Di ruangan yang berdinding gelap dan diterangi oleh bohlam di tengahnya, seorang pria berusia empat puluh lima tahun duduk dengan setelan hitamnya dan rambut yang disisir rapi. Ia menunggu kedatangan orang yang akan menginterogasinya.
Tak lama suara pintu berdecit dan seseorang masuk ke dalam ruangan tersebut sambil membawa laptop dan map di tangannya.
"Kupikir kau tidak akan datang, Pak," ucap Jimin dengan sedikit sarkas, "biasanya 'kan kau tidak akan mau datang jika diundang oleh pihak kepolisian atau kejaksaan."
"Aku datang karena aku tahu temanku merupakan korban di kasus ini," ucap pria itu dengan datar, matanya menyorot ketidaksukaannya pada Jimin. Ia tidak suka dengan sikap Jimin yang menyinggung tentang perbuatan yang sering dilakukannya di masa lalu.
"Berempati, ya? Baguslah ... ini akan memudahkan pekerjaan kami," balas Jimin dengan menyunggingkan senyuman. Dia membuka laptop dan mapnya, membaca sekilas data yang dia bawa.
"Jangan lama."
Sontak Jimin terkekeh mendengar permintaan pria itu. "Tentu saja aku tahu itu, Pak. Kau 'kan orang penting, aku tidak akan membuang-buang waktumu."
Jimin sedikit berdeham lalu membacakan list pertanyaan yang sudah ia buat. "Pak Lee Ilhoon yang terhormat," ucapnya sedikit sarkas, "setelah kutelusuri, katanya kau memang bersahabat dengan Jang Seunghan dan Seo Wooram. Apakah betul?"
Pria di seberang Jimin bernama Lee Ilhoon itu mengangguk pelan. "Ya, tapi beberapa bulan terakhir aku tidak pernah berhubungan dengan mereka."
"Kenapa?"
"Aku sibuk."
Jimin terkekeh pelan sambil melihat-lihat beberapa foto yang ia bawa. "Dan katanya kalian bertiga juga berteman dengan Cha Myunghee? Istri dari Kepala Kepolisian Seoul, apakah betul?"
Lee Ilhon terdiam sejenak lalu mengangguk, dan menjawab, "Ya."
"Pantas saja kalian terlihat dekat di foto itu," ucap Jimin menyodorkan foto yang beberapa hari lalu sudah ia cetak, "terlebih kau dengan Cha Myunghee."
"Aku tidak memiliki hubungan apa pun selain berteman dengan Cha Myunghee."
Gotcha! Jimin langsung terkekeh lagi mendengar penuturan Lee Ilhoon. "Hm? Memangnya aku pernah mengatakan kalau kalian memiliki hubungan intens? Kenapa kau mengatakan itu tadi seolah mengonfirmasi sesuatu?"
Pria bermarga Lee itu terdiam, helaan panjang terhembus dari mulutnya. "Pertanyaanmu menyiratkan tuduhan."
"Bagian mana?"
Lee Ilhoon terdiam lagi, tatapannya tajam menyorot kepada Jimin. Pria di depannya itu benar-benar menguji kesabaran.
"Sudahlah. Tanyakan intinya saja."
"Pertanyaanku tadi termasuk inti juga, Pak."
"Pokoknya ucapanmu tadi seolah menyudutkan aku! Aku dan Cha Myunghee dan yang lainnya hanya berteman. Kami bersahabat, titik!"
Jimin tertawa pelan sembari menyandarkan punggung ke kursi. Ia menyibak rambutnya ke belakang sambil menatap Lee Ilhoon. "Oke, aku percaya. Namun, apakah kau tahu Jang Seunghan dan Seo Wooram memiliki musuh? Seorang wanita?"
"Tidak, aku tidak tahu," jawab Lee Ilhoon dengan cepat, "Setahuku mereka hanya memiliki musuh pria, bukan wanita."
"Kau tahu siapa saja mereka? Musuhnya?"
Lagi-lagi Lee Ilhoon menggeleng. "Tidak. Aku terlalu sibuk untuk mengetahui siapa musuh mereka, musuhnya cukup banyak."
Lalu Jimin menyodorkan salah satu foto hasil tangkapan dari cctv, di foto itu ada seorang wanita yang berpakaian serba hitam dan memakai kacamata hitam. "Kau kenal dia? Dari segi postur tubuh?"
Lee Ilhoon mengamati foto tersebut, yang sama dengan yang ia lihat beberapa waktu lalu saat sekretarisnya menunjukkan foto ini. "Sayangnya, tidak ... tapi kurasa dia wanita yang cukup muda."
"Benar. Dia tertangkap di beberapa kamera cctv di sekitar TKP Jang Seunghan dan Seo Wooram. Ada beberapa orang yang sempat melihatnya dan menyebut dia sebagai Eaglet."
"Eaglet?" tanya Lee Ilhoon mengernyit.
"Ya, aku tidak tahu kenapa orang-orang menyebutnya sebagai Eaglet."
Lee Ilhoon menghela dan terdiam sejenak. Matanya tidak terlepas dari foto tersebut. "Aku bisa menbantumu, jika kau mau."
"Bagaimana caranya?"
"Aku memiliki banyak relasi dan anak buah, aku bisa mnecari seseorang dalam waktu singkat."
"Tapi kami saja tidak tahu wajah dari wanita ini."
"Itu hal yang mudah, aku bisa mencarinya. Bagaimana, kau mau kubantu?"
Jimin terdiam dan berpikir, ini tidak biasanya seorang Lee Ilhoon menawarkan bantuan. Karena sejak dulu keluarga Jimin dan Lee Ilhoon tidak akur.
"Kau pasti menginginkan sesuatu 'kan? Makanya kau menawarkan bantuan padaku."
Lee Ilhoon tertawa, dan seringai tipis terukir di bibirnya. "Aku mudah ditebak, huh?"
"Aku tidak perlu bantuanmu, Pak Tua. Aku memiliki tim yang bagus dan kompeten, kami bisa memecahkan kasus ini dengan segera."
"Yakin?"
︻デ══一 •• ︻デ══一
Darr!
Suara bantingan pintu mengejutkan seisi ruangan. Jungkook dan Sooyoung menatap heran ke arah Jimin yang wajahnya terlihat gusar.
"Kau kenapa, Jim?"
"Sepertinya sesuatu tidak berjalan dengan rencananya," sahut Sooyoung yang cukup hapal dengan sikap Jimin.
"Well, kita cuma manusia biasa yang hanya bisa merencanakan sesuatu. Untuk jalannya rencana tersebut lancar atau tidak, itu urusan Tuhan." Jungkook berucap dengan kata-kata mutiara.
"Wah, kau bisa bijaksana dan religius juga, ya."
Jungkook mengangguk, ia akui dia pria yang cukup taat agama. Ia merasa bangga dengan ucapannya tadi, dan ekspresinya itu cukup membuat Sooyoung sedikit merasa aneh hingga mengeluarkan tatapan 'julid'.
"Dasar brengsek!" gerutu Jimin sambil membanting mapnya di meja.
"Kau marah pada kami?" tanya Sooyoung.
"Tidak."
"Lalu?"
"Pria tua bangka itu ... sangat menyebalkan! Bagaimana bisa dia meremehkan kinerjaku sebagai detektif?! Sialan!" Jimin mengeluarkan sumpah serapahnya, ia benar-benar tidak terima diremehkan oleh Lee Ilhoon saat di ruang interogasi tadi.
"Bukankah itu memang benar, ya? Tiga kasus belum terselesaikan ... tidak, empat kasus termasuk kasusnya Moon Seojun dulu," ucap Jungkook mengingatkan, yang membuat Jimin semakin kesal.
Sooyoung mengangguk setuju. "Benar, kinerja kita memang sedang menurun. Entah apa penyebabnya, mungkin karena kau jatuh cinta pada wanita siapa itu? Seulgi?"
"Iya, Seulgi!" sahut Jungkook.
Jimin mengernyit sambil menatap Sooyoung heran. "Apa maksudmu? Apa hubungannya dengan jatuh cinta?"
"Tentu saja ada hubungannya! Perasaan cinta biasanya melemahkan seseorang, bahkan orang yang sangat pintar atau hebat sekalipun bisa bodoh karen cinta. Makanya, Jim ...," ucap Sooyoung sambil menepuk bahu pria itu, "jangan jatuh cinta demi keberhasilan penyelidikan ini."
"Itu alasan yang konyol."
«○●○»
To be continued ....
![](https://img.wattpad.com/cover/211099549-288-k522150.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EAGLET - KSG [M] ✔️
Фанфик|| AKAN DIREVISI SETELAH TAMAT || Eaglet, wanita berdarah dingin yang memiliki prinsip "No Mercy for Bastards", menjadikan pistol dan pisau lipat sebagai senjata andalannya. Orang-orang seringkali tertipu akan parasnya yang cantik. Sepertinya merek...