[18.] Carissa.

583 118 12
                                    

Senin.

Hari yang paling dibenci sama mayoritas siswa di SMA Jati Negara tempat Caine bersekolah.

"Panas banget, njir lah." sungut Souta yang berada di depan Caine.

"Bener lagi, ini pembina masih lama kah nyerocosnya?" sahut Caine sambil mengibaskan tangannya.

Barisan siswa kelas 11 IPS2 bersampingan dengan barisan siswa kelas 11 IPS3 dan secara otomatis, Caine dan Souta bersebelahan dengan Rion, Riji dan Mako.

"Caine?" panggil Mako yang berada dibarisan samping kiri Caine.

Caine menengok ke arah Mako lalu menaikkan alisnya sebelah, bermaksud menanyakan maksud kenapa Mako memanggilnya.

"Aman?" sambung Riji yang berada di belakang Mako.

"Aman kok, aman. Santai." jawab Caine.

Rion yang berada di belakang Riji hanya menyaksikan interaksi itu sambil mengibaskan tangannya lalu bercelatuk.

"Ini kita cosplay jadi ikan asin, kah?"

•••

Setelah menjalankan kewajiban hari Senin itu pun para murid berbondong bondong meninggalkan lapangan menuju kelas masing masing.

Saat ini, keadaan di kelas 11 IPS2, kelas sedang kosong karena guru yang mengajar mengambil cuti bersalin.

Caine sedang duduk di bangkunya sambil mencorat-coret abstrak di atas sketchbook miliknya, hingga ia tenggelam di dalam dunianya sendiri.

Saat sedang asik dalam dunianya, lamunan Caine buyar kala mendengar suara yang memanggil namanya, suara perempuan.

"Halo, Caine, ya?" tanya perempuan berambut sebahu itu.

Caine menatap perempuan itu lalu bertanya balik. "Iya, kamu siapa, ya?"

Perempuan itu tersenyum, lantas menyerahkan sebuah surat yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh si pengirim.

"Gue Azura, ini ada titipan dari temen gue, tadinya dia mau ngasih langsung tapi dia malu, so, diterima, ya?" ucap perempuan yang memperkenalkan dirinya sebagai Azura itu.

Caine menerima surat itu dengan bingung.

Belum sempat membalas, Azura sudah lebih dulu pergi dari hadapan Caine.

Tak lama, Souta pun datang. Caine buru buru menyembunyikan surat itu di laci meja miliknya.

"Dari mana kamu, Sou?" tanya Caine.

"Dari ruang guru, aku dipanggil, disuruh buat ngewakilin lomba nyanyi lagi." ujar Souta dengan lesu.

"Kenapa? Kok lesu gitu? Bagus dong!" ucap Caine dengan antusias.

"Kok malah kamu yang antusias? Aku males banget loh ini." ucap Souta dengan tatapan memelas, lalu ia merebahkan kepalanya diatas meja. Caine hanya tertawa lalu mengelus kepala Souta, Souta yang menerima perlakuan itu lantas memejamkan matanya menikmati elusan dari tangan lembut milik Caine.

Saking nikmatnya elusan dari tangan Caine, Souta pun jatuh tertidur.

Melihat Souta yang tertidur, Caine lantas mengambil surat yang tadi sempat ia simpan di laci meja.

Always An Angel, Never A God. [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang