"Tara!" Ucap gadis itu merentangkan tangannya lebar, membelakangi hamparan langit biru yang terlihat jelas dari atap sekolah mereka. Taiju memberikan gadis itu tepuk tangan yang meriah. Pemuda itu kemudian memuji-muji [Name], yang membuat sang Gadis semakin besar kepala.
"Bagaimana, Senku. Kau tidak mau memuji [Name]-sama ini?" [Name] mengusap rambut pendeknya ke belakang, kemudian menggerling ke arah Senku dengan kepercayaan diri tingkat maksimal. Senku menghela napasnya perlahan, kemudian mengamati kondisi atas sekolah yang hampir tidak pernah dijangkau oleh manusia. Gadis ini memang sinting.
"Bagaimana kau bisa mencuri kunci itu?" Tanyanya menutup pintu di belakangnya. Dia kemudian melangkah maju mendekati dua sahabatnya.
"[Name] mencurinya?" Taiju tampak sangat terkejut mendengar penuturan Senku.
"Hah? Jika tidak, bagaimana dia bisa mendapatkan kuncinya? Bahkan guru di saat upacara penerimaan siswa baru menegaskan bahwa kita tidak boleh mendekati atap." Senku mengorek telinganya dengan jari kelingking kemudian meniup jari itu.
"[Name]! Mencuri itu tidak baik! Bagaimana jika kau mendapat hukuman nantinya!" Seru pemuda itu tampak sangat panik. Sementara gadis yang dinasihati tampak tak peduli kemudian meregangkan tubuhnya.
"Aku tidak akan mendapat masalah, kok. Aku sudah mengamati tiap kali bolak-balik mengambil kunci ruangan klub sains dan perpustakaan. Kuncinya tergabung di antara kunci-kunci ruangan klub dan gudang, sehingga tidak akan ada yang sadar." Gadis itu bersandar pada pagar pembatas kemudian memiringkan kepalanya dengan santai seolah tak peduli. Gadis ini tahu pasti bahwa guru-guru itu menyukainya dan menyalahgunakan itu.
"Tetapi, Taiju. Aku harus memberitahukan sesuatu yang penting." Gadis itu kemudian duduk di bawah, mengisyaratkan Senku dan Taiju untuk ikut duduk di dekatnya. Mereka kemudian duduk berhadapan satu sama lain, membentuk segitiga. Senku menatapi mata sang Gadis, menebak omong kosong jenis apa lagi yang akan keluar dari mulutnya.
"Kau tahu mengapa atap sekolah ini ditutup tidak seperti atap SD kita dulu?" Senku memicing saat Taiju menggeleng dengan serius. Saat mengalihkan pandangannya ke arah [Name], dia bisa melihat bagaimana rasa antusias tergambar dengan jelas pada matanya.
"Karena ada yang pernah bunuh diri di atap sini." Ucap gadis itu setengah berbisik. Taiju menyambut pernyataan gadis itu dengan terkesiap sangat dramatis.
"Kemudian, satu minggu setelah kejadian itu, saat ada lima anak yang bermain di atas sini, tiga dari mereka terdorong dari atas." Taiju terkesiap lebih parah lagi. Senku hanya bisa tersenyum tipis menatapi gadis itu.
"Menurut pernyataan dari dua orang yang selamat, awalnya mereka mendengarkan bunyi pintu yang dibuka. Saat mereka menoleh..." Gadis itu dengan sengaja memutus ucapannya, membuat si Otak Otot meneguk ludah, menanti dengan rasa takut.
"Mereka menemukan si Gadis yang bunuh diri itu dengan wajah yang hancur!" Taiju terkejut berkat permainan intonasi milik [Name]. "Gadis itu berkata, 'mengapa kalian melihat ke arahku? Jangan lihat ke arahku. Aku jele-'"
Di saat itu, kenop pintu diputar terdengar dari belakang. Derit pintu saat digeser perlahan terdengar sangat mencengkam bagi Taiju. Pemuda itu tanpa rasa ragu merangkul kedua sahabatnya dengan tergesa-gesa kemudian berteriak, "Jangan dilihat! [Name]! Senku!"
Saat bahunya bersentuhan dengan milik [Name], Senku bisa merasakan bagaimana bahunya bergetar dengan hebat. Dia bisa menebaknya. Pasti gadis ini sedang mati-matian menahan tawanya. Taiju bodoh. Tak lama, Senku dikejutkan saat Taiju berteriak kencang dan mendorong mereka berdua menjauh.
"LARILAH, [NAME], SENKU!" Pekiknya dengan heboh seolah merelakan dirinya untuk dimangsa oleh sang Hantu.
"Em, ada apa ini?" Tanya Yuzuriha yang tangannya di atas pundak milik Taiju. Di saat itu, [Name] dan Senku tak dapat menahan tawanya. Keduanya tertawa terbahak-bahak memukuli lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity [I. Senku x Reader]
Fanfiction"Meski Merkurius lebih dekat dengan matahari tetapi Venus memiliki temperatur yang lebih panas. Kok bisa begitu? Terdengar keren!" Tanya gadis itu antusias. Matanya berbinar-binar kala mendengarkan ocehan dari anak laki-laki dengan sejuta pengetahua...