DUA

5.5K 112 0
                                    

Welcomee... jadi guys, mungkin di bab selanjutnya aku bakal memperkenalkan kalian sama para cast disini.

Kalian bisa bantu saran cast apa yang cocok buat ceritaa ini, sarannya bakal aku tampung untuk menyempurnakan cerita ini.

And yeaa

Happy reading:)

                               ●
                               ●
                               ●

                               ●                               ●                               ●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aletheia tidak tahu apa yang ia lakukan sekarang. Untuk apa ia menunggu pacar lelaki itu di lorong rumah sakit? Batinnya berperang. Ia rasa sudah cukup bermurah hati membantu lelaki itu sampai di rumah sakit.

Ia pun memutuskan untuk pulang. Ia berjalan dengan gontai akibat kelelahan, ia belum tidur, namun waktu sudah menunjukan dini hari.

Brukk.

Shhh.

Ia terjatuh akibat tersenggol oleh seseorang. Saat ia menoleh, ia menemukan seorang perempuan muda yang menatapnya khawatir.

Perempuan itu mengulurkan tangannya. Theia pun menerima uluran tangan tersebut dan bangkit.

"Hey, lo gapapa kan? Sorry ya tadi gue lagi agak panik makanya ga merhatiin jalan." Perempuan itu lalu menepuk pundak Theia sembari tersenyum.

"Gue baik baik aja ko. Bukan salah lo juga." Bohong. Kaki Theia terkilir akibat terjatuh, ia sangat pandai dalam menutupi rasa sakitnya.

"Ohh yaudah kalau gitu, gue lagi buru buru, gue duluan ya." Theia terdiam. Ia memerhatikan punggung perempuan itu hingga menjauh.

Perempuan itu berjalan cepat lalu memasuki kamar 308.

"Dia pacar laki laki itu ternyata" Theia bergeming sebentar, lalu melanjutkan langkahnya dengan tergopoh gopoh.

--

Theia baru sampai di kost kostannya pada jam 4.30 pagi. Kostannya adalah kostan bebas sehingga tidak menjadi masalah Theia untuk pulang subuh.

Ia memilih untuk membaringkan tubuhnya diatas kasurnya, tubuhnya terasa remuk. Ia sangat lelah, kejadian tadi berputar seperti kaset rusak di pikirannya.

Hingga tak berselang lama, ia tertidur lelap.

-

Theia terbangun dengan nafas yang tidak beraturan. Mimpi itu lagi. Kejadian kelam yang memberinya trauma mendalam, yang juga menjadi alasan ia tidak memiliki orang tua sekarang.

Theia segera bangkit dan meminum air mineral dinakas sebelah kasur tersebut.

Melirik jam sebentar, "udah jam 11 pagi." Theia memiliki pekerjaan sebagai barista, memilih shift sore hingga malam. Ia melakukan ritual mandi dan bersantai terlebih dahulu di kostannya, baru pergi untuk bekerja di sebuah kafe.

 Ia melakukan ritual mandi dan bersantai terlebih dahulu di kostannya, baru pergi untuk bekerja di sebuah kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALAISTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang