[E] 2.3 : DOUBT

32 19 1
                                    

"Ke mana saja kau? Aku 'kan sudah bilang untuk tetap berada di mobil, kenapa pergi?" tanya Taehyung, suaranya terdengar datar dan sedikit kesal.

"Jimin yang memaksaku untuk bicara di kafe itu," jawab Seulgi sembari menunjuk kafe yang ia kunjungi tadi, "dia bertanya tentang mengapa aku berhenti kerja dan pindah rumah."

"Kenapa kau tetap merespons dia? Bukankah kau sudah tahu bahwa detektif bodoh itu yang menangani kasusmu? Kau bisa saja tertangkap jika dia tahu kau pelakunya."

Seulgi menghela, ia menatap pria di sebelahnya yang berwajah masam. "Aku sudah menjauhinya, tapi dia selalu mendekatiku!" ujar Seulgi beralasan, "lagipula kenapa kau selalu terlihat kesal saat membahas Jimin?"

Taehyung hanya diam, kemudian menyalakan mesin mobil dan melajukannya ke tempat tinggal Do Kwangsoo. Ia memilih bungkam daripada harus menjawab pertanyaan Seulgi, karena jika dia melakukannya, ia takut Seulgi akan mengetahui tentang perasaan yang selama ini Taehyung pendam.

"Wait! Kita pergi ke mana? Bukankah kita akan menunggu Do Kwangsoo pulang kerja?" tanya Seulgi terheran, tapi yang ia dapatkan hanyalah keheningan. Taehyung sama sekali tidak menjawab pertanyaan Seulgi.

"Tae! Kau bisu atau gimana sih? Kenapa diam saja? Kita pergi ke mana?"

"Diamlah."

Nada bicaranya yang dingin membuat Seulgi bungkam, ia tidak mengerti dengan perubahan sikap Taehyung. Apakah dia kesal karena dia tidak menuruti ucapannya untuk tetap tinggal di mobil, atau karena hal lain?

"Kau kesal karena apa? Bilang padaku."

Taehyung menoleh, tatapannya tajam dan dingin. Namun, ia tidak mengeluarkan sepatah kata apa pun dan memilih untuk tetap fokus mengendarai mobilnya.

Seulgi menghela kembali, ia memutuskan untuk tidak bertanya lagi karena pada akhirnya ia tahu Taehyung tidak akan menjawabnya. Pria itu selalu memilih diam saat moodnya sedang buruk.

Suasana menjadi hening, hanya deru mesin mobil yang terdengar. Taehyung mengendarai mobil dengan kecepatan normal menuju kediaman Do Kwangsoo yang cukup jauh dari gedung LIH Group. Pria itu memiliki perubahan kecil pada rencana malam ini.

"Aku tadi bertemu dengan target saat memasang kamera tersembunyi," ucap Taehyung akhirnya membuka suara, "sepertinya, dia mencurigaiku ... tapi aku tidak yakin."

Pengakuan Taehyung membuat Seulgi sedikit terkejut. Walau pun pria itu sudah menyamar, tapi tetap saja rasa cemas akan dicurigai tetap muncul.

"Dia mengatakan sesuatu?"

"Dia hanya bertanya apa yang sedang kulakukan di gedung itu. Tentu aku mengaku sebagai teknisi listrik untuk melakukan pemeriksaan pada kontrol listrik di sana, tapi dia bilang dia tidak mendapatkan laporan tentang adanya masalah listrik. Dia juga bertanya tentang namaku."

"Lalu kau menjawab apa?"

"Aku mengatakan bahwa namaku Hyunsuk. Tenang saja, aku waras ... jadi aku tidak akan menjawab dengan nama asliku."

Seulgi menghela lega, lalu ia memandang tablet yang ia pegang yang menampilkan monitor dari kamera-kamera yang dipasang Taehyung tadi di gedung LIH Group.

"Kau tahu di mana ruangan Do Kwangsoo?"

Taehyung mengangguk, matanya tetap fokus ke jalan. "Tahu, tapi nanti saja kutunjukkan."

"Oke."

Keduanya kembali hening. Yang satu fokus menyetir, dan satunya fokus mengawasi tablet yang menampilkan monitor kamera tersembunyi.

"By the way ... apa yang dikatakan detektif tadi padamu?" tanya Taehyung, pertanyaan ini mengganggunya sedari tadi. Walau pun ia kesal, tapi ia tetap penasaran dengan pembicaraan antara Seulgi dengan Jimin.

"Oh, maksudmu Jimin?"

Taehyung mengangguk.

"Seperti yang kubilang tadi, dia hanya menanyakan kenapa aku pindah dan berhenti kerja. Lalu dia juga mengungkapkan perasaannya, dia menyukaiku."

Sudah Taehyung duga, detektif itu memang menyukai Seulgi karena terlihat jelas dari gerak-geriknya saat berinteraksi dengan Seulgi. Taehyung merasa langkahnya seperti terpotong oleh seseorang.

"Lalu apa yang kau katakan?"

"Aku bilang aku akan memberi dia kesempatan jika dia membiarkan aku pergi," jawab Seulgi jujur, "sebenarnya itu hanya alasan saja agar aku bisa pergi, karena dia selalu mencegahku dan meminta jawaban dariku."

"Kau menyukainya?"

Seulgi langsung terbahak. "Hei, Taehyung! Kau bercanda, ya? Tentu saja aku tidak menyukai detektif itu! Dia menyebalkan dan bukan tipeku!"

Mendengar ucapan Seulgi membuat Taehyung sedikit lega, setidaknya wanita itu tidak terpengaruh dengan pengakuan cinta dari Jimin. Dan setidaknya dia masih memiliki kesempatan.

︻デ══一 •• ︻デ══一

Malam telah tiba, kini Seulgi dan Taehyung bersiap untuk menjalankan misi. Mereka sudah melihat kedatangan target di rumahnya dan langsung melakukan penyamaran.

"Perubahan rencana. Malam ini kita tidak akan melakukan tembakan dari jarak jauh, karena ternyata tempat tinggal target tidak bisa dijangkau dari jarak jauh," ucap Taehyung sambil mempersiapkan pistol dan amunisinya, "jadi kita akan berhadapan dengan target, bisa 'kan?"

"Bisa."

"Bagus. Apakah kau gugup? Do Kwangsoo itu mantan gangster juga."

Seulgi terdiam sejenak lalu menggeleng. "Aku tidakk takut, lagi pula aku tidak sendirian malam ini," ucapnya tersenyum pada Taehyung.

Jadi, malam ini Seulgi akan menyamar sebagai tukang 'pijat', ia tahu bahwa Do Kwangsoo sering memanggil jasa layanan pijat ke rumahnya. Sementara, Taehyung hanya akan mengawasi dari luar. Pria itu tidak bisa ikut masuk bersama Seulgi, karena Do Kwangsoo sempat melihat wajahnya tadi.

"Sudah siap?"

Seulgi mengangguk, kemudian mereka berdua keluar dari mobil dan berjalan menuju gedung apartemen Do Kwangsoo. Tempat tinggal sekretaris dari LIH Group itu berada di lantai lima, dan mereka berdua menggunakan lift untuk naik ke lantai tersebut.

Taehyung memperhatikan Seulgi, memastikan semuanya sudah aman.

"Pistol kau taruh di mana?"

Seulgi menunjukkan sebuah kantong kecil yang melingkar di paha kanan, terdapat pistol kesayangannya di sana.

"Pisau lipat?"

Wanita itu mengeluarkan pisau lipat yang ia sembunyikan di balik handsock-nya, ia sedikit menyeringai pada Taehyung. "Ck ... kau meragukan aku, Tae? Aku tahu semua yang kubutuhkan dan aku sudah menyiapkan semuanya, so ... tenang saja. Semuanya aman."

Taehyung terkekeh, ia hanya sedikit cemas karena ia tahu bahwa target kali ini bisa dibilang lebih sulit daripada target sebelumnya. Ia hanya takut jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Namun, Taehyung memilih untuk percaya pada Seulgi bahwa semuanya akan berjalan dengan baik dan lancar. Semoga saja ....

«○●○»

To be continued ....

EAGLET - KSG [M] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang