Sadar

21K 1K 0
                                    

Author update lagi, feelingnya dapat gak sih? Author kurang ngerti tentang perasaan nih, tapi semoga kalian suka ya:))

(AUTHOR POV)

Zea terduduk di aspal sambil termenung sedih melihat hotel, mall dan apartmentnya yg sudah berubah warna menjadi hitam. Bangunan yg dulunya megah itu kini tidak berbentuk apapun lagi. Hanya sebagian dari bangunan apartementnya yg tidak kena kobaran api. Arga selalu setia ada di samping zea sambil menenangkan gadis di sampingnya itu.

"Udah gapapa sayang, yg penting semua orang yg ada di sana selamat. Mungkin akan banyak kerugian kamu dan juga banyak yg harus kamu ganti untuk semua ini. Tapi tenang aja, aku bakal bantu kok" arga mencoba menenangkan zea

Zea melihat tepat ke manik mata arga dan kemudian semua berubah gelap, ia tak sadarkan diri.

Arga segera membawanya ke rumah sakit terdekat, zea tak sadarkan diri karena efek stress dan juga kondisinya yang masih lemah.

(ARGA POV)

Aku menelfon orang tua zea dan mengatakan semua yg terjadi dan semua orang tua pasti akan seperti orang tua zea juga saat ini, mereka panik dan langsung terbang ke bali. Mungkin bagi zea yg dengan susah payah membangun perusahaannya itu sangat sulit rasanya menanggung semua kerugian. Kalau saja dia tidak lupa bahwa dia masih memiliki keluarga yg memiliki kehidupan lebih dari cukup. Tentu masih bisa mengganti semua kerugian itu.

"Makasih udah jagain zea" zack menepuk pundakku

"Udah kewajiban gue, apalagi dia bakal jadi istri gue ntar lagi"

Jika mengingat akan hal itu aku jadi merasa lebih nyaman dan tenang.

Zea udah sadar dan dia sedang tidur sekarang, bukan hanya zea yg punya hotel di bali, tapi aku juga. Dengan begitu aku dan juga keluarga zea dapat menginap disana.

"Sebaiknya kamu pulang aja arga, kamu udah terlalu lama disini. Lagian kamu gak bisa terus-terusan percayaiin asisten kamu itu" mama zea melihatku dengan sorot mata khawatir

"Gak apa tan, aku juga ngawasin dari sini kok. Soal perusahaan zea juga udah mulai kembali normal lagi, walau karna musibah kebakaran kemarin proyek hotelnya yg bandung jadi di batalin, aku harap zea gak masalah akan hal itu"

Mama zea mengangguk mengerti

"Kalau gitu biar mama dan mami kamu aja ya yg ngatur acara pernikahan kalian. Kalian terima beres aja oke. Mama gak mau kalian sibuk ngurusin kerjaan ditambah ngurusin pernikahan" tambah mama zea

"Mungkin gak semuanya kami bisa siapin buat pernikahan. Tapi untuk urusan gedung dan catering udah aku urus, tinggal konsep pernikahannya aja minta diurus sama WO"

"Nah, mama bakal urus ke wedding organizernya. Terus pakaian nikah kalian udah mama urus, kalian tinggal fitting aja. Yg mama belum beli cincinnya nih ga, kalian aja atau mama yg beli?"

"Kalau cincin biar kami aja yg beli ma, zea suka milih sendiri kalau cincin itu"

"Oke deh ga, yaudah kamu istirahat sana. Biar mama yg jagain zea"

Aku mengangguk dan kembali ke hotel. Dari kemarin aku lah yg menjaga zea, dia masih depresi karna mikirin perusahaan dia. Dia hanya melamun dan gak nanggepin omonganku. Mungkin besok aku kasih dia pencerahan aja.

Pagi ini seperti biasa aku datang ke rumah sakit tempat zea dirawat. Dia terlihat sama, namun saat aku datang ada secercik senyuman yg diberikannya namun hanya sekilas. Ingat, hanya sekilas.

"Halo sayang, aku ada kabar baik"

"Apa?" Tanyanya datar

"Besok kamu udah boleh pulang dan gimana kalau besok kita beli cincin nikah? Kamu yg pilih deh" hiburku

"Kamu aja deh, aku mau ngurusin--"

Aku sangat tau apa yg akan dia bilang, pasti tentang hotelnya yg terbakar

"Udah aku urus semua sayang, gak ada lagi yg bakalan protes. Jadi jangan mikirin itu lagi ya, hotel kamu juga dalam proses perbaikan"

"Aa?" Zea bingung dengan pernyataanku

"Aku dan keluarga kamu jadi donaturnya, dan beberapa pemegang saham kamu yg dulu juga masukin sahamnya lagi"

(ZEA POV)

Aku bingung mau jawab apa lagi dengan Arga, disaat aku bersikap buruk padanya dia masih setia ada untukku. Mulai dari saat aku kecelakaan, dia yg nemani aku selama di rumah sakit. Pas aku ke bali, dia juga yg jagain aku sampai saat aku pingsan dan dia tetap setia bawa aku kerumah sakit, mijitin aku setiap malam sebelum tidur dan sudah ada saat aku terbangun di pagi hari.

"Makasih" aku merasa sangat canggung untuk bicara dengannya. Untuk mengatakan maaf saja lidahku terasa kelu.

"Arga"

"Hmm"

"Maaf" akhirnya lolos juga kata-kata itu

"Untuk apa?"

"Semuanya, karna aku udah buat kamu marah tapi kamu tetap sabar, aku selalu buat kamu cemburu, dan maaf karna merepotkanmu" aku tertunduk merenungi kata-kata yg kubuat sendiri

Arga duduk disebelahku dan menggenggam tanganku. Hangat, itu yg kurasakan.

"Aku gak pernah merasa kamu salah sayang, memang semuanya berawal dari aku. Aku lah yg seharusnya minta maaf sama kamu, aku cuma ingin hubungan kita baik dan kita kembali lagi menjadi Arga Zea seperti dulu"

Tak sadar air mata membasahi pipiku, aku memang masih mencintainya. Aku gak akan pernah rela jika dia bersama dengan wanita lain, tidak akan pernah.

Give Me A Second Chance My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang