hadiah pernikahan

929 79 0
                                    








"Halo Bian sayang, sepertinya ibu tidak jadi menginap. Sebagai gantinya kita akan merayakan hari ulangtahun pernikahan kalian di kapal pesiar."

"Kenapa di kapal pesiar? Dirumahkan bisa."

"Tanyakan saja kepada suamimu itu. Oh iya kalian harus berangkat malam ini juga, ibu, ayahmu dan mertuamu sudah sampai di kapal."

"Kenapa cepat sekali, padahal tinggal lima hari lagi hari jadi kami."

"Kita akan berlibur sayang, sambil menunggu hari jadi pernikahan kalian tiba."

Abian tidak habis pikir oleh suaminya itu yang menyewa kapal pesiar, dan lagi tumbenan sekali suaminya itu ingin pergi berlibur. Pulang kerumah saja sangat jarang apa lagi cuti pekerjaan.

Dia tahu Dominic sangat gila kerja, entah apa yang merasuki tubuh suaminya itu sampai berbaik hati merayakan hari ulangtahun pernikahan mereka.

Dua tahun terakhir Dominic tidak pernah merayakan hari ulangtahun pernikahan mereka, dia hanya akan datang untuk menampakkan wajahnya saja setelah itu dia pergi bekerja lagi.

Abian tidak asing lagi kalau Dominic tidak menyukai acara begituan.

"Baiklah ibu, kami akan datang setelah meyiapkan barang kami."

"Tentu, ibu akan menutup telponnya. Jangan terburu-buru untuk datang, kami ingin menikmati kapal pesiarnya. Dadah sampai jumpa Bian sayang."

Abian menutup telponnya itu, menghela napas. Jadi sia-sia saja dia memindahkan barang-barangnya, kemudian dia menelepon suaminya itu meminta penjelasan.

Dominic berada dikantornya lagi, tiba-tiba saja asistennya menelponnya ada meeting penting sore ini. Dengan terpaksa dia menghadiri meeting itu, padahal dia ingin bersama lebih lama dengan Abian.

"Halo."

Abian jadi gugup mendengar suara berat suaminya itu, saat Dominic ingin pergi ke kantor suaminya itu memberikannya nomor ponselnya.

"Ini aku." Abian tidak mendengar suara dari telpon, dia kira Dominic menutup telponnya ternyata tidak.

"Kenapa?."

"Begini, ibu tadi menelpon katanya beliau tidak jadi menginap. Dan ibu bilang kau menyewa kapal pesiar untuk pergi berlibur."

"Hm, masalahnya?."

"Masalahnya, kenapa kau menyewa kapal itu bisa saja kan kita merayakannya dirumah saja."

Setelah itu Abian mendengar suara Dominic berbicara dengan asistennya.

"Aku tidak menyewa kapalnya, aku membelinya untuk hadiah pernikahan kita."

"Apa?!."

"Akan aku jelaskan nanti di rumah, sudah dulu aku akan menutup telponnya."

"Tapi—"

Tut-tut-tut

Abian mendengus kasar, dia melempar ponselnya ke sembarang arah. Abian mencaci maki suaminya itu dalam hatinya .

"Sialan! Menyebalkan sekali." Telinganya memerah.

Sedangkan Dominic pria itu terus didesak oleh asistennya untuk rapat meeting, pria itu dengan gagah memasuki ruangan rapat semua orang berdiri menyambut kedatangannya.

Dominic duduk dan menatap asistennya itu untuk memulai rapat, selama saat rapat Dominic tidak memperhatikan layar proyektor dia sibuk dengan pemikirannya.

Saat perjalanannya menuju perusahaannya dia menelpon seorang temannya yang hendak menjual kapal pesiar, dia membeli kapal itu dan memberitahukan kepada mertuanya tentang rencana liburan.

Awalnya ibu Abian kebingungan kenapa Dominic melarangnya untuk menginap tapi setelah mendengar alasan Dominic dia menyetujui rencana Dominic, bahkan dia sangat senang bisa berlibur bersama menantunya.

Dominic tiba-tiba saja berpikiran tentang hadiah pernikahannya, selama dua tahun terakhir dia tidak pernah memberikan Abian hadiah pernikahan.

Yang dia pikirkan adalah hadiah apa yang ia berikan kepada Abian, yang terlintas dipikirannya adalah bisa menghabiskan waktunya bersama Abian, kebetulan temannya itu menjual kapal pesiar dan menawarkannya kepadanya.

Selama ini mereka sangat jarang ada waktu untuk bersama, mereka yang mengabaikan hubungan ini dan tidak pernah perduli satu sama lain. Dominic ingin membangun hubungan rumah tangga yang serius untuk pernikahan mereka bukan hanya untuk keseriusan tentang pernikahan itu.

Tapi juga ingin merasakan kehadiran satu sama lain dan merasakan cinta dalam rumah tangga.

"Tuan Dominic."

Rapat sudah berakhir, Dominic ingin pulang cepat tapi dicegat oleh seseorang. Dominic menatap datar wajah tua itu yang selalu saja membawa putrinya untuk rapat.

Dominic tidak bodoh, dan tahu kenapa kakek tua itu selalu membawa putrinya untuk rapat. Ingin menjodohkannya dengan putrinya? Cih

"Apa anda ada waktu untuk makan malam ini, saya ingin mengundang anda."

"Tidak ada waktu."

"Benarkah? Tapi saya lihat anda mempunyai waktu senggang—."

"Maaf tuan Kim, istri saya sudah menunggu di rumah."

Wajah tua Kim sedikit syok, dia tidak tahu bahwa Dominic sudah menikah. Selama ini dia mendengar rumor tentang Dominic yang sudah menikah, dia kira itu hanyalah sebuah rumor tapi ternyata rumor itu benar.















.
.
.

Home Life After Two Years✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang