1. AWAL

961 59 5
                                    

PRANGGG!!!!

"Cukup Rin ..."

Menjadi anak tunggal dan hidup serba berkecukupan dengan harta yang berlimpah tak membuat Riki bahagia. Sepi itu yang dia rasakan. Rumah besar hanya berisi kesunyian dan kehampaan. Setiap hari kedua orang tuanya pergi pagi dan pulang larut, tak jarang pula umpatan dan teriakan saling bersahutan dari kedua orang tuanya.

Muak, itu yang Riki rasakan. Entah bagaimana takdir bisa membuat kedua orangtuanya menikah jika pada dasarnya, keduanya tidak mendasari hubungan mereka dengan cinta dan ketulusan.

"Aku capek mas, lebih baik kita pisah. Dan jangan lupa ini rumah aku, aku yang beli hasil kerja keras aku. Kamu pergi dari sini dan jangan lupa bawa anak kamu."

"Rin! Riki anak kamu juga. Dia anak kita! Cobalah untuk menerimanya. Aku tak pernah melarang mu untuk mengejar impianmu tapi tolong berikan kasih sayang dan perhatian mu. Riki butuh ibunya"

"Aku ga peduli, dulu kita sepakat ga akan punya anak. Tapi ibu kamu terus nekan aku buat punya anak! Sekarang kesabaran aku udah habis mas, kita selesai. Pergi dari sini."

Tanpa mereka sadari, Riki yang saat itu baru menginjak umur 8 tahun bersembunyi di balik tembok menguping segala percakapan mereka. Tak ada rasa takut, dengan tenang dia keluar dari persembunyiannya. Membuat sang ayah panik.

"Aku setuju dengan perkataan ibu. Lebih baik kalian berpisah saja. Itu akan lebih baik."

Empat tahun berlalu. Riki tetap merasa sepi, walaupun tak seburuk sebelumnya. Hingga sang ayah memperkenalkan seorang wanita cantik dan anak laki-laki gendut yang akan menjadi ibu dan adik sambungnya kelak.

"Woah Bunda itu Aa adek ya?" seru bocah gendut itu pada wanita yang tadi menggandengnya. Tanpa menunggu jawaban ibunya bocah itu berlari sambil memeluk boneka Pikachu.

"Hallowww!!!! Bunda bilang kamu bakal jadi Aa nya adek. Kenalin nama adek Dion, panggil aja Dedek. Ini Pikachu Pokemon adekkk."

"Gue Riki." jawabnya acuh

"Aa Riki Ganteng, terus tinggii adek mau jadi kayak aa Nanti." Riki menatap tak percaya dengan ucapan bocil didepannya.

"Hei gendut mana bisa Lo ganteng kek gue, Lo aja mainnya boneka. Kek gue dong Robot."

Dion menghentakkan kakinya berkali-kali. Lalu menatap kesal sosok tinggi didepannya. Pipi bulatnya mengembung. Riki terkekeh melihat itu. Seru juga pikirnya menjahili bocah gendut ini.

"Ayah ..." Riki menatap sang ayah yang kini juga tengah menatapnya.

"Riki tau maksud ayah bawa mereka apa. Riki mau kok punya ibu lagi, Riki yakin kali ini pilihan ayah ga salah. Karena Riki bisa liat ketulusan dari calon ibu sambung Riki." Matanya melirik kearah wanita yang sepertinya terkejut. Wanita itu mendekat dan memeluk Riki.

"Bunda kenapaa menangis!! Aa Riki Nakal, bunda jadi nangis. Kata ibu guru ga boleh buat bunda nangis nanti di kutuk jadi batu tau!!" ucap Dion tak terima melihat ibunya menangis sambil memeluk Riki.

"Diem kamu gendut." celetuk Riki yang membuat orang dewasa disana tertawa.

"Riki terimakasih sudah menerima bunda dan Dion ya."

.
.
.
.
.
.

Riki Mikha Nugraha

Riki Mikha Nugraha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
01. Aa With Adek [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang