pertanyaan

3K 412 27
                                    

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ucap Alicia sambil menatap langit. "Kita duduk dulu di sana" ucap Alicia sembari menunjuk bangku kosong di pinggir kolam ikan. Alicia berjalan mendahului Caine. Caine mengikuti dari belakang.

Mereka duduk di bangku tersebut. "Caine, kau pasti bertanya tanya kan. Mengapa aku masih ada di sini. Dan tentang malam itu" ucap Alicia sambil menatap Caine. Caine mengangguk.

"Aku ingin kau mengajukan pertanyaan. Nanti akan ku jawab sejujurnya. Karena aku bingung harus memulai ceritanya darimana." ucap Alicia. Ucapan Alicia membuat Caine seketika terdiam. Di dalam pikirannya memang banyak pertanyaan. Tapi ia bingung harus melontarkan yang mana dulu.

"Mengapa kau memindahkan Rion, anak anak juga Makomi?"

"Karena aku merasa bahwa Rion masih memerlukan dirimu di sisiNya. Menurut catatan semesta yang ku pegang. Apabila Rion tak menjumpai mu di sisinya, dia akan mati kesepian. Dan membiarkan anak anak terlantar. Karena dia adalah manusia yang sebenarnya haus kasih sayang. Sebab tak mendapatkan cukup kasih sayang di kehidupannya yang lampau. Aku mengirim dia kesini juga anak anak atas kemauan ku sendiri. Untuk Makomi, aku mendapat amanah dari Dewa untuk membuat dirinya keluar dari kesalahpahaman dan kekacauan yang di buatnya. Aku sudah berulang kali menjelaskan padanya tentang kematian ku. Namun dia tak mau mendengar. Aku bahkan sebenarnya ingin membunuhnya, tapi dewa terus terusan melarangku. Dan hanya ada satu satunya jalan, yaitu memindahkan nya ke sini."

"Tentang hubungan mu dengan Makomi?"

"Aku dan dia hanya kakak beradik. Dia yang menyukaiku lebih dari adiknya. Aku sudah memperingatinya untuk jangan melakukan hal itu. Namun telinganya seolah tuli. Dia adalah orang yang keras kepala. Dia juga sedikit obsesi, tak membiarkan aku tenang dengan kehidupan yang aku pilih."

"Kabar mu terbelenggu 1000 tahun?"

"Itu memang benar. Setelah aku dikurung dalam belenggunya, dunia sana atau dunia tempat Rion berasal. Di hangus kan begitu saja. Karena dewa sangat marah kepadaku. Aku masih belum mengerti apa maksud dia menghanguskan nya. Aku di ancam untuk di asing kan di sebuah dunia kosong dan abadi. Tapi, mereka memohon kepada Dewa untuk meringankan hukuman ku. Dan akhirnya belenggu 1000 tahun lah hukuman ringan ku."

"Mereka?"

"Helena, Reina, Luna, Elisa, Bianca, Lucia, Leona, Elea. Sebenarnya Reina tak ikut membantuku. Dia merasa bahwa aku memang pantas mendapatkannya. Entah sejak kapan hati nya berubah menjadi batu. Manipulatif, itulah sifat nya. Merasa ingin dianggap hebat oleh Dewa. Terkadang aku membencinya. Dia melakukan hal apapun bahkan jika mencelakai yang lainnya. Untuk ingin di sebut hebat."

"Lalu bagaimana kau bisa sampai sini?"

"Selama aku di kurung di sana, kekuatanku tersegel di dalam tongkat yang di pegang oleh bawahan dewa yang lain. Tanpa kekuatan itu aku lemah bahkan aku terlalu lemah untuk di sebut manusia. Makhluk disana tak tidur, memang diciptakan tanpa rasa kantuk. Aku bosan menunggu. Aku melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kembali kekuatanku. Hingga aku berhasil mendapatkan kembali kekuatan ku. Aku kabur menggunakan portal ku. Namun dewa mengetahui dan menyerangku hingga aku luka parah. Dewa menyerang lengan kanan ku. Di mana lengan kanan itu tempatku mengendalikan seluruh kekuatanku. Hingga aku sampai di sini. Setelah itu terjadi keributan antara aku dan Dewa. Yang pastinya kau tau itu. Satu tebasan mengenai tubuhku dan pandanganku kabur. Lalu aku tak tau apa yang terjadi selanjutnya."

"Jadi, kau ini makhluk apa? Terlalu ajaib untuk di sebut manusia" ucap Caine. "Haha, aku juga tak tau. Aku ini makhluk apa" jawab Alicia sambil tertawa kecil.

"Jadi, Reina kesini untuk melihat keadaan mu?" tanya Caine. "Memberitahu agar aku kembali ke sana." jawab Alicia.

"Dimana Rion? Aku ingin membicarakan sesuatu dengannya." ucap Alicia. "Dia kayaknya masih di kamar. Masih tidur mungkin. Mau ku antara kah?" ucap Caine. Alicia mengangguk.

Caine berdiri di ikuti Alicia di belakangnya. Meskipun Alicia berada di taman tanpa alas kaki, kakinya tetap bersih seperti tak bersentuhan langsung dengan tanah. Caine mengantarkan Alicia ke kamar Rion.

Rion sedang merokok di balkon kamarnya. Sambil menikmati sinar mentari yang hangat. Rion tentu saja terkejut dengan kedatangan Alicia. Namun, pandangannya tetap tertuju kepada Caine yang berdiri di samping Alicia. Caine tersenyum kepada Rion.

Alicia mendatangi Rion dengan wajah datarnya. "Rion, kita perlu bicara" ucap Alicia singkat. Caine ingin meninggalkan mereka berdua untuk menjaga privasi. Namun, Rion menyuruh Caine untuk tetap tinggal. Menemaninya di sana.

Mereka berdua terlihat serius membicarakan sesuatu. Caine duduk di pinggir kasur yang tak jauh dari Rion dan Alicia mengobrol. Caine menunggu dengan sabar. Meskipun jarak balkon dengan kasur yang ia duduki tak jauh, namun Caine tak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka berdua bicarakan.

Caine melihat punggung mereka berdua dari belakang. Melihat lekuk tubuh Alicia yang cantik, juga punggung kekar Rion. Membuat Caine tiba-tiba terbayang, bagaimana dulu Rion masih menjalin hubungan dengan Alicia. Caine membayangkan betapa mesra nya mereka berdua. Muncul rasa sakit di hatinya. Merasa cemburu melihat mereka berbicara berdua dengan mata saling menatap.

Caine mulai merasa tak nyaman duduk disana "aku kayaknya ganggu, aku pergi aja deh" gumam Caine yang akan beranjak pergi.

- to be continue :p

Love in another world (RionCaine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang