Angin musim gugur yang sejuk menerpa wajahnya. Sang Gadis mengerjapkan matanya perlahan saat merasakan bagaimana sang Angin membuat matanya terasa kering. Pintu di depannya tampak memantulkan cahaya matahari, menyilaukan matanya. Dia meraih daun pintu, kemudian menekannya. Sesaat setelah pintu itu terbuka, suasana ramai dari dalam menghilang.
[Name] menaikkan kedua alisnya secara spontan kemudian melangkah masuk, beriringan dengan Senku. Dia menatapi teman-temannya yang secara mendadak menjadi diam. Biasanya mereka akan tetap ribut apapun yang terjadi, tambah lagi sekarang adalah masa persiapan festival. Gadis itu mengalihkan pandangannya, kemudian mendekati wali kelasnya dengan senyuman manis.
"Maaf kami baru masuk kelas, Sensei. Kami baru saja selesai." Bohong. Niat awalnya dia memang ingin masuk setelah selesai menyusun karya ilmiahnya. Dia bahkan sudah merapikan semua bukunya terlebih dahulu, tetapi dia tiba-tiba teringat satu film yang sangat ingin ditontonnya. Bukankah Wi-fi perpustakaan sekolah mereka akan disayangkan jika tidak dipergunakan sebaiknya?
"Oh, tidak apa-apa kok, [Name], Senku." Balasan dari wali kelasnya sangat manis, mulai dari intonasi hingga mimik wajahnya, membuat gadis itu kembali mengangkat kedua alisnya. Meskipun gurunya memang baik kepada mereka, senyumannya terlalu manis hingga memasuki ranah mencurigakan.
"Arigatou, Sensei." Gadis itu kemudian memilih untuk duduk di kursi kosong yang tersisa di ruangan itu. Hanya ada dua kursi yang bersebelahan, tepat di depan meja guru. Wajar saja tempat ini tidak laku.
Setelah menggantung tas miliknya di sisi samping meja, dia mengangkat kepalanya, membaca tulisan-tulisan di papan tulis. Disana sudah tertulis "Partisipasi Lomba Festival Olahraga 2014". Matanya menelisik bumbuhan kapur putih di atas papan hitam itu. Matanya pada awal masih tenang, tetapi tidak setelah melihat namanya tercantum di sana.
"Eh, bajingan." Umpatnya cukup kencang tanpa sadar. Suara tawa kemudian menggema di ruangan kelas itu. Mata [Name] masih menatapi papan tulis itu lamat-lamat, akan tetapi dia tidak salah membaca. Kali ini dia tidak terlibat lomba cerdas cermat, riddle, atau sejenisnya. Itu fashion show. Fashion show berpasangan. FASHION SHOW BERPASANGAN DENGAN SENKU?
"HAHAHAHA, [Last Name]-san, masih ada Sensei." Teman sekelasnya yang duduk tepat di belakangnya, menertawainya.
"Gomen, Sensei." Gadis itu mengatupkan kedua tangannya, meminta maaf dengan tidak ikhlas kepada wali kelasnya yang masih tertawa. Wah, bukankah ini disengaja? Ini adalah pembunuhan berencana. Kapan mereka akan berhenti menjodohkan [Name] dan Senku? Rasanya gadis itu ingin menenggelamkan dirinya, malu.
"Ini rencana pembunuhan." Ucapnya memijat cuping hidungnya. Hembusan napas kasar terdengar dari sisi kanannya. Senku duduk disitu, dengan tangan tersilang di depan dada. Pemuda itu bisa tetap tenang?
"Kan kalian sudah dua minggu bolos. Ganti ruginya." Matsuoka menyahutinya.
"Kenapa? Akhirnya kalian akan kalah?" Akari terkekeh, menantang gadis itu.
Wah, sialan. [Name] jadi tidak terima jika dia kalah nanti.
===============★===============
"Kau mau taruhan tidak, Chrome dan Kaseki sedang membuat apa?" Tanya gadis itu kemudian menguap. Tangannya terus menggambarkan rancangan dari telepon yang akan mereka buat. Dia membuatnya sedetail mungkin, dari berbagai sisi, agar tidak ada kesalahan yang akan membuat mereka harus mengulang.
"Kau pasti sudah mengintip." Pemuda bersurai kehijauan itu tidak mengalihkan pandangannya dari sketsa bagiannya.
"Ih, engga. Kan aku seharian setia di sampingmu." Gadis itu menggerlingkan matanya genit ke arah Senku. Pria itu mengangkat pandangannya, memberikan tatapan jenuh pada candaan gadis itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/358996377-288-k656570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity [I. Senku x Reader]
Fanfiction"Meski Merkurius lebih dekat dengan matahari tetapi Venus memiliki temperatur yang lebih panas. Kok bisa begitu? Terdengar keren!" Tanya gadis itu antusias. Matanya berbinar-binar kala mendengarkan ocehan dari anak laki-laki dengan sejuta pengetahua...