- - -
🧸 start 🧸
- - -Jiwoong menyadari pernikahan merupakan tahapan yang penting dalam kehidupan, bahkan sekalipun dirinya tidak menyandang status sebagai pewaris tahta. Berhati mengenai siapa yang dia temui dan siapa yang melakukan bicara dengannya, pun bagaimana dirinya bersikap depan mereka, tak ingin menimbulkan ide bahwa dia memiliki ketertarikan yang tidak diperlukan saat dia hanya menjalani tugas yang ditempatkan pada punggung sedari dia dianggap dewasa.
Tapi Jiwoong mengetahui dia tidak dapat menghindari pembicaraan mengenai pernikahan, putuskan setuju pada pilihan yang ditetapkan oleh orangtua sekalipun makan siangnya menjadi hambar dan dia merasakan enggan dalam menelan. Beruntung atau tidak beruntung, dia mengenal nama yang disebutkan oleh sang Ayah, mengenal Gunwook sebagai anak kedua dari penasihat yang paling dipercaya oleh sang Ayah, hanya memiliki beberapa pertemuan dengannya.
Satu hal mengenai Gunwook yang diketahui olehnya adalah, sang adik merupakan teman akrab dari Gunwook dan mengenal Gunwook melebihi dirinya.
"Kau memberikan banyak cokelat" Komentar Jiwoong yang menyadari hadiah dari Gyuvin
"Gunwook menyenangi cokelat" Gyuvin mengatakan ini dengan bangga
"Ini seperti makanan untuk anak kecil" Jiwoong mengamati makanan manis yang ditumpuk
"Kenapa ada pembatasan usia untuk makanan manis?" Kesal dapat dilihat dari Gyuvin
Jiwoong melepas tawa kecil dan mengulurkan tangan untuk menepuk kepala sang adik, "Maafkan aku."
Gyuvin telah menginjak usia dua puluh dan mulai mendapatkan tugas ataupun beberapa undangan sebagai anggota kerajaan, tapi lainnya masih adik kecil dalam pandangan Jiwoong.
"Hyung," Bicara Gyuvin saat ini menunjukkan dirinya serius dengan apa yang hendak dibicarakan
"Aku mendengarmu" Jiwoong memperlihatkan serius, pertemukan tatap mata
"Status Gunwook mungkin kakak iparku dalam beberapa waktu lagi, tapi aku memandangnya sebagai adik kecil selama bertahun ini" Gyuvin berkata.
Gyuvin dan Gunwook memasuki sekolah pada tahun ajaran yang sama, tapi Gunwook merupakan bayi musim dingin yang lahir pada awal tahun sehingga Gyuvin memandang diri sebagai lebih dewasa di sekian waktu.
Ingatkan Jiwoong mengenai beberapa momen dimana Gyuvin ceritakan sosok Gunwook yang perlu dilindungi, meski ada pula momen dimana Gunwook begitu dewasa dan Gyuvin lupakan perbedaan tahun.
"Seperti aku yang berharga bagimu, Gunwook pun berharga bagiku. Jadi, jangan membuatnya sedih" Kata Gyuvin
"Tentu. Kau pikir aku akan melakukan apa?" Jiwoong melemparkan tanya, melihat lawan bicara tinggikan bahu
Gyuvin tunjukkan acuh tak acuh, "Entahlah. Tapi kau membosankan di beberapa waktu."
"Kim Gyuvin," Panggil Jiwoong membuat sang adik menyengir tak serius
"Maaf" Gyuvin mengatakan ini sebelum dia berlalu, lanjutkan persiapan dari pernikahan.
Mata Jiwoong memperhatikan hadiah yang disimpan di sisi ruangan, tak memikirkan ada orang yang menyukai cokelat hingga dapat habiskan tumpukan manis dari Gyuvin. Ini mungkin hadiah yang tak serius, lelucon diantara teman akrab yang telah lama tidak dilakukan oleh Jiwoong, dan Gyuvin akan mengambil bagian dari hadiahnya saat dia telah mendapat reaksi Gunwook.
Jiwoong tidak menduga ekspresi bahagia lagi antusias dari Gunwook saat lainnya melihat cokelat yang dihadiahkan oleh Gyuvin, palingkan wajahnya pada ekspresi bangga di wajah Gyuvin seperti dia tahu bahwa dirinya telah lakukan hal yang benar. Dan Jiwoong menyadari masih ada yang perlu dia pelajari mengenai Gunwook, resmi menjadi pasangan hidupnya sedari hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
ゴヌクママニア
FanfictionKumpulan cerita pendek dengan Uke Gunwook. Silahkan singgah kalau suka.