(ARGA POV)
Aku melihatnya berjalan dengan cepat keluar dari restoranku. Restoran Italia yang sengaja aku buat saat kelas 3 SMA dulu untuk mempersembahkan rasa cintaku padanya, karena aku tau dia sangat suka dengan Negara Italia, saat kami jalan-jalan ke Roma, aku melihat sinar kebahagiaan di matanya. Namun takdir berkata lain, dia malah pergi dan minta putus. Sangat menyakitkan!!
Flashback
Aku terus berlari setelah mengetahui bahwa Zea akan pergi ke London untuk waktu yang lama. Aku terus mencari keberadaan Zea di Bandara Soetta ini, sampai sosoknya terlihat olehku saat dia akan masuk ke security check.
"Zea please dengarin penjelasan aku, ini semua gak seperti apa yg kamu lihat. Aku dan-"
Aku menatap punggung Zea yang berhenti dan berbalik. Ia menatapku, namun bukan seperti tatapan yang biasa, tatapan yang penuh dengan rona bahagia dan cinta. Kini tatapan itu terlihat sangat membenciku, tatapan jijik dan enggan untuk aku pandang.
"Cukup. Kita putus dan jangan cari aku lagi" ucapnya dengan suara serak dan air mata yang tiba-tiba saja jatuh dari pelupuk matanya yang sudah memerah. Apakah kamu menangis karena aku sayang? Maafkan aku, maafkan aku.
Aku tidak tega melihatnya yang selama ini ceria begitu rapuh karena aku. Ah Arga Brengsek!!!! Memang kata-kata itu pantas aku lontarkan dariku untukku, karena memang itulah kenyataannya. Aku memang bukan laki-laki yang patut diperjuangkan, justru dia lah wanita yang patut aku perjuangkan, bukan orang lain.
Mendengar ucapannya tidak terasa air mataku pun jatuh membasahi pipiku.
Aku pun menegakkan badan walau tubuh ini benar-benar tidak sanggup lagi untuk berdiri. Menatap punggungnya yang menjauh dan hilang di balik keramaian. Inikah akhir dari perjalanan kita? Inikah akhir dari kebersamaan kita? Apakah tidak ada cara lain agar kamu mau kembali ke pelukanku sayang? Maafkan aku. Aku terlalu kecut untuk mengatakan semua itu. Aku terlalu bodoh untuk melakukan hal sialan itu. Aku bersumpah akan membuat hubungan kita yang dulu akan kembali Ze, I swear. Tunggulah aku.
Flashback off
Semenjak saat itu aku menjadi pria yang dingin, hanya Zea yang aku mau dan tidak akan ada yg bisa menggantikannya. Sudah berkali-kali aku mengganti sekretarisku karena kerja mereka hanya menggodaku saja. Aku sama sekali tidak tertarik akan mereka, sampai sekretarisku yang satu ini sama sekali tidak pernah menggodaku. Tentu saja tidak menggoda karena dia bukan seorang pria penggoda.
"Geri" panggilku pada Geri sekretaris baruku yang duduk tidak jauh dari tempatku berada.
"Ya pak?" Geri berjalan mendekat dan bertanya dengan sopan, bukan menggoda.
"Siapkan seikat bunga Tulip dan cokelat, oh ya jangan lupa kirim ke alamat ini" ucapku sambil memberikan alamat tempat bunga itu akan kukirim.
"Hotel Grand Xeran? Jangan bilang lo suka dengan owner hotel ini? Pandai banget lo lakuin hal romance" ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata dan berbicara dengan seringaian jahil.
"Diam lo, masih ingat kan mantan yang gue ceritain dulu? Nah gue mau ngambil hati dia lagi. Makanya lo bantuin gue ya"
"Sip siap bos" ucapnya diiringi gerakan hormat dan berlalu pergi.
Aku dan Geri akan berbicara dengan bahasa sehari-hari jika sedang berdua, jadi maklum saja kami berbicara seperti itu.
Aku pun segera mengambil kunci mobil dan melaju menuju Hotel Grand Xeran, bukan untuk menemui Zea, namun untuk menemui Direktur Utama hotel itu dalam rangka kerja sama perusahaan kami. Ini kali pertama aku bertemu dengan pemilik hotel besar ini, namun tidak kalah besar dari hotelku. Sekaligus aku ingin tau, posisi sebagai apa Zea di hotel itu ya? Apa dia General Manager? Atau mungkin sekretaris CEO nya? Oh aku harap owner hotel itu tidak berbuat macam-macam dengan kekasihku.
Saat sampai sekretarisku langsung mengikuti dari belakang.
"Sudah kamu letak bunga yang saya kasih?" Tanyaku pada Geri sambil terus berjalan menuju ruang meeting."Sudah pak. Saya titip di receptionist, jadi biar OB yang meletakkannya di ruang mbak Zea."
Aku pun mengangguk dan tersenyum tipis, semoga Zea suka dengan bunga tulip dariku, ya karena aku tau dia sangat suka dengan Bunga Tulip.
Aku masuk ke dalam ruang meeting di Hotel Grand Xeran dan betapa kagetnya aku saat melihat siapa yang duduk di bangku yang harusnya diduduki oleh Direktur Utama perusahaan ini. Dia...Zea duduk disana sambil memperhatikan berkas-berkas yang ada dihadapannya. Seorang wanita menyenggol lengannya pelan dan membuatnya langsung berdiri dan menatapku. Aku yg sedikit kaget langsung memasang tatapan stay cool kearahnya. Namun berbeda dengan Zea, dia hanya memasang tatapan kita cuma rekan bisnis atau mungkin dia memang lupa denganku? Apa aku banyak berubah?
Aku dan Zea berjabat tangan, namun aku lagi-lagi merasakan kehangatan saat tangan itu menyentuhku, aku menginginkannya, dan masih menginginkannya. Kertas perjanjian kerja sama kami membuktikan bahwa wanita yang ada di depanku ini memanglah wanita yang seharusnya bekerja sama denganku. Ntah mimpi apa aku semalam bisa bertemu dengannya dan berbicara dengannya seperti ini, ya walaupun hanya sebatas rekan bisnis.
(AUTHOR POV)
Selesai meeting, Zea yg sengaja mempercepat kegiatan beres-beresnya kalah cepat dengan Arga yang menyuruh Geri untuk membereskan semuanya, hingga membuat sekretarisnya itu manyun.
Arga menahan tangan Zea namun karena kekuatan gadis itu terlalu kuat dia pun melepaskannya.
"Makan siang bareng yuk Ze"
Zea hanya menatap Arga datar lalu melirik arlojinya.
"Maaf tapi saya sibuk pak, mungkin lain kali" ucapnya masih berusaha sopan
"Aku hanya ingin ajak kamu makan sebagai teman lama yg udah lama gak ketemu. Mau kan?" bujuk arga lagi
"Maaf" hanya satu kata itu yg di ucapkan zea lalu langsung pergi meninggalkan arga yg terlihat kecewa.
Zea duduk di bangku kebesarannya sambil menghela nafas panjang, tadi pagi dia menerima sebuket bunga tulip ungu yg merupakan bunga favoritnya. Hanya keluarga dan orang-orang tertentu saja yg tau dengan kesukaannya itu. Dia juga menerima sekotak cokelat berbentuk hati. Karena tidak ada nama pengirim, dia hanya meletakkan bunga itu di vas bunga di meja kerjanya.
Baru beberapa saat dia termenung, sosok itu datang lagi. Kali ini dia datang dengan pesonanya yg membuat mulut zea terbuka. Pria itu terlihat lebih tampan.
"Ngapain lo disini?" Tanya zea sewot
"Aku gak akan pergi kalau kamu gak mau makan siang dengan aku" jawab arga keras kepala
"Gue sibuk"
"Oke aku tunggu" akhirnya arga duduk di sofa yg ada di ruangan zea
Dengan cepat zea mengetikkan pesan kepada seseorang untuk membantunya. Tak perlu menunggu lama, kini orang itu sudah berada di ambang pintu
"Hai sayang, kamu belum makan siang kan? Bareng aku aja sini, nanti kamu sakit lagi"
"Oh hai yang, belum nih. Yaudah aku siap-siap dulu ya" ucap laki-laki yg mengaku menjadi pacar zea
Setelah siap, zea dan gilang bergandengan keluar dari ruangannya tanpa memperdulikan arga yg melihat tajam ke arah mereka.
"Kamu bilang tadi sibuk ze" ucap arga yg menahan marah
"Sorry, tapi aku gak bisa nolak pacar aku ga. Kami pergi dulu ya, kamu balik ke kantor aja" lalu zea dan arga berlalu pergi
"Arrgghh" teriak arga
"Awas aja ze, gimanapun caranya kamu akan selalu menjadi milik aku" batin arga sambil tersenyum jahil
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me A Second Chance My Ex
RomanceBertemu lagi dengan mantan yang kamu benci dan dia minta balikan lagi? bahkan keluargamu memaksa untuk bersamanya? inilah kisah seorang gadis yang sudah pernah merasakan sakitnya di php in, di selingkuhin dan sekarang pria itu meminta maaf dan ingin...