Pagi harinya, Caine sedang menunggu Joylynn memanaskan mobilnya, karena ia dan Selia akan berangkat bersama Joylynn.
"Nah, udah yuk. Naik sini." ucap Joylynn.
Selia dan Caine pun naik dan duduk dengan baik di kursi belakang.
"Heh? Lo berdua ngapain dibelakang? Lo pikir gue supir, hah?" sungut Joylynn kesal. Selia hanya nyengir lalu pindah duduk di kursi samping kemudi.
"Nah gitu kek dari tadi." ujar Joylynn.
Sepanjang jalan, keadaan hening hanya ditemani oleh musik yang keluar dari radio mobil Joylynn.
"Nanti kalian pulang sama siapa?" tanya Joylynn memecahkan keheningan yang ada didalam mobil.
"Gue mah udah pasti sama Riji sih, kak." jawab Selia sambil memainkan ponselnya.
"Oke, kalau kamu Caine?" tanya Selia sambil melihat Caine dari kaca mobil yang ada didalam. (lupa namanya bejir.)
"Aku pulang jalan kaki nanti, sekalian mau ke toko buku yang ada di perempatan, mau beli novel baru." jawab Caine sambil membaca novel kesayangannya.
Entah kenapa, Joylynn tiba tiba merasa tak enak hati, entahlah, hatinya merasa bahwa akan ada hal buruk yang menimpa Caine atau Selia nanti.
"Kamu ngga apa apa jalan kaki?" tanya Selia.
Caine membalikkan halaman buku novelnya, lantas menjawab, "Ngga apa apa, Sel. Udah lama aku ngga jalan jalan sekitar sini."
"Beneran?" tanya Selia memastikan, entahlah, hati Selia cemas tiba tiba terhadap Caine.
"Iyaa, ngga usah khawatir, aku bisa jaga diri." ucap Caine meyakinkan.
"Yaudah, yaudah. Yang penting, kamu bawa inhaler kan?" ujar Joylynn.
"Bawa kok, Bu dokter." jawab Caine sambil terkekeh manis. Joylynn dan Selia pun ikut tertawa kecil.
Tak lama kemudian, mobil yang dikendarai oleh Joylynn pun sampai di depan gerbang sekolah. Selia dan Caine lantas turun dan melambaikan tangan kearah Joylynn.
Joylynn membalas lambaian tangan mereka lalu segera menancap gas menuju rumah sakit tempat ia bekerja di kota sebelah.
Caine dan Selia pun berjalan masuk menuju sekolah dan bertemu dengan teman temannya yang berada di parkiran.
"Berangkat bareng siapa lo? Kak Joy?" tanya Echi begitu Selia dan Caine sampai dihadapan mereka.
"Iya, kak Joy sekalian mau balik ke kota sebelah soalnya, jadi bareng aja." jawab Selia, Echi hanya membulatkan mulutnya sambil menggumamkan kata 'ohh'.
"Lah? Terus nanti kalian pulang gimana?" ujar Jaki tiba tiba.
"Gampang, gue mah nanti sama Riji." jawab Selia lagi.
"Kalo kamu, Caine?" tanya Mako.
"Aku mau ke toko buku nanti, jadi yaa.. paling jalan kaki, lagian deket kok sekolahan sama perumahan Selia." jawab Caine sambil tersenyum simpul.
Mendengar jawaban Caine, entah mengapa mereka yang ada disana memiliki firasat buruk.
"Kamu beneran jalan kaki? Mau ikut aja ngga nanti sama aku?" tanya Mia meyakinkan. Mia dan Mako adalah sepasang anak kembar yang kalau berangkat ke sekolah memakai motor berdua, dan kalau diizinkan, terkadang mereka membawa mobil, dan kebetulan mereka sedang membawa mobil kali ini.
"Iya, ikut aja sama aku, sama Mia, Caine. Kita bawa mobil kok." ujar Mako sambil menatap Caine dengan tatapan khawatir.
"Engga usah, ngga apa apa, lagiankan perumahan Selia sama rumah kalian tuh beda arah, takutnya ngerepotin, aku jalan aja, sekalian mau me time." jawab Caine mencoba menenangkan mereka yang sedari tadi menatapnya dengan pandangan khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always An Angel, Never A God. [RionCaine]
Historia CortaCaine Chana dengan segala struggle kehidupannnya. "Ma, pa, Caine ngga sehebat itu untuk memenuhi ekspektasi kalian." warn! •bxb, homophobic? ngga usah baca! •typo bertebaran •mental health, insecurities. happy reading ~