Jam istirahat pun tiba, para siswa berbondong bondong keluar dari kelas menuju kantin sekolah.
Begitupun dengan Caine, ia keluar dari kelasnya bersamaan dengan Rion yang juga keluar dari kelasnya yang ada disamping.
Rion dan Caine saling menatap sejenak, lalu Rion pun berjalan kearah Caine dan mengajaknya ke kantin bersama, tentunya Caine tak menolak.
Rion dan Caine berjalan bersisian, sepanjang koridor, banyak mata yang menatap mereka.
Hei, ayolah, gini gini Rion tuh famous tau! Siapa sih yang ngga kenal Rion Kenzo? Si ketua club basket kebanggaan sekolah.
Dan juga, siapa yang ngga tahu Caine Chana? Walaupun baru masuk kemarin, ia sudah berhasil merebut banyak perhatian warga sekolah terutama anak angkatannya karena paras cantik nan kalemnya itu. Dan sepertinya, Caine sudah menjadi primadona baru angkatan mereka.
Melihat keduanya berjalan bersamaan, ada satu perempuan yang menatap mereka tak suka.
"Cih." decih perempuan itu.
Mendengar decihan kesal yang berasal dari sampingnya, seorang perempuan berambut pendek pun bertanya.
"Kemarin gimana? Cokelat lo diterima Rion?" tanya perempuan berambut pendek itu.
"Apa apaan, diterima aja engga. Malah di kasih ke Echi!" jawab perempuan yang kesal itu. Temannya hanya membulatkan mulutnya.
"Liat aja lo, Caine Chana. Gue bakal buat lo tersiksa disekolah ini. Berani beraninya dia ngerebut Rion dari gue." gumam perempuan itu dengan tersenyum licik. Tak lama terdengar kekehan sinis yang keluar dari mulutnya.
Di sisi lain, Caine merasa agak risih karena sepanjang jalan banyak yang menatapnya.
Beragam tatapan ia terima, dan yang paling banyak adalah tatapan tak suka terhadapnya.
"Rion." panggil Caine.
"Hm?" jawab Rion sambil menoleh kearah Caine.
"Kamu se tenar itu, ya? Sampe sampe aku jalan di samping kamu aja orang orang ngeliatin aku dengan tatapan ngga suka." ucap Caine dibalas dengan kekehan oleh Rion, Rion merangkul pundak Caine lalu menjawab.
"Ya begitulah, lo harus terbiasa kalo jalan sama gue nanti." ujar Rion dengan tangan yang mengusap kepala belakang Caine.
"Maksudnya?" tanya Caine.
"Engga, ngga apa apa." jawab Rion yang membuat Caine semakin bertanya-tanya.
Mereka berdua pun sampai di kantin dan menuju tempat duduk yang biasa diduduki oleh SBB.
Melihat kedatangan Rion dan Caine, membuat anggota SBB menjadi heboh, terlebih lagi melihat tangan Rion yang berada di pundak Caine.
"Aduh, bayi gue udah gede. Udah kenal cinta-cintaan." ucap Selia dengan dramatis sambil mengusap pipinya seperti mengusap air mata.
"Waduh, baru masuk kemarin, udah digebet aje, pak." ujar Key sambil memainkan sedotan di gelas es teh nya.
"Apa sih kalian, ngga jelas banget." ujar Caine lalu ia mendudukkan bokongnya di samping Riji.
Riji pun dengan reflek mengusap kepala Caine namun langsung ditepis oleh Rion.
Riji yang merasa tertolak pun langsung mengeluarkan tatapan julidnya, lalu berkata. "Yaelah, beh. Belom jadian udah posesif amat."
"Bacot banget." sungut Rion.
"Eh iya, itu Gin beneran jadian sama Souta?" tanya Caine.
"Eh? Gimana yaa..." jawab Gin sambil ragu ragu. Teman temannya yang lain menunggu dengan gregetan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always An Angel, Never A God. [RionCaine]
Short StoryCaine Chana dengan segala struggle kehidupannnya. "Ma, pa, Caine ngga sehebat itu untuk memenuhi ekspektasi kalian." warn! •bxb, homophobic? ngga usah baca! •typo bertebaran •mental health, insecurities. happy reading ~