoo ditetapkan tewas ditempat dan langsung dilakukan penyidikan.
Kasus yang harus Jimin selidiki kini bertambah lagi, tapi untungnya adalah salah satu korban masih hidup dan kemungkinan ini akan memudahkan mengungkapkan siapa pelakunya.
"Peluru," ucap Jungkook menunjukkan kantong bukti transparan yang berisikan satu butir peluru yang ia temukan di sekitar jasad asisten Do Kwangsoo.
Jimin mengamati peluru itu dan merasa seperti familiar di pandangannya. "Pelurunya mirip dengan peluru ... kasus Moon Seojun yang dipegang oleh Detektif Kim, kau ingat?"
Jungkook mengangguk, ia menyimpan kantong bukti itu ke saku jasnya. "Ya, kita pastikan saja nanti di kantor. Sekarang kita harus mencari bukti lain, ayo kita periksa rekaman cctv."
Mereka segera keluar dari unit apartemen Do Kwangsoo, membiarkan tim forensik yang lainnya mencari jejak pelaku atau barang bukti lainnya di sana. Sedangkan mereka pergi ke ruang pengawas yang ada di lantai satu untuk memeriksa rekaman kamera cctv. Kali ini mereka hanya berdua, karena tiba-tiba saja Sooyoung tidak bisa datang karena ada urusan pribadi.
"Semoga saja setelah ini kita tidak stress, Jim," celetuk Jungkook saat mereka berada di dalam lift. Satu kasus saja berhasil membuatnya pusing, tapi kali ini empat kasus sekaligus.
"Hahaha ... bukan stress, tapi gila. Aku hanya berharap gajiku dinaikkan."
"Dinaikkan empat kali lipat, huh?"
Jimin terkekeh pelan dan mengangguk. "Benar! Aku terheran kenapa kasus-kasus ini diserahkan ke tim kita semuanya, kenapa tidak dibagi dengan tim lain ...."
"Mungkin, Ketua Jung lebih mempercayai kinerja kita? Walau pun salah satu detektif di tim ini sedikit terganggu dengan urusan cintanya."
Sontak Jimin memberikan tatapan kesal apda pria di sebelahnya yang berkata sarkas. "Kau menyindirku?"
"Oh? Kau merasa tersindir?"
Dulu saat awal mereka bertemu, Jimin merasa Jungkook adalah orang yang ramah, baik, sopan dan lembut. Namun, nyatanya ketika mereka semakin dekat dan kenal satu sama lain, Jungkook mulai mengeluarkan sisi aslinya atau yang Jimin sebut sebagai sisi monster yang cukup membuat pria bermarga Park itu kesal.
"Yaa ... menurutmu?"
"Baguslah kalau kau merasa tersindir karena memang itu tujuanku," jawab Jungkook terkekeh.
"Untung kau rekanku, andai saja kau orang asing atau tidak terlalu dekat denganku mungkin wajahmu sudah babak belur sekarang."
"Aduh! Aku takut~" sahut Jungkook dengan nada mengejek. Mungkin pria ini bersikap menyebalkan karena efek terlalu pusing dari kasus yang ia tangani.
Tak lama kemudian mereka sampai di lantai satu, dan langsung keluar dari lift. Ruang pengawas berada di dekat meja resepsionis, kebetulan di sana sudah ada satu orang polisi yang sedang berbicara dengan petugas keamanan di gedung apartemen ini.
Polisi tersebut menyadari kehadiran Jimin dan Jungkook. Kerutan di dahi terlihat jelas, helaan napas panjang berhembus dari hidungnya disertai mulut yang terkatup rapat.
"Bagaimana? Kau melihat sesuatu di rekaman kamera cctv-nya?"
Polisi itu menggeleng. "Rekamannya hilang, sudah dihapus."
"Semuanya atau hanya di lantai lima saja?"
"Semuanya. Pelaku pasti sudah memperkirakan apa saja yang mereka lakukan, apa saja yang dapat melindungi mereka dari kejaran polisi."
Sama seperti kasus sebelumnya, rekaman kamera cctv selalu hilang. Ini membuat kepala Jimin kembali pening.
"Rekaman cctv-nya bisa dipulihkan, 'kan?"
"Bisa, tapi membutuhkan waktu ... kata petugas keamanan di sini, rekamannya akan pulih sekitar satu atau dua hari lagi," jelas polisi itu, "Kami juga memeriksa cctv di lantai lima dan tangga darurat, di sana semua cctv rusak karena ditembak."
"Kalian temukan peluru di sekitar situ?"
"Iya, pelurunya sudah diamankan dan akan dijadikan barang bukti penyidikan."
"Bagus. Lebih baik sekarang kita fokus dulu dengan mencari saksi dan menunggu Do Kwangsoo sadarkan diri."
Sementara itu di tempat lain ....
Seulgi mengendarai mobil dengan kecepatan penuh membelah jalanan sepi yang mengarah ke rumah barunya yang terletak di pinggir kota. Ia hanya sendirian karena terpisah dengan Taehyung tadi. Pria itu menyuruhnya pergi lebih dulu, dan sekarang Seulgi tidak tahu Taehyung berada di mana. Panggilan teleponnya pun tidak diangkat sama sekali.
"Sial!"
«○●○»
To be continued ....
KAMU SEDANG MEMBACA
EAGLET - KSG [M] ✔️
Fanfic|| AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT || Eaglet, wanita berdarah dingin yang memiliki prinsip "No Mercy for Bastards", menjadikan pistol dan pisau lipat sebagai senjata andalannya. Orang-orang seringkali tertipu akan parasnya yang cantik. Sepertinya merek...