"Ojamashimasu..." Suara pelan gadis itu keluar seiring dia melangkahkan kakinya ke dalam rumah temannya bersama kedua teman laki-lakinya. Ini adalah pertama kalinya dia pergi ke rumah teman! Sosok pria paruh baya muncul dari ruang tamu.
"Wah! Selamat datang!" Pria dengan kumis tipis itu menyambut mereka bertiga dengan senyuman hangat.
"Aku tak pernah menyangka anakku akan bisa membuat banyak teman." Pernyataan itu dilontarkan olehnya diiringi dengan tawa kecil begitu melihat anggota baru di dalam kelompok anaknya.
"Watashi wa [Last Name] [Name] desu, hajimemashite Ishigami-san." Gadis itu menundukkan kepalanya. Dua anak laki-laki itu sudah masuk ke dalam terlebih dahulu, meninggalkannya sendirian. Menyebalkan.
"Panggil saja aku Byakuya, [Name]." Senyuman hangat pria itu menyapanya. Apakah mereka sungguh ayah dan anak? Senyuman mereka sudah cukup untuk menjelaskan perbedaan krusial di antara keduanya.
"[NAME]! Cepat kesini!" Suara Senku bergema dari sebuah ruangan di dalam unit apartemen ini. [Name] kecil segera berlari kecil menghampiri temannya kala Byakuya memberinya isyarat untuk segera pergi ke kamar anaknya.
Begitu dia melangkah masuk, matanya terpana dengan isi kamar pemuda kecil itu. Puluhan buku sains tersusun rapi pada rak buku, sebuah teleskop besar bertengger pada salah satu sudut ruangan yang dekat dengan jendela, dia bahkan punya mikroskop!
"Kekeke, kemarilah. Malam ini Saturnus dapat dilihat dengan jelas. Aku sudah mengatur teleskopnya." Senku kecil menarik tangannya dan menggiringnya ke arah teleskop besar itu. Begitu [Name], yang kala itu berusia delapan tahun, mendekatkan matanya pada lensa teleskop, dia segera terpana pada planet bercincin yang terlukis dengan indah di antara kegelapan malam. Rasa antusias menjalar di hatinya, matanya berkaca-kaca menatapi keindahan semesta yang luas ini. Dia jatuh cinta!
================================
"Tsk... Hora, Okiro! [Name]! " Membangunkan gadis ini ternyata sangat membutuhkan kesabaran! Dan ketika dia merasa tidurnya terusik, dia berbalik membelakangi Senku sambil menutupi telinganya dengan kedua tangannya. Kesabaran Senku sudah habis, dia berdiri lalu menginjak-injak perlahan bokong perempuan itu dengan penuh rasa geram.
"Senku, kau benar-benar..." Kohaku menatap iba dari pintu gudang.
"Bangun, Cewek sinting."
Gadis itu akhirnya duduk dengan mata tertutup. Dia mengerang sambil meregangkan tubuhnya, sebelum kemudian dia kembali berbaring.
"Dasar sialan." Seketika itu juga, Senku menusuk pinggang samping [Name] dengan kedua jari tangan kanannya, membuat gadis itu berjolak kaget.
"Akh-!" Gadis itu langsung meringkuk memegangi perutnya, pemuda itu menusuknya tepat di bawah tulang rusuknya.
"SENKU SIALAN!" [Name] menggapai rambut panjang sang ilmuwan kemudian menariknya dengan kencang, membalaskan dendamnya. Pemuda itu meringis sembari memegangi tangan gadis cantik itu yang masih mencengkram kuat rambutnya.
"[NAME] GILA! RAMBUTKU BISA LEPAS SINTING!"
"KAU PIKIR AKU MEMAKAI ZIRAH PERANG? HAH?"
Kohaku hanya berdiri disana, tidak tahu harus berbuat apa. Mereka berdua sepuluh miliar persen kekanak-kanakan. Si singa betina kemudian memilih pergi, dia tidak menemukan hal yang bisa dia lakukan.
================================
"Aku juga punya retakan ga?" Anggota baru kerajaan sains itu menunjuk wajahnya sendiri dengan penuh antusias. Dia berharap dia punya tanda yang cukup keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity [I. Senku x Reader]
Fanfic"Meski Merkurius lebih dekat dengan matahari tetapi Venus memiliki temperatur yang lebih panas. Kok bisa begitu? Terdengar keren!" Tanya gadis itu antusias. Matanya berbinar-binar kala mendengarkan ocehan dari anak laki-laki dengan sejuta pengetahua...