7 : 天才の銀狼 [Tensai no Ginrou]

711 118 12
                                    

"Apa?" [Name] memijat dahinya perlahan. Situasi ini sungguh di luar perkiraannya. Rasanya dia ingin melumat Taiju hidup-hidup saat ini juga.

"A... Aku bilang pada Yuzuriha kalau kau suka pada Senku." Pemuda dengan otak yang penuh akan otot itu berucap perlahan, Dia mulai merasa ngeri pada gadis di depannya.

"Kau sungguh ingin mati, ya?" Gadis itu mendekati Taiju dengan botol reaksi yang berisi raksa di tangannya. Dia sungguh ingin memasukkan logam cair ini ke dalam mulut bodoh temannya itu. Sungguh, dia malu sekali sekarang.

Senku menahan [Name] yang sungguh akan mencekoki air raksa ke dalam mulut sahabat mereka. Wajah gadis itu memerah karena malu dan kesal. "Hoi, [Name]!"

"M-m-maafkan aku! Ini semua karena aku gugup..." Si otak otot menyatukan kedua tangannya, mengangkatnya tinggi sembari menunduk sembilan puluh derajat.

"Kalau begitu, sebut nama orang lain, dong! Pencemaran nama baik." Gadis itu menarik nafasnya panjang, kemudian menghembusnya dengan kasar. Dia kemudian duduk di atas meja laboratorium dan mengembalikan air raksa itu ke tempatnya semula.

"Cuma terpikir nama kalian berdua. Dan juga, itu tidak baik jika memfitnah orang." Pria berbadan besar itu mempertahankan posisinya, tak berani menatap gadis yang kini menyilangkan kakinya di atas meja.

"Kau pikir kau tidak memfitnahku, Taiju sayang?" [Name] mengusap rambut pendeknya yang menutupi wajahnya ke belakang.

"Maaf, seharusnya aku bilang Senku yang suka padamu." Sesal pemuda itu yang dihadiahi tendangan pada pahanya.

"Dasar gila, apa bedanya." Senku mencabik kesal. Telinganya terlihat sedikit memerah di bawah cahaya senja.

"Beda dong, soalnya kan-" Senku menarik pemuda itu keluar dari lab, meninggalkan [Name] yang tampak masih kesal setengah mati. Untung dia berkata sembarangan pada Yuzuriha. Jika dia mengatakan itu pada orang lain, orang itu pasti sudah berkoar-koar tidak jelas saat ini. Sungguh, dia malu sekali.

================================

"Aku yang mendaftarkannya, loh!" Seru Ginrou penuh semangat, wajah licik dan curang terpampang jelas.

"Mereka kan 14 tahun ke atas dan belum menikah!" Dia menari-nari dengan gembira, membuat siapapun yang melihatnya ngeri.

"Ya, tidak ada aturan yang mewajibkan kontestan haruslah warga desa." Pemuda bersurai kehijauan itu ikut menyahut dengan wajah jahat yanag sangat gembira.

"Perempuan pun juga boleh ikut. Semuanya jadi lebih mudah!" [Name] ikut menimbrungi mereka berdua. Kemudian ketiga remaja itu melakukan tos dengan hati riang gembira.

"Tiba-tiba Senku, [Name], dan Ginrou menjadi sangat akrab."

"Sifat busuk mereka yang menyatukan mereka. Tetapi ternyata [Name] sama busuknya dengan Senku."

"Tetapi, Senku, [Name], kalian bukanlah petarung yang hebat."

"Kami tidak berencana menang." Kekehan kecil keluar dari mulut Sang Ilmuwan.

"Kami hanya tinggal membuat lawan lelah, meningkatkan peluang milik kita. Semakin banyak anggota kita yang ikut, peluang kita akan bertambah. Ini adalah hal yang penting dalam bisnis. Kita harus menguasai lapangan sebaik mungkin." [Name] bersenandung santai.

"Jadi, ketika kami saling bertarung nanti, " Ginrou menusuk pelan Senku, "cyut~"

"Wah, aku kalah." Wajah licik pemuda itu terlihat sangat menikmati rencana mereka kini. [Name] terkekeh pelan melihat akting mereka berdua.

Opportunity [I. Senku x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang