- - -
🧸 start 🧸
- - -Gyuvin ingin mengambil minum di pagi hari, jadi dia mengambil langkah pada bagian dapur.
Kakinya melakukan henti dan dia merasakan sesuatu menusuk perasaan saat dirinya melihat Gunwook yang menangis di meja makan, tak biasa menemukan lainnya melakukan tangis dengan begitu menyedihkan.
"Apa yang terjadi?" Gyuvin mendekati lainnya, memegang bahu yang tak henti terguncang karena tangis
"Tidak ada," Gunwook mengatakan ini dengan napas yang berantakan, efek dari tangisan sedihnya
"Apa yang 'tidak ada'?" Kening Gyuvin mengerut, berusaha memahami alasan sedih dari teman hidup
"Jeruk" Oh.
Gyuvin merasakan dia kembali bernapas dengan benar saat Gunwook mengatakan ini, tangan dijatuhkannya dari bahu Gunwook yang masih menangis dengan menyedihkan.
"Tidak ada jeruk, padahal aku ingin memakan jeruk" Gunwook berkata, masih dengan napas berantakan
"Maaf, aku menghabiskan jeruk seraya mengerjakan tugas di malam lalu" Gyuvin menjelaskan.
Gunwook tidak mengatakan apapun sebagai balasan, hanya menatap dirinya dan melakukan angguk seperti lainnya paham.
"Aku ingin jeruk" Gunwook menggumamkan ini, dan Gyuvin melakukan angguk
"Kita akan membeli jeruk" Hibur Gyuvin seraya menghapus airmata dari pasangan hidupnya.
Ini merupakan bulan kedua dari waktu dimana Gunwook dinyatakan hamil oleh dokter, dan Gyuvin memiliki beberapa pagi dimana dirinya terlupa bahwa Gunwook tengah mengandung dan menjadi sensitif melebihi biasa.
Tapi Gyuvin akan memastikan dirinya mendengar kegelisahan dari Gunwook, tidak peduli seremeh dan sekecil apapun, tak ingin lainnya merasa buruk untuk mengungkap apa yang dirasakan.
"Benar?" Tanya Gunwook, membiarkan Gyuvin mendiamkan tangan di wajahnya
Gyuvin mencubit pipi dengan gemas, "Ibuku bahkan siap membeli kebun jeruk andai dia melihat kau menangis di pagi ini."
Ingat dengan sang Ibu yang memberi nasihat panjang pada dirinya untuk memperhatikan Gunwook di momen sang Ibu tahu bahwa menantunya tengah mengandung.
"Ibumu menyayangiku" Gunwook melepaskan tawa kecil selagi berkata
"Bagaimana denganku?" Pura merajuk hingga dia merasakan pipi ditarik oleh Gunwook
"Kau tidak menyayangiku" Kata Gunwook, melepas tarikan di pipi saat dia mengaduh
"Kenapa kau mengatakan ini?" Gyuvin pikir dia menunjukkan perasaan dengan baik
"Kau menghabiskan jeruk" Oh, benar
"Aku mengatakan, kita akan membeli jeruk" Gyuvin berusaha membujuk
"Tapi kau menghabiskan jeruk sebelumnya" Bibir dikerutkan oleh Gunwook.
Kelihatan lucu, tapi dia tahu lainnya akan bertambah kesal andai dia mencuri kecupan pada saat ini.
"Gunwook-ah, aku tidak tahu kau akan menginginkan jeruk" Gyuvin membalas, tak sengaja menggunakan nada bicara lebih keras
Mata Gunwook kembali berkaca, "Gyuvin-ie marah?"
"Sayang, Gunwook yang manis, Gunwook yang cantik, aku tak mungkin marah padamu" Panik Gyuvin, memberi bujuk
Usahanya mendapat hasil saat Gunwook memecah senyum, "panggilan menggelikan."
"Dan ini membuatmu tersenyum" Gyuvin turut menaruh senyum di wajah
"Um, terima kasih" Gunwook memanjangkan lengan, memberi pelukan
"Apapun untukmu, Gunwook-ah" Pun Gyuvin memasukkan lainnya dalam peluk
"Kita dapat membeli es krim pula?" Kepala Gunwook tersandar di bahu saat ini
"Tentu" Sandarkan sisi wajah pada Gunwook yang nyaman di bahunya
"Beli croffle?" Gunwook bertanya dengan manis, dan Gyuvin tak dapat menolak
"Tentu. Kau dapat membelinya" Kata Gyuvin membuat Gunwook menarik posisi.
Uh, oh, dia tentu melakukan salah dengan melihat ekspresi wajah sang pasangan hidup di saat ini.
"Kau dapat membelinya?" Tentu, ini merupakan salah bicara dari Gyuvin
"Ah, kita dapat membelinya. Kau dan aku yang membelinya" Ralat Gyuvin dengan terburu
Kepala Gunwook melakukan angguk selagi tangan meraihnya, "tidak meninggalkan aku?"
"Bagaimana aku dapat meninggalkanmu?" Gyuvin merapatkan jemari, menggenggam Gunwook
Tidak ada suara selama beberapa saat dan Gyuvin mulai ingat bahwa dia pergi ke dapur untuk mengambil minum, sebelum suara Gunwook menghentikan sepi, "maaf,"
"Permintaan maaf untuk apa?" Gyuvin menyapukan ibu jarinya pada sisi tangan dari Gunwook
"Aku menjadi sensitif seperti bayi cengeng" Mata Gunwook rendah pada lantai
"Kau merupakan bayiku, kesayanganku. Tak perlu merasa buruk dan meminta maaf" Gyuvin berkata.
Satu tangan, yang tidak menggenggam tangan Gunwook, memegang sisi wajah dari pasangan hidup dan mempertemukan tatap mata mereka, berusaha memberitahu lainnya bahwa dia tidak mengubah pandangan pada lainnya. Dia meyakini pandangannya dapat memberitahu perasaan tak berubah sekalipun lainnya menjadi sensitif dan memerlukan banyak perhatian melebihi biasa.
Gunwook membentuk senyuman dan memajukan wajah untuk menaruh kecupan pada pucuk hidungnya, mengejutkan dia hingga lain memecah tawa dengan perasaan geli. Kelihatan dia terhibur saat melihat ekspresi wajah dari Gyuvin, dan Gyuvin bersenang hati untuk mendengarkan tawa Gunwook yang mengisi pagi harinya sehingga dia pun melepaskan tawa dengan perasaan ringan.
🧸 end 🧸
sebenarnya ini cerita pertama yang aku tulis, gemas sama beberapa cerita gyuwook yang aku temuin sampe ikut nulis pairing ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/369373103-288-k205298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ゴヌクママニア
FanfictionKumpulan cerita pendek dengan Uke Gunwook. Silahkan singgah kalau suka.