- - -
🧸 start 🧸
- - -"Kak Hanie, aku minta maaf."
Hanbin memberi pandangannya pada Gunwook yang ada di sisi, tidak mengatakan apapun selama mereka melakukan perjalanan pulang dari pertandingan kecil yang diadakan oleh teman Hanbin.
Dan Hanbin tidak memusingkan diamnya Gunwook karena dia pikir lainnya merasa lelah, tapi saat ini dia menyadari Gunwook memiliki bising yang memenjarakan sang kekasih dalam kepala.
Sedikitnya Hanbin menduga darimana permintaan maaf ini dimunculkan, ingat dengan tatap mata mengisyaratkan sesal sewaktu Gunwook dikalahkan dalam ssireum, dibalasnya dengan garis senyum dan ucap bahwa ini bukan masalah.
Tapi Gunwook masih menyimpan situasi ini sebagai masalah dalam kepalanya, Hanbin pikir, menemukan ekspresi mendung di wajah yang biasa dipandanginya sepanjang waktu mengijinkan.
"Kamu memikirkan perlombaan kedua?" Hanbin menyuarakan duga
"Iya. Kakak tidak mendapatkan hadiah karena aku" Gunwook melempar pandangan pada barisan belakang,
melihat tiga hadiah dari lomba lain dimana Hanbin, dan Gunwook, menjadi satu diantara tiga pemenang dan menerima bingkisan kecil.
"Gunie, kamu sudah melakukannya dengan baik" Sejenak, tatap diarahkan pada sisi
"Belum cukup" Gunwook dapat menjadi keras kepala, dan dia sungguh keras pada dirinya
"Sudah cukup" Hanbin mengerti, paham bahwa dirinya pun memiliki momen ini.
Bicaranya hanya memiliki kesan lembut, memberi perasaan bahwa dia mendengar lainnya dan tidak ada yang perlu dicemaskan oleh mereka.
"Kakak mungkin mendapatkan semua hadiah andai aku tidak," Gunwook menghentikan bicara,
mengatupkan bibir saat Hanbin merapatkan mobil pada sisi jalanan dan berhenti.
Mata Gunwook memperhatikan Hanbin yang saat ini membalas tatap mata darinya, melepaskan tangan dari kemudi dan memegang sisi wajah miliknya.
"Pikiran kamu sedang jelek, jangan didengar" Hanbin mengatakan ini dengan tersenyum.
Tidak asing dengan tatap mata dan garis senyum milik Hanbin selama mereka menjalin hubungan di satu tahun ini, tapi Gunwook mendapati dirinya masih merasakan debar seperti bulan pertama.
Berhenti mendengar bising dalam kepalanya, Gunwook mendengarkan jantung yang melakukan degup dengan keras seraya mengharap Hanbin tidak mendengarkan suara ini pula.
"Kakak tahu kamu sudah berusaha, dan Kakak senang" Ibu jari milik Hanbin mengusap tembamnya Gunwook
"Sebelum ada Gunie, Kakak tidak pernah mengikuti pertemuan ini" Kata Hanbin memiliki kesan melankolis
"Kenapa?" Gunwook menyuarakan tidak paham, pun dia menunjukkan ini pada ekspresi wajah
Hanbin tersenyum karena raut yang dilihatnya, "Kakak tidak memiliki rekan tim."
"Satu kali pun?" Gunwook memikirkan Hanbin kelihatan baik dalam permainan, tidak paham bagaimana lainnya tak ingin menjadi satu tim dengan Hanbin
"Kakak tidak memiliki pasangan untuk waktu yang panjang" Hanbin menjelaskan, ingatkan bahwa kelompok yang mereka temui di hari ini merupakan pasangan kekasih atau pasangan menikah
"Benar" Gunwook memikirkan pasangan lain yang kelihatan manis.
Dia tidak mengetahui apa yang dilihat dari Hanbin dan dia, mendengar beberapa teman dari Hanbin yang mempertanyakan status dirinya dan memiliki kesan tak percaya di wajah.
Mungkin, dia bukan seseorang yang sesuai dengan tipe Hanbin? Bukan seseorang yang kelihatan layak sebagai kekasih Hanbin?
"Ssh. Kakak masih ada disini, jangan berdiam dalam kepalamu" Suara Hanbin menarik Gunwook dari pikirnya.
Masih menempatkan dua tangan pada sisi wajah milik Gunwook, tatap matanya pun enggan meninggalkan Gunwook yang saat ini merapatkan bibir.
"Aku ingin memberi kesan yang baik pada teman-teman Kakak" Gunwook berkata
"Dan aku yakin mereka menyimpan kesan yang baik mengenaimu" Jawab Hanbin
"Benarkah?" Wajah Gunwook memberitahu dia tak percaya pada jawab dari Hanbin
"Tentu. Kau menghabiskan pertanyaan di kuis terakhir" Hanbin melepas pipi Gunwook, melakukan gestur seakan dia tengah melibas sesuatu
"Tapi aku buruk dalam ssireum" Pikiran Gunwook masih berdiam di momen ini
Hanbin menarik napas sebelum bertanya, "Dan, mengapa ini menjadi penting?"
"Aku memiliki penampilan yang mengintimidasi, seharusnya aku pun memiliki kemampuan yang seimbang" Mata Gunwook rendah
"Kau merupakan beruang besar yang lucu, Gunie. Tidak perlu mengubah dirimu karena mencemaskan pikir dari orang lain" Hanbin berkata.
Dekatkan wajah untuk menghujani wajah sang kekasih dengan kecupan ringan yang menggelitik lainnya, tidak berhenti hingga dia mendengarkan Gunwook yang melepas tawa dengan sikap ringan.
Hanbin memberi jarak untuk melihat Gunwook yang masih memiliki garis tawa, kembali menipiskan jarak demi mempertemukan bibirnya dengan bibir tebal milik Gunwook. Kembali ingatkan lainnya mengenai perasaan dalam pada sang kekasih.
Tidak perduli apakah Gunwook mengalami satu kekalahan atau dua kekalahan, atau tidak membawa hadiah apapun, Hanbin menyenangi hadir Gunwook di sisinya sepanjang hari ini dan mengharapkan mereka dapat menutup hari dengan rasa senang.
Telah menghitung hari ini tertutup dengan baik saat Hanbin mendengar Gunwook melempar ocehan dan membagi momen lucu yang terlewat karena Hanbin menerima panggilan atau memiliki kepentingan di toilet, terhibur dengan cara Gunwook bercerita.
Bibir Hanbin tidak menghapuskan senyum saat dia meyakini Gunwook tak lagi menyalahkan diri, memiliki perasaan berat mengenai satu lomba dimana mereka tidak menempati peringkat satu hingga peringkat tiga.
"Kak Hanie, terima kasih ya."
🧸 fin 🧸
Satu diantara kapal otok kesayangan aku. Ide ceritanya muncul dari Gunwook yang kalah ssireum di BP maupun Knowing Brother, juga potongan drama pake adegan hari olahraga yang lewat di page aku.
![](https://img.wattpad.com/cover/369373103-288-k205298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ゴヌクママニア
FanfictionKumpulan cerita pendek dengan Uke Gunwook. Silahkan singgah kalau suka.