31 : 耳 [Mimi]

436 77 35
                                    

Yuzuriha membuka perlahan pintu kamar milik Senku dan melangkah masuk ke dalam diikuti Taiju. Mereka mengunjungi rumah pemuda itu karena hari ini Senku dan [Name] tidak hadir ke  sekolah. Mereka berdua tengah mengerjakan projek untuk lomba mereka, rancangan sebuah pesawat luar angkasa untuk diterbangkan ke Venus. Di sana, dia mendapati keduanya tidur terlentang di atas tumpukan kertas yang tersebar dengan berantakan di atas lantai. 

Yuzuriha meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya lalu menoleh ke arah Taiju, memberikan kode bagi pemuda itu untuk tidak membuat suara yang berlebihan. Taiju terkekeh tanpa suara begitu melihat kedua sahabat mereka terkapar tidak sadarkan diri. Yuzuriha ikut tertawa kecil dan mengambil salah satu kertas di dekatnya dan menatapi gambar yang sepertinya hasil goresan tangan [Name], terlihat dari tulisan tangan yang berantakan di sekitarnya. 

"Bagaimana mungkin orang yang bisa menggambar dengan baik memiliki tulisan tangan seperti itu?" Yuzuriha bergidik saat dia merasakan hembusan napas Taiju yang berbisik di samping telinganya, ikut menatapi kertas itu. 

"Katanya untuk mengefisienkan waktu." Gadis itu ikut berbisik-bisik. 

"Iya, dia gila karena bisa menulis satu kata per detik."

"Tapi, rasanya tulisannya hanya bisa dibaca olehnya dan Senku-kun."

"Hahaha! Betul sekali!"

"Tapi, Taiju-kun. Mereka berdua terasa sangat cocok." Lanjut Yuzuriha terkikik perlahan. Dia menatapi [Name] yang tidur terlentang dengan sebelah kaki menimpa Senku. Mereka terlihat sangat nyaman satu sama lain. 

"Kau tahu, Senku suka [Name]." Bisik Taiju sepelan mungkin, dia pasti takut dua ilmuwan itu bangun dan memarahinya. Yuzuriha membulatkan matanya mendengar informasi yang sangat baru ini.

"Sungguh? Jadi mereka saling suka?" Yuzuriha rasanya nyaris tak dapat mempertahankan suara kecilnya. Gadis itu kemudian kembali melirik ke arah kedua orang itu, lalu melirik wajah Taiju dan tersenyum jahil. 

"Aku akan dibunuh mereka jika mereka tahu." Taiju mendekat ke arahnya, berbicara sepelan mungkin kemudian keduanya tertawa bersama-sama. 

"Apa yang kalian tertawakan?" Suara Senku sukses mengejutkan keduanya membuat Yuzuriha terkesiap dan mencengkram lengan Taiju tanpa sadar. 

"Oh, maaf mengganggu sesi romansa kalian." Ujarnya lagi sembari mengorek telinganya sembari menatapi keduanya seolah tak tahu apa-apa. Yuzuriha segera menoleh ke arah Taiju karena malu lalu melepaskan pegangan tangannya. Dia bisa merasakan bagaimana wajahnya menghangat. Dia sangat malu!

"Bu-bu-bukan!" Taiju menjawab dengan tergagap-gagap. Yuzuriha menatap ke arahnya dan melihat betapa merahnya wajah pemuda itu, seolah-olah ada uap yang datang dari kepalanya. 

"Ya ya ya, kau membelikan kertas?" 

"Oh, ini kertasnya."  Ucap Yuzuriha dengan terburu-buru membuka tas selempangnya dan menyerahkan kertas titipan Senku. Dia terus teringat kata 'romansa' yang keluar dari mulut Senku dan semakin tersipu oleh itu. 

"Taiju, nanti tagih uangnya ke si Pak Tua." Ucap Senku begitu menerima kertas dari tangan Yuzuriha. 

"Oke!" 

"[Name]! Bangun!" Pemuda itu kemudian tampak mengguncang-guncang tubuh [Name] menggunakan kakinya. Yang diguncang tubuhnya hanya bergumam kesal dan berbalik mengabaikan Senku. 

"Dasar!" 

"Senku-kun. Bagaimana jika dicoba dibangunkan perlahan dulu?" Tawar Yuzuriha. Senku memutar bola mata malas dan sedikit mundur. Yuzuriha berjongkok, tangannya menepuk perlahan pipi milik [Name], memanggil namanya dengan perlahan. Melihat tangan sang Gadis yang mulai meraba-raba sekitarnya, Yuzuriha merasa senang dan sedikit bangga. Itu yang dia rasakan sebelum gadis itu mengambil beberapa lembar kertas yang ada di lantai dan menutupi wajahnya dengan kertas itu.

Opportunity [I. Senku x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang