telp rs

3.2K 310 45
                                    

Malam hari di mansion sedikit sepi karena tak ada Krow. Yang ada di ruang tengah hanya Gin, Riji, Makoto, Echi, Key, Elya, Selia, juga Mia.

"Eh bentar dah, kenapa rumah hari ini sepi banget ya?" tanya Gin. "Gatau, tumben juga mami papi ngga kesini. Masa udah tidur sih" tanya Makoto sambil memainkan konsol game nya.

Riji bersandar di sofa dengan wajah setengah hijau karena masker wajah. "Coba cek dulu. Ke kamar" ucap Riji sambil melirik Gin. "Eh, jangan gerak. Ntar ke mata. Diem dulu" ucap Selia sambil memegang pipi Riji.

Mia bersandar di sofa dengan timun di matanya juga masker wajah. Elya juga Key menonton TV dengan pop corn di tangannya. Key menutup matanya karena kebetulan, film yang di tonton bergenre horor.

"WAAA!!" teriak Echi di belakang Key membuat Key terkejut. "Buset dah" ucap Key sambil mengelus dadanya. Echi melompat ke sofa di sebelah Elya dan ikut menonton.

"Eh, aku mau dong. Maskernya" ucap Makoto tanpa memalingkan wajah dari konsol gamenya. "Madep sini lah. Kalo gitu mana bisa gua makeinnya" ucap Selia. Makoto menghadap ke Selia walau tangannya masih dibuka dengan gamenya.

***

Telepon rumah berdering.

"Dek, angkat dong. Teleponnya." ucap Gin yang duduk di sebelah Mia. "Ngga bisa. Ada timunnya" ucap Mia. Gin mengambil timun di mata kiri Mia dan mengunyahnya. "Sono, angkat dulu" ucap Gin.

Mia dengan ekspresi cemberut, beranjak berdiri dan menuju telepon yang berdering.

"Halo, rumah pak Rion. Ada yang bisa di bantu?"

"Miaa, ini kak Thia"

Mia seketika memasang wajah terkejut.

"Mami kamu keadaannya makin memburuk. Kakak ngga yakin, mami bisa bertahan sampe 1 minggu ke depan. Sekarang lagi di IGD, dokter spesialis lagi ngga ada. Dokter umum pun katanya ngga bisa nangani lebih lanjut. Kakak udah berusaha ngelakuin sesuai prosedur rumah sakit. Untuk sementara, mami masih bisa kakak tangani. Tapi, kakak ngga tau lagi kedepannya gimana. Besok pagi, Mia harus ke pantai. Mia lempar benda itu. Kakak ngga tau lagi harus lakuin apa. Karena kondisi mami kamu bener bener drop"

Mia tak berkata apa apa. Ia perlahan duduk di lantai, dengan masih menggenggam telepon rumah. Mia berusaha berpikir positif. Ia teringat dengan kata kata mamanya.

"Kak, kakak jangan ngomong ke pak Rion dulu ya?"

"Nggak, aku ngga ngomong. Aku cuman ngomong ke kamu"

"Kalo bisa, bapak jangan tau dulu ya. Bisa bahaya soalnya. Emm, disana ada yang nemenin bapak ngga?"

"Ada cowo rambut abu abu"

"Oke, untuk sementara kakak boleh ngomong ke cowo itu. Tapi jangan sampe bapak tau yaa"

"Iya"

Tut.. Tut..
(Telepon terputus)

***

Mia mengelus helaian rambutnya dengan perasaan campur aduk. "Aduh, ini gimana?" ucap nya. Mia duduk di anak tangga dengan wajah bingung.

Love in another world (RionCaine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang