21 : Human Behavior

594 100 26
                                    

Rata-rata orang akan menyukai jika mereka memiliki sesuatu yang spesial dengan teman-temannya. Ada orang yang memiliki tos khusus, kode khusus, gelang yang sama, hingga lagu yang hanya diketahui oleh teman-temannya. Dan [Name] adalah seorang gadis yang menyukai tempat rahasia.

Berkat minatnya dalam mengeksplorasi tempat apapun, dia berhasil menemukan fakta bahwa atap sekolah mereka tidak dikunci. Seharusnya ini dikunci, akan sangat berbahaya karena anak sekolah dasar itu sembarangan. Biasanya, gadis itu akan terus menatapi langit dengan mata binar yang sangat antusias, sekalipun mulutnya sedang mengumpati fenomena di hidupnya. Namun kali ini, kepalanya tertunduk dalam. Dia memegangi lengan tangannya sendiri.

Senku tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Hatinya terasa nyeri melihat gadis itu tampak sangat gelisah, sangat bersalah, seolah dia sudah melakukan dosa besar. Pipinya sudah basah akan air mata. Gadis itu tidak sengaja mengangkat panggilan dari kontak yang diberi nama oleh ibunya sebagai neneknya. Akan tetapi, itu bukan neneknya. Dia laki-laki. Laki-laki yang menjijikkan.

"Setelah itu, dia menyapa ibuku dengan panggilan sayang lagi. Dia juga bertanya, apakah kita jadi bertemu di hotel biasanya? Dia juga bilang, dia pasti akan... Memakan ibuku hingga puas. Dia bilang, pakailah... pakaian yang-" Senku membekap mulut gadis berusia sembilan tahun itu. Dia menatapi mata sang Gadis cantik yang kini memerah sempurna. Apa-apaan itu? Memakan? Tidak, dia tidak bodoh hingga mengira ibu gadis ini akan dimakan. Gadis ini juga tidak bodoh. Tidak bodoh sama sekali.

Melihat gadis itu menggelengkan kepalanya, dia melepaskan tangannya dari mulut sang Gadis. "Dia juga bilang, dia akan menjilati...." Gadis itu menarik napasnya panjang. Ah, dia memang harus mengutarakan semuanya. Jangan sisakan hal sampah itu, jangan biarkan hal-hal sampah itu tercekat di kerongkonganmu karena tak sempat mengatakannya. Tolong, [Name], buang semua sampah itu sekarang juga. Kau tidak seharusnya mengetahui semua ini. Pemuda kecil itu berharap, setelah semua hal ini dikeluarkan dari mulutnya, hal ini akan dikeluarkan juga dari ingatannya.

"Kemaluannya." Tangis gadis kecil itu pecah lagi. Kali ini dia menangis sejadi-jadinya. Tubuhnya bergetar hebat. Gadis itu berjongkok, menutupi wajahnya, terus mengeluarkan rintihan dan isakan. Senku bisa melihat bagaimana air mata sang Gadis membasahi lantai. Hatinya terasa sangat sakit melihat ini semua.

"Aku jijik. Aku jijik." Gumam gadis kecil itu. Senku menggelengkan kepalanya perlahan. Tidak. Kau sama sekali tidak tercemar. Senku sangat ingin mengatakannya, tentang bagaimana sang Gadis tetaplah seputih awan di langit yang selalu ia sukai. Gadis kecil itu, sama sekali tidak layak untuk semua ini.

Senku kecil menunduk, tangannya menarik gadis itu untuk berdiri. Direngkuhnya sang Gadis, memicu tangis sang Gadis pecah semakin riuh.

"Jangan biarkan orang lain tahu kalau kau tahu." Ucapnya, mengusap-usap rambut panjang milik sang Gadis. Sungguh, hatinya seperti tersayat.

"Aku tidak bodoh. Saat semuanya hancur, orang dewasa akan selalu melimpahkannya kepada orang lain."

"Aku berharap, dia sungguhan akan dimakan suatu saat nanti." Lirih gadis itu lagi.

Ini adalah satu cerita yang hanya diketahui [Name] dan Senku. Tentang bagaimana ayahnya pergi dari rumah gadis itu, membantu rantai di kakinya ikut pergi. Semuanya berawal dari ayahnya, perselingkuhan ayahnya. Perselingkuhan yang pertama ini menghasilkan efek domino, menumbuhkan rasa kompetitif di dalam benak pihak yang lain.

Gadis ini sangat hancur karena hal yang berstatus pernikahan. Senku sangat paham itu. Gadis ini tentunya berpikir cinta adalah hal yang seperti itu. Cinta adalah hal yang fana. Cinta sebatas nafsu sesaat. Senku bisa melihatnya, bagaimana gadis itu berusaha keras agar tak terbawa ombak yang bernama cinta.

Opportunity [I. Senku x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang