Dia bohong

23.3K 1.2K 6
                                    

(ARGA POV)

Malam ini adalah perayaan ulang tahun perusahaanku, semua rekan kerja dan keluarga aku undang di acara ini tidak terkecuali Zea. Dia adalah orang pertama yg aku undang disini, walau 99% kemungkinan dia tidak akan datang. Namun kita tidak akan tau jika belum mencoba bukan?

Sudah 1 jam acara berlangsung, namun Zea masih tidak menampakkan wujud cantiknya. Yang aku lihat hanya laki-laki itu. Laki-laki yang lebih dipilih oleh Zea untuk makan siang dibanding denganku. Bukannya dia pacar Zea? Kenapa sekarang dia bergandengan dengan Melvy? Wanita yang dulu pernah meminta bantuanku untuk menjadi pacar pura-puranya.

"Hai Arga lama gak ketemu. Kamu masih ingat sama aku dan Gilang kan?" Wanita itu mendekat saat aku menatapnya. Wah dia wanita yang sangat peka. Memang sebenarnya para wanita itu peka kan? Ckck.

"Ya aku ingat, kau sahabat lamaku dan dia...pacarnya Zea" tunjukku pada pria yg disebut Gilang itu.

"Ha? Pacar Zea?" Melvy mulai menatap tajam ke arah Gilang. Aku tidak mengerti karena mereka seperti berbicara lewat tatapan mata.

"Hei hei sepertinya ada yang salah paham disini. Biar saya jelaskan. Nama saya Gilang Aringga D. Xeran, saya adalah pemiliki setengah saham hotel anda di Singapore. Dari nama gue, lo udah pasti tau siapa gue kan? Gue sepupunya Zea dan kemarin dia hanya meminta bantuan gue untuk jauhin lo dari hidupnya. Well, mungkin lo lupa siapa gue, gue teman satu SMA lo Arga. Lo gak ingat kalau tujuan Melvy minta lo jadi pacarnya untuk buat gue cemburu?" Jelas Gilang. Ahh iya dia benar, sekarang aku ingat siapa Gilang. Apa aku sudah tua sekarang? Kenapa untuk hal semacam inipun sangat lama direspon oleh otakku ini.

"Oh jadi kamu sudah tau kan masalah saya dengan Zea? Bisa bantu kami? Aku masih mencintainya and always love her, i can't forget her"

"Gak masalah ga, dia udah kayak adik gue sendiri dan itu adalah hal mudah. Hanya perlu menjelaskan apa yang terjadi, menurut gue dia juga akan mengerti"

"Thanks bro, kalau gitu gue pergi dulu" Mereka berdua mengangguk dan tersenyum kearahku.

Pandanganku masih mencari-cari sosok Zea, semoga saja dia datang. Kemudian mataku tertuju pada sosok gadis yang mengenakan gaun dress biru toska, dia terlihat anggun dengan dress selutut dan rambut sepinggangnya yang dibiarkannya tergerai panjang ke belakang.

"Akhirnya kamu datang juga, aku kira kamu gak akan datang" aku mengerlingkan mata sambil tersenyum kearahnya. Dan kalian tau apa ekspresinya? Dia hanya memutar bola matanya seakan-akan itu adalah kalimat basi. Oh aku sakit hati. Inikah rasanya? Pedih sekali.

"Well gue kesini cuma mau ngucapin hbd buat perusahaan lo dan gue bakal pergi. So, happy birthday for your company and i hope it will be the best, bye" setelah mengucapkan kalimat itu, dia lalu melenggang pergi.
Namun jangan sebut aku Arga jika aku hanya melihatnya pergi. Kali ini kamu tidak akan bisa lari lagi sayang. Aku pun menahan pinggangnya, seperti memeluk dari belakang namun hanya dengan satu tangan. Untuk menahan badannya yang sangat liar untuk lari dari hadapanku.

"Ih apaan sih lo, malu tau diliatin orang" umpatnya kesal sambil membalikkan badan dan menepis tanganku.

"Makanya jangan pergi, lagian kamu kan gak ada temen disini makanya sama aku aja. Yang ada cuma sepupu kamu yg lagi gandengan dengan pacarnya" ucapku sambil tersenyum menang.

"Sepupu?" Tanyanya heran dan sekilas wajah cantiknya berubah menjadi wajah khawatir.

"Iya sepupu kamu yang datang ke kantor kamu kemarin dan ngajakin makan sampai akunya dicuekin" jelasku sedikit menyindirnya.

"Oh" hanya itu kata-kata yg terlontar dari mulutnya. Aku rasa dia bingung mau ngomong apa karena sudah tertangkap basah olehku. Haha kena kamu sayang.

"Udah ah aku mau pergi" lagi-lagi dia bersikap jutek lalu pergi.

(ZEA POV)

Sial, gimana caranya dia tau kalau Gilang itu sepupu aku? Pasti Gilang nih biang keroknya, biar aku kerok dia nanti.

Aku berjalan ke arah mobilku dan terlihatlah papaku yang sedang berjalan ke arahku dengan tatapan tajam. Oh tidak, aku tau apa yang akan dilakukannya, karena itu aku bergegas masuk dan melajukan mobil.

Namun papa memang tidak bodoh, baru beberapa meter mobilku keluar aku sudah di hadang oleh 2 mobil hitam yg tidak lain adalah suruhan papaku.

Beberapa orang berpakaian rapi keluar dari mobilnya dan berjalan cepat ke arah mobilku. Bodohnya aku lupa mengunci mobil ini sehingga dengan mudahnya mereka menarikku keluar paksa dan masuk ke dalam mobil yang paling dekat denganku. Ntahlah, aku sudah pasrah akan semua ini. Aku sangat tau akan dibawa kemana malam ini.

Dan dugaanku sangat benar adanya. Aku akan dipertemukan dengan..oh tidak.







Give Me A Second Chance My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang