,

3.1K 433 20
                                    

Tiba tiba tak jauh dari mereka berdiri, portal berwarna putih dengan gradasi biru muncul. Membuat Caine terkejut. Sesosok makhluk dengan tinggi 3 meter dengan rambut panjang berwarna kuning keemasan sepanjang tinggi badannya muncul dari dalam portal itu.

Mereka memberi hormat kepada sosok makhluk itu. "Sebuah kehormatan bagi kami menyambut kedatangan dewi disini. Ada hal apa yang membuat dewi berkenan mengunjungi kami?" tanya Alicia yang berada di depan Caine. Caine masih terdiam. "Oh, Alicia. Aku pikir kau takkan kembali bersama saudara saudaramu. Lalu mengapa laki laki manis itu ada disini?" tanya sosok yang di panggil dewi itu.

Tak ada yang berani menjawab pertanyaan itu. Semuanya diam membisu. "Aku paham jika sebenarnya ada alasan pribadi di balik ini semua. Tapi, gunakan kekuatan kalian seperti yang kalian janjikan kepada dewa" ucap sang dewi dengan lembut. "Laki laki manis ini harus kembali kepada keluarganya" ucap dewi sambil menunjukkan sesuatu.

Dewi mengeluarkan bola kristal. Yang secara ajaib menampilkan seperti video. Di dalamnya Rion sedang mengelus tangan seseorang. Anak anaknya memandang seseorang itu dengan ekspresi sedih. Dan mata sembab seperti seharian menangis. Seseorang itu adalah Caine.

Di sana di tampilkan, Caine terbaring lemah dengan infus di tangannya juga selang oksigen di hidungnya. Caine panik melihat kondisi tubuhnya sendiri. Ia tersadar bahwa sekarang dirinya ada di alam lain. "Ada apa dengan diriku?" tanya Caine dengan panik.

"Aku mengambil kembali raga Alicia di dunia mu. Helena memberi tau ku tentang kedatangan mu ke alam kami. Kau tau kan bahwa sebenarnya raga mu tak ikut kesini? Setelah jiwa mu berpindah kesini, raga mu yang kosong tiba tiba drop dan tak bisa di kendalikan. Ragamu mengalami koma selama 3 bulan. Waktu di dunia kami sangat berbeda dengan waktu di duniamu. Terbukti jika kau hanya meninggalkan raga mu sebentar saja, dan ternyata sudah selama itu. Seiring bertambahnya waktu, semakin menua raga mu. Dan mungkin jika kau terlalu lama tak kembali, raga mu pasti menolak jiwa mu kembali. Karena tak bisa mengenalinya. Maka kau akan mati." ucap sang dewi menjelaskan.

"Aku akan pulang sekarang" ucap Caine dengan raut wajah serius. "Baiklah, keputusan bagus" ucap dewi yang kemudian membukakan portal menuju dunia Caine. Warna portal nya gelap. Membuat Caine tak yakin akan masuk ke dalamnya. Caine menoleh ke belakang.

Alicia menyuruhnya kembali sebelum mala petaka datang kepadanya. Caine masuk ke portal itu dengan memejamkan matanya. Caine tak merasakan hal aneh. Caine mencoba membuka matanya. Yang ia lihat adalah langit langit kamar yang asing baginya.

Tangan kanannya susah di gerakkan. Ia menoleh ke kiri. Rion tidur sambil menunduk memegang tangan kiri Caine. "Bau obat" batin Caine. Kamar yang ia tempati sekarang, sangat sunyi. Hanya ada Rion yang menemani di sampingnya.

Caine menghela nafasnya, ia masih mengenakan selang oksigen di hidungnya. Caine berusaha menggerak gerakkan tangan kirinya yang di genggam Rion. Caine masih dalam keadaan terbaring. Tubuhnya lemah.

Caine baru ingat, bahwa ia tak mengikuti upacara wisuda yang harusnya ia hadiri. "Ion, aku bangun...." ucap Caine lirih. Berharap Rion bangun. Rion bergerak sedikit, dan menggenggam tangan kiri Caine lebih erat.

Rion mulai mengangkat kepalanya. Caine kembali memejamkan matanya. Muncul niat jahil Caine untuk mengerjai Rion. Seolah Caine belum bangun dari komanya. Rion bangun dari tidurnya dan melihat kondisi Caine. Masih sama. Rion mengelus rambut Caine. "Aku ngerasa tadi Caine manggil aku. Apa aku mimpi?. Apa karena aku terlalu kangen sama Caine ya?" ucap Rion.

Rion memandang wajah Caine. Untuk kesekian kalinya Rion menangisi kondisi Caine yang tak kunjung bangun dari komanya. "Sayang, bangun dong. Jangan tidur terus. Aku kangen" ucap Rion sambil menghapus air mata yang membasahi pipi nya.

Caine masih berusaha meneruskan aksinya mengerjai Rion. Tapi ia tak kuasa menahan tangisnya ketika mendengar suara Rion. Suara yang terdengar akibat menangis terlalu lama. Caine meneteskan air matanya. Yang membuat Rion sadar akan sesuatu.

"Sayang, kamu nangis?" tanya Rion sambil menghapus air mata Caine yang turun. Caine tak kuat meneruskan. Maka ia membuka matanya. "Ion..." panggil Caine dengan suara lemahnya. Ia berusaha tersenyum walau bibirnya terasa sangat berat untuk tersenyum. Caine memandang wajah lelaki yang ia cintai itu.

Rion terdiam ketika Caine memanggil namanya. Air mata mengalir deras turun ke pipinya. Ia langsung memeluk Caine. Caine bisa merasakan hati Rion yang kesepian tanpa dirinya. Rion tak melepaskan pelukannya dan malah memeluknya dengan erat. Caine mencoba membujuk Rion untuk melepaskan pelukannya.

"Udah dong, meluknya. Aku ngga bisa gerak ini" ucap Caine. Rion kemudian melepaskan pelukannya. "Kamu yah, nakal banget. Bikin 1 rumah khawatir. Ngapain coba kayak gitu" ucap Rion sambil mencubit pelan pipi Caine.

Rion menciumi kedua pipi Caine secara bergantian. "Jangan gitu lagi yah, gaboleh" ucap Rion dengan nada kesalnya. "Iya" jawab Caine sambil mengangguk dan tersenyum.

Tiba tiba pintu kamar caine di ketuk seseorang. "Pih, aku dateng bawa maka-" ucap Riji yang baru saja membuka pintu. Riji datang bersama Selia. Dengan membawa tas besar sementara Selia membawa rantang makanan.

Begitu Riji melihat ke arah Caine terbaring, ia sangat terkejut mengetahui maminya sudah sadar. Caine melambaikan tangan ke Riji juga Selia sambil tersenyum. Riji menjatuhkan tas besar yang ia bawa. Kemudian berlari memeluk Caine.

Selia segera menaruh rantang makanannya ke atas meja dan kemudian memeluk Caine. Air mata haru mengalir dari pipi keduanya. "Mami lama banget tidurnya" ucap Selia sambil menghapus air matanya.

"Iya, mami capek banget ya?" tanya Riji sambil mencubit pelan pipi Caine. Caine hanya tertawa kecil.

- to be continue

Love in another world (RionCaine) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang