"Gabut." ucap Elya yang sedang menyenderkan tubuhnya di sofa.
"Main tod yuk!" ajak Souta.
"Tod? Ngentod?" ujar Gin yang langsung dipukuli beramai ramai.
"Dasar otak selangkangan." seru Rion.
"Heh! Kita tuh sebelas duabelas, ya! Lo aja sering nonton bokep ama gue!" ucap Gin tidak terima. Dan tentu saja langsung dihadiahi lemparan bantal oleh Rion.
Gin berteriak meminta ampun pada Rion namun tak Rion gubris, anak anak yang lain hanya tertawa melihat penderitaan Gin.
"Yaudah, ayo main." ucap Key, anak anak SBB pun duduk melingkar dengan botol Aqua ditengah tengah mereka.
Botol itupun diputar oleh Agil dan berhenti dihadapan Gin.
"Ih, botolnya kek kontol." Ucap Gin yang kemudian mulutnya ditabok oleh Krow yang ada disebelahnya.
"Gin, truth or dare?" tanya Mia mewakili.
"Hmm... Truth deh sebagai permulaan." jawab Gin.
"Ah elah, ngga gentle lo!" ujar Mako Memanas-manasi keadaan.
"Bacot lo! Urus aja si Agil sana!" sungut Gin sambil menatap julid kearah Mako.
"Dih? Ngapain bawa bawa gue?" Agil yang merasa terpanggil pun bertanya.
"Berat bawa bawa lo, mah, Gil." ucap Rion yang langsung membuat orang orang disekelilingnya tertawa.
"Udah, udah. Jadi siapa yang mau ngasih pertanyaan ke Gin?" ucap Enon.
"Gue!" ujar Echi sambil mengangkat tangannya tinggi.
Gin yang melihat itu lantas menghela napas lelah, kenapa harus Echi, sih?
"Sejak kapan lo jadian sama Souta? Dan kenapa lo harus sembunyi sembunyi dari kita?" tanya Echi, perkataan Echi membuat anak anak SBB yang tak satu sekolah dengan Gin heboh.
"Anjir? Yang bener?"
"COK?"
"Iya, bener. Gue udah jadian sama Souta sekitar sebulanan, dan kenapa gue sembunyiin? Ya, gatau. Mau aja." jawab Gin dengan nada malas. Caine yang memang duduk disamping Souta lantas mengalihkan pandangannya ke anak itu, dan terlihatlah telinga Souta yang sudah memerah.
"Ih, Souta lucu. Telinganya merah." ucap Caine yang langsung membuat orang orang mengalihkan pandangannya kearah Souta.
Lo lebih lucu, Caine.
Hal itupun membuat anak SBB menjadi heboh.
"Aduh, PJ nya udah belom nih?" ujar Jaki memancing temannya.
"Ya belom lah! Ayam geprek sabi kali?" ujar Agil sambil menaik-turunkan alisnya.
"Ditambah es teh enak kayaknya." tambah Marcell.
"Sama jangan lupa, cemilannya, emm... Apa yaa?" ujar Mia.
"Udah, udah. Ayo lanjut main lagi." ujar Garin, Krow yang berada disamping Garin pun menolehkan pandangannya.
"Tumben waras?" tanya Krow.
"Apa sih? Aku mah always waras, ya! Emangnya kamu." ucap Garin dengan kesal.
"Rin, kepala lo ngga kepentok apa apa, kan?" tanya Rion.
"He'em, lo dapet hidayah, kah?" sambung Jaki.
"Bener tuh, tumben kalem banget." lanjut Selia.
"Si Garin lagi kalem karena sakit gigi dia." ucap Sui yang membuat orang orang meledakkan tawanya, termasuk Caine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always An Angel, Never A God. [RionCaine]
Short StoryCaine Chana dengan segala struggle kehidupannnya. "Ma, pa, Caine ngga sehebat itu untuk memenuhi ekspektasi kalian." warn! •bxb, homophobic? ngga usah baca! •typo bertebaran •mental health, insecurities. happy reading ~