saling membantu

939 78 1
                                    














"Kenapa kau banyak sekali memasak?."

"Karena ayah ibu akan datang, anda tidak ingat?."

"Kau tidak menelepon ku"

"Ah, aku tidak punya nomor telepon mu."

Selama ini mereka tidak pernah menghubungi satu sama lain, kalau keadaan mendesak Abian akan menelpon asistennya Dominic. Dia tidak pernah terpikirkan meminta nomor telepon Dominic.

Sedangkan Dominic pria itu mempunyai nomor Abian tapi tidak pernah memakai nomor Abian, sama seperti Abian kalau keadaan mendesak dia menyuruh asistennya untuk menghubungi Abian.

"Akan ku beri nomor telepon ku."

Abian mengangguk kaku, bagaimana pun mereka sangat jarang berkomunikasi seperti ini.

"Lalu apakah kau sudah selesai membersihkan kamar tamu?"

"Sudah, tapi aku belum memindahkan barang-barang ku kekamar mu."

Dominic mengerutkan keningnya, "Kenapa kau mau memindahkan barang-barang mu kekamar ku?."

"Apa anda tidak ingin mereka mencurigai kita, kalau kita tidak pernah tidur bersama."

"...Akan ku bantu kau memindahkan barang mu."

Tentu saja Abian menolaknya karena barang-barangnya ada begitu banyak, dia takut Dominic kelelahan karena pria itu baru saja pulang dari kantornya.

Tapi Dominic bersikeras akan membantunya, mereka bertengkar hanya hal sepele membuat Laura gadis kecil itu menatap keduanya bingung.

"Biar aku saja yang memindahkan barang-barang ku, anda bisa bermain dengan Laura."

"Tidak! Aku akan membantumu memindahkan semua barangmu. Tidak usah keras kepala."

"Tapi anda baru saja datang dari kantor pasti anda kelelahan."

"Daripada kelelahan, aku tidak bisa berdiam diri memperhatikan dirimu kesana kemari hanya memindahkan barang-barang mu."

"Ya, makanya anda harus memperkejakan pembantu!."

Abian tersadar sudah berteriak didepan Dominic dan seorang anak kecil. Abian melihat gadis kecil itu seperti ketakutan, dia mendekati Laura.

"Maafkan paman, karena sudah berteriak didepan mu."

Seharusnya dia tidak boleh bertengkar didepan anak kecil, dan bisa menahan emosinya. Laura gadis itu terdiam.

"Paman kenapa bertengkar seperti itu? Kata ibu, bertengkar itu tidak baik. Lebih baik paman harus minta maaf sama paman Minic."

Lalu gadis kecil itu menatap Dominic.

"Paman Minic juga, harus minta maaf sama paman Bian."

"Kata ibu, lebih baik mengerjakan bersama-sama tidak perlu bertengkar seperti itu."

Bahkan anak kecil seperti dia sudah tahu arti bertengkar seperti apa, bertengkar itu tidak baik terlebih berteriak didepan anak kecil. Ibaratnya bila kedua orang bertengkar hendaknya bisa mengontrol emosi tapi kalian tahukan sifat manusia itu seperti apa.

Abian merasa bersalah sekaligus malu dengan anak kecil yang menasehatinya. Tapi perkataan Laura ada benarnya juga, daripada bertengkar lebih baik mengerjakannya bersama-sama.

Abian menatap Dominic yang melihat kearahnya juga.

"Maafkan aku karena sudah berteriak didepan anda."

Dominic terlihat menghela napas, dia menghampiri Abian dan menepuk pundak istrinya itu.

"Mari kita kerjakan bersama-sama, Laura juga ingin membantu kan?."

"Iyaa! Aura akan membantu kalian!." Gadis itu sangat bersemangat membuat kedua pria dewasa itu tertawa pelan.

Setelahnya mereka gotong royong memindahkan semua barang Abian ke kamar Dominic yang berada dilantai dua.

Abian mengambil barang yang lebih ringan untuk diberikan kepada Laura, gadis kecil itu pasti tidak akan sanggup mengangkat barang yang berat.

Sedangkan Dominic pria itu jauh lebih kuat dibanding dirinya, lihatlah pria itu yang membawa tumpukan barang milik Abian yang berat. Mereka menaiki tangga, Abian selalu memperhatikan langkah gadis itu agar tidak tergelincir.

Rumah mereka hanya ada dua lantai, lantai satu tempat ruang tamu dan ruang dapur sedangkan lantai dua tempat dimana kamar Dominic berada, tempat itu juga didesain Dominic tempat kerjanya juga.

Abian memilih kamar yang berada dilantai satu karena itu dekat diarea dapur. Awalnya Dominic menyarankan untuk tidur dikamar sampingnya, tapi Abian menolak karena jauh dari dapur.

Dominic tidak peduli mau dimana Abian tidur yang penting tidak mengganggunya saat dia bekerja.

Barang-barang Abian sangat banyak, barang itu didominasi oleh barang branded yang ia buru dari mall.

Dominic sedikit heran kenapa Abian hobi sekali mengoleksi barang rongsokan itu, tidak ada yang bermanfaat.

(Pak itu barang mahal loh, masa dibilang barang rongsokan:')

Setelah memindahkan barang-barangnya, Abian mulai mengemasi barang-barangnya. Untuk baju-bajunya dia simpan didalam lemari Dominic dan untuk barang belanjaannya dia simpan didekat kamar penyimpanan yang ada didalam kamar Dominic.

Tempat itu adalah tempat penyimpanan berkas penting milik Dominic, Dominic yang menyuruhnya meletakan barangnya disana.

Setelah selesai semuanya ketiganya kelelahan, mereka berbaring di kasur Dominic. Bahkan Laura sampai ketiduran saking semangatnya dia membantu.

"Terimakasih, untuk bantuan anda."

"Tidak masalah."

Keduanya berbaring saling menghadap ditengahnya Laura sedang tidur, gadis itu tampak kelelahan. Keduanya saling menatap satu sama lain, menikmati kebersamaan mereka yang bahkan sangat jarang dirasakan oleh keduanya.














.
.
.

Home Life After Two Years✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang