Pertengkaran

20.3K 1K 2
                                    

Hai hai para readers..lagi semangat nulis nih. Yaudah semoga kalian suka ya. Jangan lupa vote dan commentnya..salam author

*****

(ZEA POV)

Hari ini hari pertunanganku, aku masih bersyukur karena bukan hari pernikahanku. Pertunangan ini masih bisa aku batalkan dengan serentetan rencanaku, mungkin untuk kabur di acara ini malam ini sudah tidak bisa lagi. Karena semua aset berhargaku sudah disita oleh mama. Ya mama sangat tau apa yg aku rasakan namun dia selalu memaksa isi hatinya sendiri.

Disaat aku mulai belajar mencintai Arga lagi, Devan datang ke hidupku. Devan memang bukan pacarku, tapi posisi Arga yg pernah hilang sudah diambil oleh devan. Aku menyukainya!!

Cincin di jari manisku pertanda aku sudah resmi menjadi tunangan Arga. Wajahnya terlihat sangat bahagia, namun saat melihatku ia hanya bersikap datar. Aku juga tidak peduli kalau dia datar padaku, toh aku juga tidak sudi untuk bersamanya.

"Mulai saat ini kamu adalah milikku dan kamu dengar sendiri bukan kalau 2 bulan lagi kita akan menikah? Jadi tolong kita saling menjaga perasaan masing-masing" ucapnya saat kami makan malam

Aku mendengus jijik akan kata-katanya. Sorry arga, hati aku sudah benar-benar berpaling darimu.

"Aku ragu kalau kamulah yg gak bisa menjaga perasaan aku" aku menatap picik ke matanya

(ARGA POV)

Aku sudah cukup sabar menghadapi zea, namun kemarin dia sudah kelewatan batas. Dia memeluk seorang pria yg kutau sama sekali bukan bagian dari keluarganya.

Drrrt...drrrt

Hp zea bergetar dan dia membukanya. Saat membaca pesan yg masuk senyum terukir jelas di wajahnya. Dia seperti remaja yg sedang jatuh cinta setelah mendapat pesan dari pacarnya. Apa dia jatuh cinta? Dia menyukai laki-laki lain?

"Siapa yg sms?" Tanyaku curiga

"Bukan urusan lo" ucapnya

Setelah itu dia berpamitan untuk segera pulang, walau acara memang sudah selesai tapi dia menolak untuk ku antar ataupun pulang bersama keluarganya. Sikapnya membuatku semakin curiga.

Pria yg kemarin memeluknya pasti akan menjemputnya disini, jangan harap dia bisa pergi dengan pria itu.

Zea segera keluar dari rumahku dan berdiri di teras sambil melihat ke arah pagar. Dugaanku pasti benar, dia sedang menunggu seseorang.

Aku berdiri di belakangnya tanpa ia ketahui dan sebuah mobil bmw silver masuk ke pekarangan rumahku dan berhenti tepat di depan zea.

Laki-laki itu turun dan tersenyum kepada zea. Dasar laki-laki buaya. Aku tau betul laki-laki seperti itu. Senyumnya pudar saat melihatku berdiri tegak di dekat zea

"Ada urusan apa dengan calon istriku?" Tanyaku dengan tatapan tajam

"Saya hanya--"

"Terserah kami dong mau ngapain dan atas urusan apa, lo hanya sebatas calon gue arga. Lo gak punya hak lain. Bahkan gue gak pernah nerima lo sebagai pacar atau tunangan atau suami gue, so jangan ikut campur" zea memotong pembicaraan laki-laki itu cepat.

"Jadi menurut kamu gitu? Dan apa pendapat mu tentang laki-laki di depan ku ini jika aku membuka semua aib yg ada di dirinya?"

Aku menaikkan alis sambil tersenyum kemenangan. Devan terlihat pucat, ya aku kenal devan. Dia adalah pelanggan tetap di hotelku, sudah banyak wanita yg ia bawa setiap malamnya dan bisa saja zea kena imbasnya.

"Berhenti bersikap seperti itu ga, kamu gak tau siapa-siapa tentang devan" teriak zea

"Masuklah zea" devan membuka mulut sambil membukakan pintu mobio untuk zea

"Sorry tapi sekarang zea udah jadi milik gua dan gak ada yg bisa pergi dengan dia tanpa seizin gua. Dan kalau lo masih gangguin zea jangan harap lo masih bisa bertahan dengan perusahaan yg lo bangun sekarang" ucapanku tegas sambil melotot kearahnya, aku tarik tangan zea masuk ke mobilku yg tidak jauh dari mobil devan.

(ZEA POV)

Arga terlihat sangat keren tadi saat berhadapan dengan devan, eh apaan? Gak gak itu salah. Devan terlihat marah saat itu tapi dia hanya memendamnya dan sekarang Arga mengeratkan cengkraman tangannya di pergelangan tanganku dan memasukkanku ke mobilnya. Sekarang giliran Arga yg rahangnya mengeras, bukankah seharusnya aku yg marah disini?

"Apaan sih lo? Bisa gak sih gak usah ngatur hidup gue. Orang tua gue aja gak masalah" celetuk gue

"Aku cuma bisa bilang kalau devan itu bukan cowok baik-baik. Walaupun sekarang kamu masih belum bisa nerima aku dengan tulus, aku akan tulus menunggu kamu sayang dan aku gak mau kamu disakitin oleh laki-laki manapun"

Aku berdecak dan tersenyum miring, bisa-bisanya dia bilang begitu sementara dia pernah menyakiti perasaanku.

"Udah lah ga udah capek gue"



Give Me A Second Chance My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang