TUJUH

1.9K 55 1
                                    

Double up yaa...
                          ☆☆☆

"ALAISTAIR! Ada Alaistair disana?" Teriakan tersebut terdengar mengerikan, Sheilanya marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ALAISTAIR! Ada Alaistair disana?" Teriakan tersebut terdengar mengerikan, Sheilanya marah.

Theia pasrah, ia memilih untuk memasrahkannya semua kepada Tuhan.

"Al, aku tahu kamu didalam sama pelakor itu. Alasan kamu mau cepat keluar dari rumah sakit bukan karena sembuh, tapi biar leluasa selingkuh sama cewe sialan itu kan?!"

Alaistair hanya menghela napas, ia mengusap wajahnya frustasi. Ia menggendong Theia yang sudah lemas akibat serangan brutalnya tadi lalu menidurkannya kembali di brankar.

Alaistair pun membuka pintu UKS tersebut, lalu menenangkan Sheila.

Sheila mulai terisak kecil didekapan Alaistair. "Al, kamu kenapa akhir akhir ini? Kamu tega banget sama aku, padahal aku sayang banget sama kamu."

"Maaf Shei, aku cuma main main sama dia karena bosan, kamu tahu kalau aku cuma cinta sama kamu." Meskipun jauh didalam hati Alaistair, ia merasa sakit mengatakan hal ini.

Sheila yang mendengar perkataan Alaistair pun mulai merasa tenang, pelukan perempuan itu semakin erat.

"Al, udah istirahat, ayo kita pergi ke kantin, buktiin kalau kamu benar cinta sama aku daripada cewe itu."

Alaistair mengangguk, lalu menggandeng Sheila pergi dari depan pintu UKS.

Theia yang mendengar dan melihat semua hal itu melalui jendela, merasakan sesak teramat sangat didadanya. Perempuan itu adalah orang yang menyenggolnya saat berada dilorong dirumah sakit.

Jika memang ia dapat memutar kembali waktu, ia tidak akan membantu Alaistair dan memilih untuk acuh.

Ia menyesal.

Mengapa harus ia? Ia juga memiliki perasaan. Ia tidak mau menjadi perusak hubungan orang lain.

---

XI IPS 2.

Theia baru saja kembali ke kelas nya sebelum 5 menit istirahat selesai. Ia menatap bangku kosong disebelahnya.

Ele sebangku dengannya, namun ia tidak masuk hari ini dikarenakan sedang mengikuti lomba antar sekolah.

Ele merupakan anak nakal, namun juga ambis. Ele itu pintar, jadi sesering apapun ia berbuat kesalahan, akan dimaafkan karena ia merupakan salah satu penyumbang piala sekolah.

Theia pun duduk dibangkunya, tak berselang lama, guru matematika memasuki kelasnya. Theia hanya termenung tanpa memperhatikan apa yang dijelaskan guru tersebut.

____

Saat bel pulang berbunyi, semua siswa dan siswi berbondong bondong keluar kelas, tidak terkecuali Theia.

Theia awalnya ingin memesan ojol untuk pulang, namun ia harus hemat. Ia pun memilih untuk berjalan kaki pulang.

Saat berada di gerbang sekolah, ia melihat motor sport Kawasaki Ninja 650 baru saja melewati dirinya. Orang itu adalah Alaistair, dan Sheila memeluknya erat dari belakang.

Alaistair menatapnya, namun Theia langsung membuang muka. Tidak lama beberapa motor sport lain menyusulnya dari belakang.

"Woy Alaistair, tunggu nape, kebelet bucin banget ama ayang sampe ngebut begitu." Seorang lelaki berambut cokelat terang, dengan iris silver meneriaki Alaistair.

Lelaki itu, mengingatkannya pada seseorang dimasa lalunya. Mata mereka berdua bertemu sepersekian detik, seakan ada sengatan listrik diantaranya hingga membuat Theia merinding.

 Mata mereka berdua bertemu sepersekian detik, seakan ada sengatan listrik diantaranya hingga membuat Theia merinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALAISTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang