Jan lupa komen dan tekan vote!
Komenmu, semangatkuSorry for typo
Happy reading guys...
୧⍤⃝ ♡
☆◇☆
Kaisar terbangun dengan nafas tersengal. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Ia memejamkan matanya guna menetralkan nafasnya. Bantal yang digunakannya basah karena kringat dingin. Ia memijit pelipisnya pelan. Perhatiannya teralihkan saat ponselnya berdering panjang.
"Halo?"
Pemuda itu menyergit bingung. Ia menjauhkan ponselnya untuk memastikan telponnya masih terhubung. "Halo, Bang Riga? Tumben jam segini nelpon?"
"Kai, lo di rumah sama siapa?"
Sepertinya Riga mengalihkan topik pembicaraan. "Gue nggak tau."
"Siap-siap, gue ke sana sekarang." Panggilan itu diputus sepihak oleh Riga.
Kaisar merubah posisinya. Ia diam sebentar karena rasa pening yang menusuk kepalanya. Pintu kamarnya di buka pelan oleh seseorang. Matanya yang semula terpejam kembali ia buka.
"Loh? Kok bangun lagi?" Suara lembut keibuan itu masuk ke rongga telinganya. Kaisar tersenyum tipis dengan mata sayu yang menatap Mamanya, Kanara.
"Kenapa, Nak? Masih pusing?" Kanara mengusap lembut kepala anaknya.
Keluarga besar Megantara tadi memang mengadakan acara makan malam bersama. Namun, Keluarga Kaisar lebih dulu pulang karena anak itu merengek untuk pulang.
Kaisar mengangguk pelan. "Masih dikit, Ma."
Pintu kamarnya kembali dibuka. Riga memasuki kamar sepupunya dengan tenang, diikuti seorang pria di belakangnya. Ia menampilkan senyum yang sedikit dipaksakan. Dirinya tak yakin akan memberitahu Kaisar sekarang. Mengingat anak itu dalam keadaan tidak baik-baik saja. Namun, Kaisar harus tahu.
"Tante, Riga boleh bawa Kaisar ke Rumah Sakit, nggak?" Tanya Riga pada tantenya. Kanara mengerutkan dahinya.
"Mau ngapain?" Sahut Kaisar cepat. Mendadak firasatnya tidak terlalu baik jika sudah mendengar kata "rumah sakit".
"Entar juga lo tau!" Kesal Riga yang geram dengan Kaisar karena memotong pembicaraan.
Setelah berdebat ringan, akhirnya Kanara mengizinkan Kaisar mengikuti Riga. Dengan catatan, Kaisar harus segera sampai rumah jika sudah selesai urusannya. Meski demikian, Riga tidak yakin Kaisar akan mau diajak pulang malam itu juga.
Di perjalanan, keduanya sama-sama diam, Riga mengendarai mobil milik keluarganya Kaisar. Anak itu memilih memejamkan matanya lagi. Riga sesekali meliriknya. Ia menambah laju kecepatannya karena suasana yang sepi lalu-lalang kendaraan. Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai. Kaisar yang memang tidak tidur, langsung membuka kembali matanya.
"Sorry, gue cuma nggak mau lo tau dari orang lain." Ucap Riga tepat saat mobil yang dikendarainya terparkir.
Kaisar menautkan alis bingung. "Bukannya lo mau bawa periksa gue?"
Riga melepas sabuk pengamannya, begitupun Kaisar. Ia menatap sepupunya lekat. Helaan nafas panjang pun keluar dari mulutnya. Matanya menggulir untuk mencari kalimat yang tepat. "Milan sama Shaka, kecelakaan." Hingga akhirnya kata-kata itu keluar.
Deegh
"Lo-lo nggak bercanda kan?" Kaisar tergagap menanyakan itu.
Riga keluar dari mobil diikuti oleh Kaisar. Ia tak menjawabnya. Keduanya lantas menuju lobi rumah sakit. Kaisar di belakang mengikuti langkah Riga. Melihat ada kakaknya Shaka dan keluarga Milan, Kaisar yakin kalau sepupunya tidak bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Arshaka
Genç KurguCERITA MURNI PEMIKIRAN SENDIRI!!! Nb : GANTI JUDUL {GRAHITA ->> This Is Arshaka JANGAN MEMPLAGIAT!!! CERITA MASIH BERANTAKAN!! So, enjoy to reading guys Nggak pinter bikin deskripsi, jadi silahkan langsung baca.... #04 in sunghoon #02 in sunghoon #0...