keseharian

1.3K 79 0
                                    








Abian Dino Mahendra, laki-laki yang sangat menyukai dunia malam. Kesehariannya pasti pergi ke club, menggoda wanita jalang dan minum-minum bersama teman-temannya.

Abian juga sangat suka mengoleksi barang branded maupun antik, setiap harinya dia pergi ke mall memburu belanjaan kesukaannya.

Setiap harinya dia pasti akan boros uang, tidak masalah karena suaminya kaya raya.

Dia sudah menikah dan pernikahan itu sudah memasuki tahun ketiga, dan lima hari lagi, hari jadi pernikahan mereka.

Tiba-tiba saja bunyi dering ponselnya bergetar di saku bajunya. Abian menghentikan langkahnya yang sedang berbelanja.

Abian mengambil ponselnya dan yang meneleponnya adalah ibunya, dia langsung mengangkat telponnya.

"Halo ibu, ada apa?."

"Abian sayang, ibu dan ayahmu berencana akan menginap di rumahmu sampai acara ulangtahun pernikahan kalian selesai."

Abian mengecek tanggal hari ini dan itu tanggal 5 Juni yang dimana tinggal lima hari lagi hari jadi mereka. Waktu terlalu cepat untuk pernikahannya.

Dia menghela napas pelan, mau menolak keinginan ibunya pun dia tidak bisa. Bisa-bisanya nanti ayahnya akan marah kalau ibunya bersedih.

Ini bukan tentang hari jadi mereka tapi tentang hubungannya dengan suaminya. Hubungan mereka sebenarnya cukup tenang namun sedikit canggung.

Kurangnya komunikasi dalam hubungan mereka membuat kedua belah pihak tidak memperdulikan hubungan mereka, yang penting hubungan mereka tidak hancur dan renggang.

Sebenarnya pernikahan ini hanya sebatas kehormatan semata tidak ada rasa cinta dalam hubungan. Mereka di jodohkan oleh orang tua mereka dan mereka juga sama-sama menyetujui pernikahan ini.

Alasannya karena harta warisan. Tentu saja, siapa yang tidak tergiur oleh harta dunia ini. Semua orang pun pasti mau walau harus ada syaratnya.

Mereka sama-sama untung dalam pernikahan itu.

Sayangnya mereka tidak tahu apakah pernikahan itu dapat bertahan lama atau tidak. Mereka berdua tidak peduli

"Ibu, aku sekarang berada di mall. Kapan ibu akan datang?."

"Mungkin malam ini. Apa kau bersama dengan suamimu?."

"Tidak, dia sibuk."

"Ah, sayang sekali. Padahal ibu merindukan menantuku."

Abian tidak asing lagi dengan ibunya yang lebih menyayangi suaminya dibanding dirinya. Dia sudah kebal terhadap kasih sayang ibunya.

"Baiklah ibu, aku akan meyiapkan makan malam untuk kita nanti."

"Ibu tutup dulu telponnya, bye sampai jumpa nanti malam."

Sambungan telepon itu terputus, Abian sekali lagi menghela napasnya.

"Sekarang mari kita berbelanja daging."

.
.
.

Dominic Brian Malfoy, laki-laki yang gila kerja sehingga tidak ada waktu untuk melakukan kegiatan lainnya.

Dominic sering tidak pulang ke rumah bahkan ia pernah tidak pulang selama setahun, tapi asistennya yang selalu memaksanya untuk pulang karena merasa kasihan dengan istri bosnya.

Dominic akan lebih senang mengerjakan berkas-berkas sialan itu daripada pulang ke rumah.

Lagi pula siapa yang akan meyambutnya pulang? Istrinya? Itu tidak mungkin, istrinya itu hanya tahu bersenang-senang sampai larut malam.

Dia juga tidak peduli kehidupan istrinya itu seperti apa atau bagaimana dia hidup. Yang penting hubungan mereka tidak hancur.

Saat ini Dominic sedang meeting, selama satu jam penuh akhirnya meeting itu selesai semua orang pergi keluar menyisakan dirinya dan mertuanya.

Kebetulan dia meeting dengan perusahaan mertuanya.

"Dominic." Panggil mertuanya.

Dominic tersenyum tipis menatap mertuanya itu.

"Iya ayah."

"Bagaimana hubunganmu dengan putraku?."

Dominic terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan mertuanya itu, bukan lebih tepatnya bungkam. Dia tidak tahu hubungannya dengan istrinya itu baik-baik saja atau tidak.

Selama sebulan dia belum pernah bertemu lagi dengan istrinya itu karena kesibukannya. Terakhir dia bertemu dengan istrinya itupun tidak ada yang berbicara, mereka hanya akan menganggukkan kepala mereka saat bertemu.

Benar-benar tidak ada kehidupan pernikahan dalam diri mereka.

Dengan terpaksa Dominic berbohong kepada ayah mertuanya itu, "Hubungan kami baik-baik saja, ayah. Dan karena aku sibuk jadi aku jarang meluangkan waktu untuknya."

Ayahnya mengangguk singkat, "Malam ini aku dan istriku akan datang ke rumah kalian dan akan menginap selama seminggu, mungkin."

Dominic agak terkejut mendengar ucapan mertuanya. Tapi yang ia pikirkan adalah bagaimana mereka akan bersikap nantinya?

Takut untuk mengungkapkan bahwa hubungan mereka tidaklah sebaik didepan mata.

Dominic yakin pasti istrinya sudah mengetahui hal ini.

"Kenapa ayah harus menginap?,"

"Tentu saja, untuk merayakan hari ulangtahun pernikahan mu itu."

Ah, Dominic lupa tanggal pernikahannya.












.
.
.

Home Life After Two Years✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang