Terungkap

20.4K 1K 1
                                    

Author datang lagi...ini dia part untuk hari ini. Ditunggu vote dan commentnya, terimakasih^-^

****

Ini sudah 1 minggu setelah kejadian waktu itu, aku dan arga sama sekali tidak bertemu dan tidak mengirim pesan apapun. Ntah kenapa perhatian yg selalu dia tujukan walau hanya melalui sms atau telfon membuatku merasa kangen dengannya. Walau begitu tapi tetap ada devan yg setia selalu bersamaku, perhatiannya juga membuatku merasa memilikinya.

Aku masuk ke dalam hotel milikku yg berada di kawasan Jakarta Timur untuk mengecek keadaan hotel dan juga pegawai yg bekerja disana. Aku juga mengecek club yg ada di hotel itu, sebenarnya club itu sama sekali tidak ingin kubangun namun bang gerald memaksanya karena dia bilang hotel-hotel bintang 5 di luar negeri sudah banyak yg memiliki club bahkan casino, dan pasti akan banyak para pengusaha dari luar yg datang ke club ini.

Club adalah satu-satunya tempat yg paling jijik untuk kudatangi, namun berbeda dengan club milikku yg rata-rata dihuni oleh orang berkelas kakap dan berdompet tebal.

Jantung dan darahku terasa berhenti melihat pemandangan di depan mata. Jadi ini yg dilakukannya, bermain dengan wanita lain di sini. Di hotel milikku dan sekarang dengan santainya dia mencium jalang itu. Merasa risih akan kehadiranku dan beberapa pegawai yg mengawal dia pun menghentikan acaranya dan memandangiku kesal lalu berubah menjadi sedikit kaget dan kembali ke posisi awal

"Tadi kamu bilang kalau kamu lagi sibuk dan gak bisa temani aku makan siang, sekarang ini kerja kamu?" Tanyaku berusaha biasa-biasa saja

"Gue dan lo gak ada hubungan apa-apa, so suka-suka gue dong mau lakuin apa"

Pertahananku hancur sudah, aku kira dialah satu-satunya laki-laki yg tau perasaanku, ternyata tidak. Aku salah menilainya. Aku berlari keluar dari hotel dan masuk ke mobil.

(ARGA POV)

Sudah 1 minggu ini aku gak dapat kabar apapun tentang zea, aku memang masih marah karna dia lebih memilih pria itu dibanding aku.

Lagu This Means War dari A7x tiba-tiba memenuhi ruangan kerjaku, itu hp ku yg sedang berbunyi tanda ada yg menelfon. Ternyata dari mama zea

"Halo Assalamualaikum ma" Sapaku untuk calon mama baru

"Waalaikumsalam arga" jawab mama dengan terisak

"Loh mama kenapa?" Tanyaku mulai panik

"Zea...dia kecelakaan ga"

Bibirku terasa kelu saat itu. Mama menyebutkan nama rumah sakit tempat zea dirawat dan tanpa pikir panjang aku segera meluncur kesana.

Dalam perjalanan aku hanya bisa berdoa semoga zea tidak kenapa-kenapa, aku sangat takut kehilangannya. Semoga tidak akan dan tidak akan pernah.

Aku masuk ke dalam rumah sakit dan ternyata semua keluarga sudah ada di depan UGD.

"Zea di dalam ma?" Tanyaku pada mama zea

Dia mengangguk lemah karena masih menangis di dalam pelukan suaminya. Sementara kak geira hanya menatap kosong ke bangku di depannya, berbeda dengan gerald dan zack mereka lebih memilih diam.

Tidak lama dokterpun keluar dan memanggil salah satu anggota keluarga untuk ikut keruangannya. Papa dan mama zea lah yg pergi ke ruangan dokter itu.

Aku dan ketiga kakak zea masuk ke ruangan UGD setelah dipersilahkan masuk oleh suster yg ada disana.

Betapa lemahnya kakiku untuk menyentuh zea saat itu. Kepalanya dilapisi perban, juga selang oksigen ada di hidungnya. Di mukanya terlihat jelas noda kehitaman yg tidak lain adalah abu. Dia kecelakaan dalam kebakaran, sebenarnya apa yg terjadi.

"Dia ngebut di jalan tol sampai nabrak tiang pembatas jalan dan mobilnya terbakar"

Seakan tau apa yg aku pertanyakan kak geira langsung menjawab

"Apa yg membuatnya ngebut? Dia gak pernah ngebut sebelumnya" tanyaku penasaran

"Kata orang hotel dia menangis karna melihat seorang laki-laki dengan wanita sedang ada di club hotelnya dan yg gue tau itu pasti bukan lo kan ga?" Tanya zack

"Gue gak ketemu sama zea udah seminggu ini karena di hari tunangan kami dia pergi dengan--" aku berpikir sejenak dan aku tau suatu hal.

"Telfon gue kalau zea udah sadar, gue mau ngurus orang yg buat zea kayak gini" aku menepuk bahu zack dan mendapat anggukan mantap darinya

"Dimana devan?" Tanyaku pada satpam di club hotel zea

"Ada di dalam tuan"

Aku segera masuk ke dalam club dan setelah menemui keberadaannya yg sedang mabuk berat di salah satu meja sambil di kelilingi beberapa wanita aku segera berjalan kesana dan secepat kilat dia sudah tersungkur kebawah dengan bibir koyak akibat satu pukulan lolos kujatuhkan untuknya.

(AUTHOR POV)

Devan merasakan perih di sekitar bibirnya yg berdarah, ia mendongak ke atas menatap mata yg memukulnya. Dengan mata kabur dan tenaga yg sedikit akibat terlalu banyak mimum dia mulai berdiri semampunya.

Arga mengeratkan tangannya di kerah kemeja Devan dan memperingatkannya

"Lo udah nyakitin zea, jadi terima aja pembalasannya devan"

Arga segera menelfon seseorang dan tersenyum miring.




Give Me A Second Chance My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang