0,12

262 25 5
                                    

How are you today?
Happy?
Or
Sad?

Update Chapternya nggak tentu ya...
Maaf banget T~T

Terima kasih untuk 1k lebih pembaca
Jadi makin semangat...

Happy reading guys

☆♡☆

Di kelas 11 IPA 5, Riga melamun memikirkan apa yang dirinya lihat tadi. Beruntungnya guru tidak terlalu mengawasinya. Pikirannya berkelana sedangkan tangan kanannya memainkan pulpen. Lamunannya buyar ketika sang guru menegur. Guru centil yang banyak di sukai muridnya itu memanggil Riga.

"Auriga! Jangan melamun! Kesambet nanti!" Ucap Bu Naya.

Riga hanya menoleh penuh tanya, sampai teman sekelasnya menimpali.

"Ya ampun Bu, Riga ngelamun aja ganteng loh, apa lagi senyum." Ucap salah seorang siswi.

Bu Naya mendelik. "Heh! Lu tuh nggak di ajak Sha!" Bu Naya mulai menggunakan bahasa gaulnya.

"Bu Naya mulai deh! Kan saya cuma mengagumi" balas Akasha, murid yang terang-terangan mengejar Riga.

"Pede banget lu ye? Emang Riga mau?" Lagi, Bu Naya meledek Akasha.

Anak itu merengut kesal. Seisi kelas tertawa dibuatnya. Akasha yang sudah menyukai Riga dari kelas sepuluh itu tak pernah terbalaskan. Alian cinta bertepuk sebelah tangan.

Riga hanya tersenyum manis menanggapinya. Walaupun semua warga sekolah sudah tahu. Namun ia tetap pada pendiriannya yang lebih mementingkan pendidikan dari pada pacaran.

"Udah lah Bu, lanjut materi aja." Sahut salah seorang murid yang jengah dengan situasinya.

Bu Naya pun melanjutkan pembelajaran. Kali ini Riga lebih memperhatikan. Ia mencoba melupakan hal yang ada di pikirannya. Setelah sebelumnya mengirim pesan pada seseorang.

☆♡☆

Milan menghela nafas lelah. Ia duduk bersama Riga dan Mahesa di sampingnya. Mereka tengah memperhatikan keributan yang Sada buat di markas. Anak itu tidak akan puas sebelum tiga anak itu turun tangan.

"SAD!! BANGSAD LO!! TAIK!! BUKU GUE JADI KECORET, ANJING!!" Suara emas Danta mengalun merdu kala Sada yang sedang mengusili Candra, tak sengaja menyenggol lengan Danta.

Natha yang jarang ikut, sekarang malah ikut mengusili. Dan tertawa terbahak-bahak. Hingga matanya hilang. Semenjak temannya tahu ia dan Milan saudara tidak sedarah, membuatnya bisa leluasa mengekspresikan dirinya.

Candra semakin puas saat Danta mulai mengejar Sada. Begitupun Natha. Sebenarnya mereka berempat sepakat untuk mengerjakan tugas bersama. Lebih tepatnya menyontek pekerjaan ketiga temannya. Namun di pertengahan Sada yang merasa bosan mulai melakukan taktik jahil pada Candra.

Milan lebih dulu beranjak. Ia memilih naik ke lantai dua. "Gue ke atas."

Mahesa mengangguk namun tetap bertanya. "Kenapa?"

"Pen rebahan aja." Mahesa pun kembali mengangguk.

Suasana masih saja ricuh. Mahesa yang jengah pun menghela nafas panjang. "SADAJIWA!! EKADANTA!! LO BERDUA BISA DIEM NGGAK SIH?!"

Hening, tak ada yang menyahuti Mahesa. Sada dan Danta sudah kembali anteng mengerjakan tugas. Riga hanya terkekeh pelan. Ia kemudian ikut pamit ke lantai atas.

"Kemana, Ga?" Tanya Natha yang melihat Riga beranjak dari duduknya.

Riga menoleh. "Ke atas."

Natha hanya ber-oh saja. Ia dan yang lain kembali menulis tugasnya. Mahesa juga sibuk dengan game di ponselnya.

This is ArshakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang