"Caine! Prestasi jenis apa ini?! Papa sudah bilang jangan pernah berkecimpung di bidang seni! Melukis hanya membuang buang waktumu saja, lebih baik kamu belajar daripada melukis tak jelas begini," ujar seorang pria setengah baya dengan nada marah dan menyentak, pemuda manis dihadapannya hanya bisa tertunduk takut mendengarkan semua ocehannya.
"M... Maaf pa," ucap pemuda manis itu, Caine Chana namanya, dengan tubuh bergetar ketakutan, ia berusaha menahan isak tangisnya meski airmata sudah mengalir sedari tadi.
"Sudahlah, pa. Biarkan saja anak tidak berguna itu, ngapain papa marah marah begini? Sudah kubilang kan, kalau dia memang tak berguna dan tak bisa membanggakan kita, berharap apa kamu sama dia?" ucap satu satunya wanita yang ada disitu, seorang wanita yang seharusnya menjadi tempat bersandar bagi anaknya, di seorang wanita yang harusnya menjadi pelindung bagi anaknya. Seorang ibu yang harusnya menyayangi anak anaknya tanpa pilih kasih, tapi tidak dengan wanita satu ini.
Caine Chana, anak kedua dari tiga bersaudara. Terlahir sebagai anak tengah membuat Caine memiliki tiga peran sekaligus, seorang anak, kakak dan adik.
Orang tua Caine selalu menuntut anak anaknya untuk bisa menjadi yang terbaik, baik di bidang akademik maupun non-akademik, bagi kakak dan adik Caine, hal itu sangat mudah karena mereka dikaruniai kecerdasan serta kemampuan dalam hal tersebut, lain hal dengan Caine, ia mengaku kalau ia tak bisa di kedua bidang tersebut, hal itulah yang membuat kedua orangtuanya selalu mengekang serta menekan Caine selama ini.
"Maaf maaf, kamu pikir permintaan maafmu itu bisa membuat kamu pintar? Sudahlah kamu bodoh, penyakitan, nyusahin orang tua aja kamu itu. Lihat kakakmu, Minggu lalu dia berhasil meraih peringkat satu paralel di sekolahnya, adikmu berhasil meraih medali emas di kejuaraan bulutangkis bulan lalu, apa yang kamu bisa, Caine Chana?"
Sakit.
Pa, aku tahu kalau tidak ada hal yang bisa dibanggakan dariku, tapi bisakah kamu mengapresiasi usahaku selama ini?
Ma, aku tahu kalau aku tidak berguna, tapi bisakah kamu menatapku dengan rasa sayang?
Kak, dek, Caine ngga sanggup...
Tuhan, Caine ngga sekuat itu..
Author note:
Halo, hehe.
Kalian apa kabar?
Setelah berpikir matang matang, akhirnya aku mencoba buat publish lagi cerita ini, karena menurut ku sayang aja gitu, naskah udah selesai aku tulis tapi ngga aku publish kayak.. sayang sayang banget.
Dan juga, jadwal update masih sama kok, setiap hari Rabu malam dan Sabtu malam.
Terima kasih karena udah percaya sama aku buat tetap lanjutin cerita ini!
I love you POKOKNYA 🤧❣️
Semoga kalian sehat dan bahagia selalu.
Salam hangat
- mommyinjun -
KAMU SEDANG MEMBACA
Always An Angel, Never A God. [RionCaine]
Short StoryCaine Chana dengan segala struggle kehidupannnya. "Ma, pa, Caine ngga sehebat itu untuk memenuhi ekspektasi kalian." warn! •bxb, homophobic? ngga usah baca! •typo bertebaran •mental health, insecurities. happy reading ~