masih rumah sakit

3.5K 423 52
                                    

Sepanjang cerita, Caine terus tersenyum. Ia membayangkan betapa menderitanya Rion tanpa dirinya. Rion mendatangi ranjang Caine. Dengan wajah melasnya. "Ih, ngapain wajah nya begitu?" tanya Caine sambil tersenyum geli. "Jujur, aku kangen senyum kamu yang manis ini. Entah kapan terakhir aku liatnya" ucap Rion sambil mencubit hidung Caine. Caine tak marah, ia malah tertawa.

Selia menatap mami dan papinya dengan tatapan haru. "Lega rasanya, liat papi udah ngga nangis lagi" ucap Selia sambil menyilangkan lengannya. Ia menoleh ke sampingnya. Riji terdiam sambil ikut menyilangkan lengannya. Selia mengamati Riji yang terus diam tanpa kata. Ternyata matanya sudah basah air mata. Yang sedari tadi mengalir deras. "Buset, kenapa nangis ji?" tanya Selia sambil menyikut lengannya. "Hiks.... Terharu sel. Masa gua ngga boleh nangis sih?...." tanya Riji yang sesenggukan sambil menghapus air mata di pipinya. Selia memeluk Riji dan mengelus punggungnya. "Yaudah, boleh. Kirain kamu ngga bisa nangis" ucap Selia sambil mengelus punggung Riji.

Riji membalas pelukan Selia dengan erat dan menangis di bahunya.

Tak lama, Key dan Mia datang.. Caine langsung menoleh ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang. Mia begitu terkejut melihat mami nya melambai ke arahnya. "Mami..." ucap Mia sembari berlari ke pelukan Caine. Pelukan hangat yang kembali Mia rasakan. "Kangen banget sama mami" ucap Mia di pelukan Caine. Kenyamanan yang kembali Caine rasakan ketika memeluk anak gadisnya.

Mata Caine tak sengaja menyorot ke ambang pintu. Disana berdiri seseorang dengan rambut hitam panjang terurai yang setengah basah menutupi wajahnya. Dengan sepatu boots hitam. Serta blazer warna coklat gelap. Membawa buket basah. Membuat Caine salah fokus. "Eh, kaget aku.. Ngapain berdiri di situ? Masuklah" ucap Rion sambil mengelus dadanya.

Seseorang itu segera melangkahkan kaki masuk. Caine mengenali seseorang itu. "Paloma?" tanya Caine. "Yup" ucap Paloma sambil menyibakkan rambut yang menutupi wajahnya. "Loh? Kenapa kesini?" tanya Caine. "Jenguk kamu lah. Aku dapet kabar dari pak Rion. Jadi aku langsung ke sini" ucap Paloma.

Caine memandang Paloma dari atas sampai bawah. "Kenapa bawa buket kesini?" tanya Caine yang melihat tangan kanan Paloma memegang buket yang basah. "Harusnya ini buat kamu, ngga enak aja kesini ngga bawa apa apa. Yaudah, bawa bunga aja" jawab Paloma. "Terus, kenapa basah kak? Hujan kah di rumah mu?" tanya Mia sembari mendekati Paloma. "Iya, deres banget" jawab Paloma.

"Heh, hujan gimana? Orang cerah begini. Rumah mu belahan mana?" tanya Rion sambil menunjuk matahari yang kian memanas. "Haha, ngga kok. Tadi ngga sengaja ke sirem cleaning servis yang lagi nyiram taneman rumah sakit. Kena deh. Mau pulang, ganti baju juga udah deket sini. Aku tadi mau masuk juga ragu. Soalnya kan basah" ucap Paloma.

Caine tertawa kecil. "Kok bisa ngga sengaja ke sirem?" tanya Caine. "Orangnya megang selang trs belakangin aku. Pas aku lewat, dia balik badan. Yaudah, kena deh. Orangnya udah bayar kompensasi sih. Aman" jawab Paloma.

Pintu kamar Caine yang tak tertutup di ketuk Suster thia. "Permisi, kunjungan pagii" ucap Suster thia sebelum mempersilahkan dokter memasuki ruangan. Dokter itu memeriksa keadaan Caine. "Akhirnya ada perkembangan dari kamu. Setelah 3 bulan lamanya tak ada perkembangan sama sekali. Semangat terus ya" ucap dokter sambil menepuk pundak Caine. Caine mengangguk pelan.

"Dok, saya boleh pulang hari ini?" tanya Caine. "Setelah selesai mengurus administrasi, kamu di perbolehkan pulang. Keadaan mu sudah lebih baik dan stabil dari sebelumnya." jawab Dokter. Suster thia memanggil Rion yang duduk tak jauh dari Caine. Dan mereka membicarakan sesuatu dengan suara yang lebih kecil. Rion mengangguk. Setelah selesai berbincang, Suster thia dan dokter itu keluar dari ruangan. "Aku ngurus administrasi dulu ya sayang, muahh" ucap Rion sambil mencium bibir Caine. Caine mengangguk pelan dan tersenyum.

Love in another world (RionCaine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang