Welcome.. aku bakal memperkenalkan kalian sama beberapa cast utama dulu di cerita ini, yang lain nyusul karena belum kepikiran. So lets get to it:)
Dasha taran as Aletheia Abraham Braxton, 17 tahun, single.
Louis patridge as Alaistair Maha Van, 18 years old, taken.
Yunjin as Sheila Fransisca Vittoria, 18 years old, taken.
And yea, happy reading!
🐾🐾🐾
Lelaki yang sedang diinfus itu membuka matanya perlahan, menyeimbangkan cahaya yang terasa menusuk mata. Kepalanya sangat sakit, seperti ingin meledak saja.
Ia menangkap seorang gadis yang tertidur di kursi samping brankarnya, sedang menggenggam tangannya erat. Gadis itu Sheila, kekasihnya.
Pikirannya terlempar kembali ke saat dimana ia mengalami kecelakaan. Gadis yang menyelamatkannya. Dimana gadis tersebut sekarang?
Walaupun saat itu ia sakau, ia masih dapat mengingat jelas wajah cantik itu. Ia tersenyum miring mengingat bagaimana wajah panik itu menatapnya.
Ah, jika seperti itu, Alaistair akan rela kecelakaan lagi hanya untuk melihatnya.
Alaistair menggelengkan kepalanya. Gila. Membayangkannya saja adrenalinnya sudah terpacu hebat.
Gadis itu berhasil memberikannya perhatian yang tidak pernah ia dapat dari siapapun. Gadis itu menolongnya secara tulus.
Ia begitu bahagia. Ada seseorang yang mempedulikannya, menyayanginya. Secara tulus.
Semua imajinasinya dibuyarkan kembali oleh seseorang yang berada disamping brankarnya. Sheila. Kekasihnya.
"Sheila, bangun." Suara serak Alaistair berhasil membangunkan sheila.
"Kapan kamu bangun Al? Aku kepikiran kamu semaleman ini pas tahu kamu kecelakaan." Mata perempuan itu menyiratkan kekhawatiran yang besar.
"Udah agak lama, aku gak tega bangunin kamu." Alibinya.
Sheila menghela napas lalu mengusap kening Alaistair lembut. "Kamu bisa kecelakaan gini karena habis dari club lagi sama geng mu itu, kan? bisa gak si kamu stop berteman sama orang orang pembuat onar itu? Bahkan saat kamu kaya gini, mereka gak datang buat jenguk kamu, Al."
"Mereka lagi sibuk Shei. Ada kamu udah cukup buat aku." Alaistair tersenyum meyakinkan Sheila.
"Al, ada tanda obat obatan yang tertinggal ditubuh kamu saat dicek sama dokter. Aku udah bayar mereka untuk tutup mulut. Aku harap, ini terakhir kalinya kamu pakai obat obatan itu. Kalau kamu masih berani pakai obat itu, aku gabakal segan laporin ini ke mama papamu supaya kamu di rehabilitasi."
Alaistair langsung melirik Sheila. Perkataan Sheila berhasil menyulut emosinya. Sheila tidak akan mengerti apa yang ia rasakan, mengapa ia memilih untuk memakai obat itu. Berhenti dari obat obatan seperti itu bukanlah hal yang mudah.
Terlebih lagi saat memakainya ia merasakan surga.
"Iya sayang, pasti aku usahain. Kamu sendiri juga tahu, berhenti dari obat itu susah banget Shei." Alaistair tersenyum. Namun di balik semua itu, ia berusaha menahan emosinya dengan tangan yang terkepal.
Sheila tersenyum sembari mengelus pipi Alaistair. Ia rela melakukan apapun demi lelaki didepannya ini. "Aku gamau kamu kenapa kenapa Al. Bahkan aku rela nutupi semua ini buat kebaikan kamu. Aku bakal mendukung kamu buat lepas dari obat obatan itu."
Alaistair hanya terdiam mendengar wejangan Sheila.
"Ayah sama mama kamu gabisa pulang sekarang buat jenguk kamu Al. Mereka masih ada urusan bisnis 2 minggu kedepan Singapur."
"Selalu seperti itu, lagipula ia hanyalah alat bagi kedua orang tuanya untuk menambah kekayaan." Alaistair tersenyum sinis.
"Al, aku pergi beli bubur dulu buat kamu, kamu tunggu disini." Saat Sheila berjalan menuju pintu, suara Alaistair menghentikan aksinya untuk membuka pintu.
"Shei, Kamu tahu, siapa perempuan yang bawa aku kesini?" Sheila diam. Untuk apa dia menanyakan perempuan lain?
"Kenapa nanyain dia, Al?"
"Dia udah nolong aku, udah seharusnya aku berterima kasih ke dia."
Sheila menepis segala prisangka buruknya. Sheila begitu sensitif akan perempuan yang berada didekat Alaistair.
"Aletheia Abraham B, aku gatau nama belakangnya. Dia cuma ngasi tau aku itu." lalu menutup pintu ruangan itu agak keras.
Alaistair yang mengetahui itu pun menyeringai, lalu segera menelpon pesuruh nya untuk mencari informasi terkait gadis itu, hanya dengan namanya. Alaistair adalah orang yang sangat berkuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAISTAR
Romance[🔞+] MENGANDUNG KATA KATA KASAR, DAN KEKERASAN, SERANGKAIAN SEX. Sekali lagi, bijaklah dalam membaca ⚠️. Tentang Alastair, yang tergila gila pada Aletheia. Bagi Alaistair, Aletheia adalah mataharinya. Sedangkan ia adalah bumi, yang selalu mengitari...