[6.] 'Rumah' Sebenarnya.

903 130 10
                                    

Caine mengedarkan pandangannya kearah dalam rumah Selia dan ternyata memang ada teman teman barunya disana.

Selia menatap bingung kearah Caine yang sedang memanggul tas. "Kamu ngapain bawa bawa tas?"

"Aku tadi nge-chat kamu loh, tapi kamu off." Ucapan Caine segera membuat Selia mengecek handphonenya dan ternyata memang handphonenya itu habis daya.

"Oh, maaf Caine. Hpku habis daya." Caine hanya mengangguk maklum.

"Yaudah, ayo masuk. Taruh tas nya di kamar biasa, ya. Oh iya, ada kak Joy." ujar Selia, Caine yang mendengar bahwa ada 'kak Joy' pun langsung bergegas masuk ke salah satu pintu ruangan yang memang ada dilantai satu rumah Selia.

Orang orang yang ada disana menatap heran ke arah Caine yang terlihat excited menuju salah satu kamar.

"Sel, si Caine emang deket ya, sama kak Joylynn?" tanya Gin yang sambil mengambil snack yang ada dipangkuan Riji.

"Heh! Tangannya bisa banget." sungut Riji sambil menjauhkan snack miliknya dari jangkauan Gin. Gin hanya nyengir sambil bergumam kata maaf.

"Deket, banget malah. Kadang gue suka heran, yang adeknya kak Joy itu, gue atau Caine? Tapi, ngga apa apa sih. Caine soalnya dirumahnya ngga dapet peran kakak, jadi gue fine fine aja berbagi kakak sama dia." jelas Selia yang sedang menyenderkan kepalanya di bahu Echi. Yang lain hanya membulatkan mulutnya sambil menggumamkan kata 'ohh' secara bersamaan.

"Sorry, gue mau tanya, Caine itu... Jarang di perhatiin, ya?" tanya Krow dengan hati hati, Selia yang mendengar pertanyaan itu hanya menghela napas pelan lalu mengangguk kecil.

"Kalo boleh tau, kira kira kenapa, Sel?" tanya Gin sambil meletakkan dagunya di pundak Riji. Riji hanya menyernyit jijik namun tak memindahkan kepala Gin dari pundaknya.

"Gue juga ngga tau pasti, cuma dari cerita yang sering gue denger, mendiang bunda Caine itu nyelamatin Caine waktu hampir ketabrak truk, nah si Caine ini dituduh sengaja gitu. Nah semenjak saat itu, Caine jadi pendiem banget, bener deh. Gue kan udah bareng bareng sama Caine sedari bayi, nah dia tuh dulu ceria, sebelas duabelas lah sama Souta kalo sekarang, semenjak kejadian itu, Caine dijauhin sama keluarganya, dia jadi pendiem banget. Bahkan rasanya, gue ngga kenal Caine yang sekarang. Bener bener beda banget."

"Nah, Caine itu punya bakat di bidang seni, lukisan dia bagus semua. Bahkan pernah ikut lomba lukis tingkat provinsi dan dia juara 2, tapi sayangnya bakatnya ini ngga didukung sama keluarganya, terlebih lagi bokapnya."

"Bunda Caine meninggal pas Caine umur 10 tahun, yaa kurang lebih 7 tahun yang lalu. Gue inget banget, waktu itu Caine cuma bisa diem dipojokan sambil natap kosong peti mati bundanya. Dan lebih gilanya lagi, bokapnya tiba tiba bawa  perempuan janda anak satu dan dikenalin ke keluarga besar kalo si perempuan ini adalah istrinya, gila kan? Gila banget!"

"Bahkan kejadiannya itu belum ada 40 hari semenjak bunda Caine meninggal, gue ngga kebayang sehancur apa mental Caine pada saat itu. Diantara sepupu sepupu lainnya, Caine lebih deket ke keluarga gue karena ayah gue itu kembarannya bunda Caine. Jadi apa apa Caine itu selalu ke keluarga gue, gue juga ngga masalah. Karena gue nyaksiin sendiri penderitaan Caine selama ini."

"Yaa, kurang lebih itu sih yang gue tahu. Selebihnya biar Caine sendiri aja yang cerita, entah kapan dia bakal cerita." jelas Selia panjang lebar, penjelasan Selia membuat salah satu dari mereka geram.

Bunda, dia ternyata kurang kasih sayang, nanti tolong di sayang, ya, bun?

Ruangan itu hening seketika setelah sekian selesai menjelaskan, raut wajah mereka bermacam macam, ada yang khawatir, kaget dan semacamnya.

"Gila? Gue ngga nyangka banget... Segitunya, Sel?" Key menoleh kearah Selia dan terlihat Selia menganggukkan kepalanya lesu.

•••

Caine membuka pintu dengan semangat, terlihat ada perempuan bertubuh tegap dengan postur tinggi semampai, rambut biru tua yang terikat serta kacamata yang tersampir di hidung mancung itu, Joylynn namanya, kakak perempuan Selia.

"Kak Joy!" panggil Caine, Joylynn yang sedang mengecek rekam medis pasien pun menoleh ke arah pintu.

Benar, Joylynn adalah dokter muda yang ditugaskan di salah satu rumah sakit terbesar di kota sebelah, hal itu lah yang menyebabkan ia jarang ada dirumah karena pekerjaannya.

"Oh, halo Caine, apa kabar?" tanya Joylynn, Caine tidak menjawab, ia lantas berlari kecil kearah Joylynn dan melempar tubuhnya ke pelukan Joylynn sambil bergumam. "Kangen kakak."

Joylynn yang mendapatkan serangan tiba tiba pun dengan sigap menangkap tubuh Caine agar tidak terjatuh.

"Astaga, kamu ini. Kebiasaan, nanti kalo jatuh gimana?" ucap Joylynn sambil mengelus pelan punggung Caine.

"Gapapa, biarin aja, kan jatuhnya berdua." jawab Caine sambil menduselkan kepalanya di leher Joylynn.

For your information aja. Joylynn itu, ekhem... Femdom.. ekhem... Yaa, gitu, tau kan? 💋.

Joylynn hanya terkekeh kecil mendengar jawaban dari Caine. Tangannya tak berhenti mengelus ngelus punggung Caine, Caine memejamkan matanya menikmati elusan itu, pelukan yang selama ini ia dambakan.

Hangat, pelukan kak Joy mirip sama bunda.

"Kamu ngapain bawa bawa tas segala? Mau nginep?"

"Hehe, iya, kak. Aku diusir sama mama, katanya bakal ada kakak sama temen temennya dirumah, terus kamar aku dipake buat kamar temen temennya, padahal ada kamar tamu kenapa malah pake kamar aku? Kan ngeselin." sungut Caine sambil memajukan mulutnya. Joylynn terkekeh gemas lalu mengecup bagian wajah Caine dengan brutal.

Caine tertawa lepas akibat perlakuan dari Joylynn, tanpa mereka berdua sadari, kelakuan mereka berdua sedari tadi diperhatikan oleh Selia dan yang lainnya.

Manis. Itulah yang ada di benak mereka saat melihat Caine tertawa lepas tanpa beban.

Rion merasa bahwa hal ini tidak sopan pun mengajak mereka semua untuk kembali ke ruang tamu.

"Lucu banget." ucap Mia sambil menahan gemas, mereka setuju dengan apa yang diucapkan Mia lantas mengangguk.

"Tawanya lepas banget, kali dirumahnya kayaknya dia ngga bisa ketawa selepas ini." ujar Mako.

"Kita udah jadi temen Caine, kan?" kata Jaki sambil memainkan tangannya dan tangan Krow.

"Pasti, kita semua temen Caine. Kita harus buat Caine nyaman sama kita, biar dia bisa ketawa lepas kayak gitu." ujar Key.

Mereka yang ada diruang tamu lantas menoleh ketika mendengar suara langkah kaki mendekat, dan ternyata itu Joylynn yang sedang berjalan kearah mereka.

"Caine mana, kak?" tanya Selia.

"Ada dikamar gue, oh iya, gue mau minta tolong bisa?"

"Apa, kak?"

"Tolong jaga Caine."

Pasti, pasti dijaga kok. Berlian kayak Caine ngga pantes dirusak.

•••

To Be Continue.


Bintangnya di ketuk, boleh? Terimakasih.

Semoga sehat dan bahagia selalu.

Salam hangat.

- mommyinjun -

Always An Angel, Never A God. [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang