Masa kehamilan

23.8K 976 3
                                    

(ARGA POV)

Zea masih menutup tangisnya setelah aku menjelaskan semuanya, sekilas tubuhku terasa hangat, dia memelukku. Sangat erat.

"Aku mau makan" dia mendongakkan kepalanya dan menatapku

"Kamu gak marah kan sama aku?" Aku menghapus sisa-sisa air matanya.

Dia menggeleng dan dengan cepat menarikku keluar dari taman itu.

"Kamu gak bawa mobil ya? Aku capek udah lari-larian tadi. Jemput deh mobilnya sana, aku tunggu sini"

Tega nya istriku ini membiarkan suaminya sendiri jalan

"Gak, biar aku gendong kamu. Aku maunya ambil mobil sama kamu" entah apa yg aku pikirkan sekarang aku yg manja dengannya

"Yaudah cepetan"

Sepertinya istriku mulai galak sekarang.

(ZEA POV)

Aku udah makan 2 piring sekarang, wajar saja karna tenagaku habis untuk berlari dan menangis. Sebenarnya aku cemburu melihat arga dengan wanita itu, tapi aku harus menahan diri. Aku tau arga gak akan seperti itu, kalaupun dia melakukannya aku bisa lihat cctv kantornya sebagai bukti.

"Kamu udah kenyang apa masih mau nambah lagi?" Tanya arga

"Aku mau lagi, tapi aku mau bakso sekarang. Kamu yg suapin ya" ucapku dengan nada memelas

Arga sepertinya kaget dengan jawabanku, tapi dia tersenyum

"Apa sih yg enggak buat kamu, lagian aku juga pengen manjain istri"

(AUTHOR POV)

Setelah pulang dari makan siang tadi, zea sama sekali gak ada niat untuk kembali ke kantornya. Jadi arga mengantar zea dahulu ke rumah mereka. Dalam perjalanan zea merasa sangat pusing dan perutnya sedikit sakit. Takutnya efek karena makannya yg terlalu banyak.

"Arga minggir ntar" zea menunjuk ke tepian jalan yg di pinggirnya ada semak belukar

"Kenapa? Kamu nunggu orang?"

"Minggir cepet"

Dengan sigap arga menghentikan mobilnya di tepian jalan. Saat sudah memastikan mobil berhenti zea langsung turun dan memuntahkan semua yg ada di perutnya.

Arga yg kaget melihat istrinya muntah-muntah segera turun menyusul sang istri dan memijit bagian belakang lehernya

"Aduh sayang kok kamu bisa muntah gini? Karna kamu kebanyakan makan kali ya?"

"Gak tau, aku mau dipeluk" zea merengek kepada arga dan arga tersenyum senang melihat tingkah istrinya.

(ARGA POV)

Walau aku sibuk dengan dunia kerja jangan kira aku gak tau tentang ini, sifat zea yg tiba-tiba manja, nafsu makannya yg naik drastis dan dia juga muntah. Apalagi kalau bukan ciri-ciri orang hamil, aku pun memutuskan untuk mengajak zea ke dokter kandungan dan dia hanya mengiyakan saja.

Kami masuk ke sebuah ruangan dokter kandungan wanita, tentu saja harus wanita kalau sempat dokternya laki-laki akan ku libas habis dokter itu.

Setelah aku menjelaskan beberapa hal tentang perubahan sikap zea kepada dokter itu, dia pun mempersilahkan zea untuk segera diperiksa. Setelah memberi gel diatas perut istriku, dokter itu mengambil sebuah alat dan memainkannya di atas perut datar zea.

"Nah pak, itu dia. Ibu zea sekarang udah positif hamil" dokter itu menunjuk kepada segumpal janin yg belum bergerak di layar itu.

Zea menangis haru mendengar ucapan dokter tadi.

"Serius dok? Saya hamil?"

"Iya bu zea"

"Sayang aku hamil" teriak zea tanpa malu

Aku langsung memeluk tubuhnya, betapa bersyukurnya aku karna kami telah diberi kepercayaan oleh tuhan untuk mempunyai seorang anak.

"Makasih ya sayang, aku sayang kamu"

***

(ZEA POV)

5 bulan kemudian

"Sayang aku bosan dirumah terus" rengekku sambil membantu suamiku memasang dasi

"Bagaimanapun kamu gak boleh kerja dulu selama hamil ini, aku gak mau kamu capek sayang" dia mengecup bibirku sekilas

"Ya tapi kan aku bosan, aku mau masak malah bawain pembantu. Trus aku bisa apa dong?" Aku mengerucutkan bibir. Ini benar-benar tidak menyenangkan diperlakukan over protectif oleh suamiku ini

"Aku pulang cepat hari ini, kita jalan-jalan ya"

"Gak mau, aku maunya jalan sendirian pakai mobil aku. Kan udah lama aku gak bawa mobil sendiri"

"Mau ikut aku ke kantor?" Tawar arga tiba-tiba.

Aku menimbang-nimbang, sepertinya aku ikut aja. Toh disana aku bisa mengajak banyak orang untuk bicara plus mengganggu suamiku.

"Oke aku siap-siap dulu"

Aku bergegas mengganti baju, perutku yg kian hari makin membesar ini membuatku harus selalu membeli baju bumil dengan ukuran yg besar-besar pula.

(AUTHOR POV)

Zea yg sedari tadi hanya membolak-balikkan majalah fashion di ruang kerja suaminya mulai merasa bosan. Dia gak bisa mengajak siapapun bercerita saat ini, karena mereka semua sedang sibuk mengerjakan rancangan proyek terbaru.

"Arga, aku mau kebawah ya" ucap zea pada suaminya yg masih setia berkutat dengan laptop di depannya.

"Mau kemana? Sama siapa? Aku kawanin ya"

Zea menatap heran pada suaminya itu

"Aku mau makan di restoran bawah, bosan liatin kamu cuekin aku"

Arga lalu berjalan menghampiri istrinya di sofa

"Maaf ya sayang, tapi dari pada kamu capek ke bawah kita telfon aja ya biar kamu makan disini" bujuk arga karna dia memang masih sibuk

"Gak mau, kalau kamu gak mau kawanin aku pergi sendiri aja"

Zea lalu berjalan meninggalkan ruangan, argapun dengan pasrah menemani istrinya untuk makan dibawah. Dia hanya gak mau sesuatu hal yg buruk terjadi pada zea, karna itu dia rela meninggalkan pekerjaannya demi menemani istri dan calon anaknya makan.

"Wah ganteng banget"

Zea histeris saat melihat pria tampan di depannya itu. Arga pun melihatnya dengan tatapan tajam.

***
Selamat pagi

Ini aku update lagi, walau agak lama juga baru updatenya. Oke happy reading, ditunggu vote dan commentnya ya. Love you {()}

Give Me A Second Chance My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang