Caine bangun dari tidurnya dengan napas terengah-engah, keringat yang mengucur deras dari dahinya serta mata yang sembab akibat menangis didalam tidurnya.
Caine melihat kearah nakas dan mengambil ponselnya yang memang ada disana.
Pukul 01.57.
Tuhan, mimpi itu lagi.
Bunda, Caine kangen. Bunda lagi apa disana?
Caine pun mencoba untuk tidur lagi namun tidak bisa, entah apa yang membuat ia terjaga.
Caine pun beralih, yang tadinya tiduran di kasur, kini ia duduk di kasur dengan bersandar pada headboard kasur.
Ia lantas memejamkan mata sejenak, seraya menghela napas lalu mengambil ponselnya.
Mungkin bermain ponsel bisa membuatku tertidur.
Karena rasa rindu yang membuncah pada sang bunda, Caine lantas membuka galeri dan membuka satu album khusus yang ia pisahkan.
Foto-foto ia dan bundanya semasa ia kecil.
Caine terus menerus menggulir album itu, melihat dari satu foto ke foto yang lain, lantas tersenyum dan sesekali tertawa, dengan air matanya yang mengalir deras di kedua pipinya.
Caine mengusap air matanya dengan kasar, dan menghela napas lalu melanjutkan melihat lihat foto di album itu.
Jari Caine berhenti kala melihat foto dirinya bersama kakak, ayah dan bundanya yang sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 9 tahun kala itu.
Caine tersenyum miris, meratapi foto itu.
Didalam foto itu, semua orang tersenyum bahagia seperti tak ada beban sama sekali.
Ah, iya... 2 Minggu lagi aku ulang tahun..
•••
Pagi harinya, Caine, Joylynn dan Jefran sedang duduk di ruang makan sembari menunggu Rachel selesai menyajikan makanan.
"Bunda! Kunciran aku dimana?!" teriak Selia dari kamarnya.
"Ada di atas meja belajar kamu, semalem bunda taruh situ!" balas Rachel yang sedang berada di dapur.
Tak ada sautan lagi dari Selia yang berarti perempuan itu sudah menemukan benda yang ia cari.
Selia keluar dari kamarnya dengan mengenakan seragam yang sama dengan Caine, rambutnya yang diikat setengah dan tas yang tersampir di bahunya.
Selia pun duduk di seberang Caine, tepat saat itu, makanan pun selesai dimasak, Rachel menaruh hasil masakannya di piring lalu menaruhnya di meja makan.
Lauk pagi ini adalah nasi goreng seafood dan ayam goreng.
Caine yang memang alergi seafood pun diberi ayam goreng sebagai ganti oleh Rachel.
Mereka semua makan dengan hikmad tanpa suara, hanya ada dentingan sendok bertemu dengan piring.
Selesai makan, Caine, Selia dan Jefran pun bangkit dari duduknya dan bersiap berangkat kerja dan sekolah, teruntuk Joylynn, ia memang mengambil cuti beberapa hari.
"Sel, kamu berangkat sama siapa?" tanya Caine yang sedang memakai sepatunya.
Selia juga sedang memakai sepatunya, lantas ia menjawab. "Sama Riji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Always An Angel, Never A God. [RionCaine]
Short StoryCaine Chana dengan segala struggle kehidupannnya. "Ma, pa, Caine ngga sehebat itu untuk memenuhi ekspektasi kalian." warn! •bxb, homophobic? ngga usah baca! •typo bertebaran •mental health, insecurities. happy reading ~