DELAPAN

3.1K 80 0
                                    

Haii readers,

Selamat membacaa.

                          ■ ■ ■

Theia baru sampai dikostannya pukul 11 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Theia baru sampai dikostannya pukul 11 malam. Seragam sekolah masih melekat sempurna ditubuhnya.

Ia pulang malam dikarenakan part-time di kafe Ele. Ia kelelahan, hari ini kafe sangat ramai dengan pelanggan. Dengan segera ia melompat ke kasurnya.

Ia melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya, lalu menatap atap kamarnya. Tak sadar, ia meneteskan air mata. Terkadang, Theia merasa begitu kesepian. Ia tidak memiliki siapapun didunia ini.

Ia memilih untuk pergi dari rumah bibi yang telah mengasuhnya selama 10 tahun terakhir ini. Bibinya tidak jahat, namun ia merasa sudah cukup merepotkan keluarga bibinya.

Tentu saja semua itu tidak gratis. Sebelum meninggal, Orang tuanya memberikan semua warisan harta mereka kepada bibinya, sebagai imbalan untuk mengasuhnya.

Theia yang mulai mengantuk pun mencari posisi nyaman, lalu tertidur pulas.

Tidak berselang lama, seorang pria dengan hoodie membaluti tubuhnya berada dibalkon kostannya, tengah berusaha membobol jendelanya. Saat jendela itu berhasil terbuka, ia masuk kekamar tersebut perlahan.

Pria itu mematikan semua lampu yang ada, lalu menatap tubuh ringkih yang berada diatas kasur. Matanya berkilat penuh obsesi, dengan senyuman lebar yang sulit untuk disembunyikan.

Pria itu pun berjalan menuju kasur, lalu naik perlahan ke atas kasur. Ia pun memeluk gadisnya dari belakang, pelukan itu begitu erat, seakan Theia adalah hal begitu berharga dihidupnya.

Ia memasukan kepalanya disela ceruk leher gadisnya, menghirup aroma vanilla yang menguar dari tubuhnya dengan rakus.

Theia yang merasa terganggu pun menggeliat, lalu mulai membuka matanya. Setelah kesadarannya terkumpul, ia melotot kaget. Ada sebuah tangan besar yang memeluk pinggangnya posesif.

Theia sontak berteriak dan berusaha melepaskan tangan tersebut. "Anjing! lo siapa? Berani banget lo meluk meluk gue sembarangan."

Saat Theia menoleh kebelakang, samar samar ia menatap wajah seorang pria yang menatapnya marah. Kamarnya begitu gelap, wajah lelaki itu sebagian ditutupi hoodie sehingga ia tidak dapat melihat jelas. Sekilas, lelaki itu mirip pria aneh yang berada di kafe lusa lalu.

Pria itu langsung mengukung dirinya ke tembok kasur, mengunci segala pergerakannya. Ia tidak membiarkan Theia lepas.
"Bajingan, apa mau lo sialan?" Theia menatap berani lelaki didepannya.

Tangannya bergerak untuk menampar pria tersebut, namun dengan sigap dicekal dan dipelintir olehnya.

"Arghhh, sakit." Rintih Theia, air matanya mulai menetes. Tidak, ia harus berusaha untuk menahan tangisannya. Ia tidak boleh cengeng disaat seperti.

Tangan lelaki itu beralih menjambak rambut Theia kasar, hingga Theia mendongak menatap lelaki itu. Lelaki itu langsung mencium brutal bibir Theia, sembari meremas kedua gunung kembar Theia.

Theia menangis kencang, bibirnya terasa mati rasa. Ia sudah sesak nafas akibat ciuman tersebut, namun lelaki itu tidak kunjung berhenti.

Ia baru saja dilecehkan oleh seseorang yang tidak dikenal olehnya. Pria itu memegang aset yang selama ini Theia jaga. Theia sudah kotor.

Lelaki itupun melepaskan ciuman mereka. "If you ever make me mad again, i will fuck you here." Pria itu berbisik ditelinganya dengan suara rendah.

Theia yang ketakutan pun hanya menunduk, ia tidak dapat melawan lagi. Ciuman tersebut mengingatkannya kembali pada Alaistair. Cara ciumannya mirip dengannya.

Lelaki itu pun merengkuh pinggang Theia posesif, lalu menidurkan Theia. Awalnya Theia ingin kabur, namun ia takut dengan ancaman pria tadi.

Pria itu hanya memeluk nya sepanjang malam, sementara Theia tidak dapat tidur. Ia berjaga jaga, takut lelaki itu akan membunuhnya.

Hingga kantuk kembali menyerangnya. Ia tidak kuat lagi, ia tidak dapat membuka matanya lebih lama lagi.

Theia pun tertidur.

Dan saat ia terbangun, lelaki itu sudah tidak ada.

Dan saat ia terbangun, lelaki itu sudah tidak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALAISTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang