Dia adalah Fuji Hinata, seorang gadis berusia dua belas tahun yang sudah menyimpan rasa suka sepihak selama tiga bulan kepada seorang pemuda di kelas bimbingan olimpiade sains. Pemuda itu tampak sangat rupawan, baik(?), cerdas, di mata Hinata, DIA SEMPURNA!
Tetapi, ada satu hal yang membuatnya jatuh cinta. Ini cukup memalukan untuk disebutkan, tetapi dia semakin menyadari rasa sukanya saat melihat pemuda itu memilih mundur daripada mendongak agar bisa menatap pemuda lain yang lebih tinggi darinya. Dia juga tak pernah menundukkan kepalanya di depan siapapun. Hinata suka arogansinya!
Dan akhirnya dia memutuskan untuk menyatakan perasaannya setelah sekian lama (tiga bulan). Orang-orang bilang, jika kau memiliki orang yang disukai, nyatakanlah perasaanmu sebelum libur musim panas tiba. Dan beberapa minggu lagi libur musim panas akan dimulai. Setelah libur musim panas yang panjang, akan ada banyak sekali perubahan. Selain itu, selama liburan, jika tidak memiliki hubungan pasti, rata-rata orang yang dalam masa pendekatan akan meregang. Jika dipikir-pikir, tidak ada kaitannya dengan Hinata, sih. Dia bahkan tidak memiliki kontak pemuda itu.
"[Last Name]-san, Ishigami-san, berhenti mengobrol. Meski kalian tidak melakukan kecurangan, kalian mengacau ketertiban tryout."
Gadis itu terperanjat begitu mendengar nama pemuda pujaannya disebut. Hal itu terjadi lagi. Mereka berdua juga ditegur pada tryout pertama dan kedua. Karena mengobrol pula. Dan obrolan mereka memang cukup memecahkan fokus. Obrolan mereka jauh lebih menarik daripada soal tryout!
Tentu saja kalian akan ikut berusaha mencerna bagaimana bisa galaksi-galaksi bergerak menjauhi kita dengan kecepatan yang sebanding dengan jaraknya dari kita, tentang keberadaan lubang hitam, gravitasi yang merambat dalam bentuk gelombang, dan saat ini mereka membahas mengapa luar angkasa hitam. Sepertinya Hinata masih butuh banyak belajar. Tidak, mereka yang terlalu cepat! Ini adalah semester pertama dari tahun pertama! Kabarnya mereka juga tidak ikut seleksi masuk pelatihan olimpiade, mereka diundang!
"Sensei, perbolehkan kami keluar duluan, ya? Kami kan sudah selesai." Ucap pemuda itu dengan senyuman yang sangat manis. Ah, hati Hinata tidak kuat.
"Keluar sana, keluar." Guru pembimbing mereka mengibaskan tangannya sembari menghela napas lelah. Melihat itu, pemuda itu berseru bahagia dan segera mengumpulkan lembar jawaban miliknya dan temannya.
Itu dia, bukti kecerdasannya yang sangat luar biasa. Waktu baru berjalan sekitar empat puluh menit dan mereka sudah menyelesaikan 100 soal, juga sudah sempat membicarakan hal-hal yang memusingkan kepala. Selain itu, bukankah terkadang pemuda yang tidak terlalu patuh aturan itu menarik?
Begitu melihat dua pemuda itu sudah keluar dari ruangan kelas, Hinata segera beranjak berdiri. Berlarian kecil, dia meminta izin untuk pergi ke toilet dan berlari keluar sebelum mendengar jawaban guru pembimbingnya. Mungkin dia sedang dianggap sangat ingin buang air besar sekarang? Itu tidak penting di masa krisis seperti ini.
Matanya menangkap pemuda itu sedang memakai sepatu sendirian di depan loker. Ini kesempatannya, akhirnya dua sahabat itu berpisah.
Tanpa basa-basi, dia mendekati pemuda itu, menarik napas dalam."[Last Name]-san, aku menyukaimu!" Jantungnya berdetak kencang, pipinya terasa memanas, seluruh darah di nadinya mengalir dengan deras, menanti-nanti respon pujaan hatinya. Wajah terkejutnya bahkan sangat menawan, pemuda itu juga tambah menawan saat mengusap rambutnya ke belakang.
"A... F-... Fuji-san..."
"YA?" Ah, tidak. Dia tak sengaja berteriak terlalu kencang. Mengapa pemuda itu terbata-bata? Apakah selama ini dia juga menyukai Hinata? Ternyata keputusannya tak salah!
"Aku perempuan."
Petir menyambar kencang di luar, pertanda hujan akan segera turun. Mulut gadis itu terbuka lebar saat ini. Pipinya terasa lebih panas lagi dari sebelumnya. Apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity [I. Senku x Reader]
Fanfic"Meski Merkurius lebih dekat dengan matahari tetapi Venus memiliki temperatur yang lebih panas. Kok bisa begitu? Terdengar keren!" Tanya gadis itu antusias. Matanya berbinar-binar kala mendengarkan ocehan dari anak laki-laki dengan sejuta pengetahua...