penjelasan dari Suster

2.6K 327 21
                                    

Mia berjalan menuju kamarnya. Ketika ia sampai, Mia melihat Selia sedang duduk di pinggir kasurnya sambil memainkan ponselnya. "Untung udah kesini kamu. Padahal mau aku telfon" ucap Selia. "Kenapa kak sel?" tanya Mia. "Nanti kuenya dateng sekitar jam 15.30. Nanti kita acara surprisenya jam berapa?" tanya Selia.

"Nunggu papi pulang. Mungkin sekitar jam 6 an. Soalnya papi kan biasanya pulang jam segitu. Aku udah minta tolong ke kak Riji sama kak Gin untuk nahan papi pulang ke rumah" jawab Mia sambil membuka lemari, mencari cari jaket kesayangannya.

"Sip, okelah. Btw, kamu mau kemana dek?" tanya Selia yang mengamati Mia mencari cari sesuatu di lemari. Mia seketika menghentikan aktivitasnya. Hatinya bingung, apakah ia harus menceritakan keadaan yang sebenarnya terjadi kepada kakaknya.

Mia berlari menutup pintu kamarnya. Dan duduk di sebelah Selia. "Kak Sel, aku mau cerita sesuatu. Tapi kak Sel janji jangan ngomong ke siapapun yaa" ucap Mia sambil menyodorkan jari kelingkingnya. Selia mengaitkan kelingkingnya dan tersenyum.

"Iya, kakak janji. Kakak janji ngga akan ngomong ke siapapun" ucap Selia.

Akhirnya Mia menceritakan semua kejadian tadi malam. Juga kondisi maminya pagi ini. Selia sangat serius mendengarkannya. "Iya, emang beberapa hari ini. Aku sering nemu bercak darah gitu di baju mami. Aku cuci sendiri beberapa baju mami yang ada bercak darahnya. Takutnya ngga bersih kalo ikut di laundry in." ucap Selia.

"Sekarang, aku mau ketemuan sama suster Thia dulu. Untuk tau gimana kejelasannya" ucap Mia sembari berdiri dan mengambil tasnya. "Oke, mau di temenin kah?" tanya Selia.

Mia berjalan menuju lemarinya lagi. Dan masih mencari jaketnya. "Ngga usah kak. Kayanya nanti bakalan lama juga. Nanti kalo ada yang nanya, bilang aja Mia pergi sebentar ada keperluan. Kak sel kan nanti juga harus bantuin mami siap siap buat bikin surprise buat papi" ucap Mia sambil mengambil satu gantungan baju dari lemari yang ternyata jaket kesayangannya.

Mia segera memakai jaketnya dan sedikit merapikan rambutnya. "Kamu hati hati ya dek. Kalo ada apa apa, telfon kakak aja" ucap Selia. "Okay, makasi ya kak Sel. Aku pergi dulu" ucap Mia yang kemudian memutar gagang pintu kamarnya dan keluar dari kamar.

Mia berjalan menuju garasi dan mengemudikan mobil BMW m4 pinknya. Melaju meninggalkan halaman mansion. Menuju rumah sakit umum di tengah kota.

Mia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan lumayan tinggi. Membuat nya dengan cepat sampai di tempat tujuan. Ia segera memarkirkan mobilnya di parkiran basement rumah sakit.

Mia sempat kebingungan untuk mencari keberadaan suster Thia. Dan ia memutuskan masuk ke dalam dan menuju pos jaga suster di dekat kamar rawat inap maminya dulu.

Mia melihat ada seorang suster yang tengah berjaga di sana. "Permisi sus, saya mau mencari suster Thia." ucap Mia. "Baik. Tolong tunggu sebentar di kursi tunggu di sebelah sana" ucap Suster itu sambil memberikan arahan ke Mia.

Tak lama Suster Thia datang. Ia langsung mengangguk dan mengajak Mia dengan isyarat mata. Mia langsung mengerti dan mengikuti Suster Thia ke taman rumah sakit.

Tak lama mereka berjalan, mereka tiba di taman rumah sakit yang sangat luas. Suster Thia mengajak Mia duduk di salah satu bangku panjang kosong.

"Pasien laki laki atas nama Caine chana. Sebelumnya adalah pasien rujukan dari rumah sakit kota sebelah. Dulu, dia rutin kesini setiap 2 minggu. Saya ngga tau, kenapa sekarang jarang sekali"

"6 bulan lalu, Caine datang dengan surat rujukannya dan dengan keluhan mimisan yang tak henti henti. Sering kelelahan atau bahkan lemas. Setelah di cek, dia ada penyakit bawaan dari lahir. Leukimia atau kanker darah."

Love in another world (RionCaine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang