Baby Luca

768 57 0
                                    

Dominic termangu didepan pintu ruangan operasi yang didalamnya ada seseorang yang sangat dicintainya tengah berjuang untuk melahirkan anak-anaknya.

Semuanya begitu cepat, melihat sang istri kesakitan dan air ketubannya pecah membuatnya kalut dan takut. Wajah paniknya masih tercetak jelas di wajah tampannya.

Dominic tidak sendiri melainkan bersama sang ayah dan mertuanya, mereka semua berusaha menenangkan Dominic tapi pria itu hanya menatap datar pintu operasi itu.

Pikiran demi pikiran negatif menghinggapi otaknya, apakah semua orang hamil yang akan melahirkan seperti ini? Membuat takut  saja. Para suami pastinya memikirkan kondisi istrinya yang akan melahirkan apalagi setelah sang istri dibawa keruangan untuk operasi, tak jarang mereka tidak bisa bersikap tenang.

Tapi tak ayal juga, setelah proses panjang para suami pasti bahagia bahwa malaikat kecil mereka selamat terlebih belahan jiwa mereka turut selamat. Itu adalah kebahagiaan kecil dari para suami

Cot-  -_-

Lamanya menunggu membuat Dominic tidak sabar sekaligus kesal. Kenapa operasi ini begitu lama? Apakah terjadi sesuatu kepada istriku dan anakku?

"Nak, sebaiknya kau makan dulu. Sedari tadi kau belum makan, Dominic." Saran sang ayah menepuk pundak Dominic membuat asistensi pria itu menatapnya.

"Aku belum lapar ayah." Jelasnya dengan tenang.

"Lapar atau tidak, kau harus makan, Dominic." Penuh dengan penekanan membuat Dominic tidak bisa membantah perkataan sang ayah.

Dominic beranjak dari duduknya sembari menatap ayahnya, "Aku titip Abian, ayah. Kalau dia sudah selesai operasi, telepon aku." Sang ayah mengangguk.

Dominic juga berpamitan dengan mertuanya itu dan dibalas hangat oleh pasangan tua itu. Dominic berjalan pelan dan lesu untuk menuju ke kantin rumah sakit, tujuannya ingin membeli roti dan air saja, dia tidak ada napsu makan untuk saat ini hanya ingin mengganjal perut.

Selama itu pula di ruangan Abian para dokter dan suster berjuang mengeluarkan bayi dari perut sang ibu, operasi ini ada sedikit kendala karena sang ibu memiliki pernapasan buruk tapi beruntungnya dapat ditangani oleh mereka.

Selama kurang lebih setengah jam kemudian operasi itu berjalan lancar, suara nyaring dari bayi menguar keras dipenjuru ruangan itu bahkan terdengar diluar ruangan. Semua para dokter dan perawat menghela napas lega dan mengucap syukur didalam hati mereka.

Langsung saja mereka melakukan tindakan terakhir untuk kedua anak ibu itu, pemulihan yang Abian alami sedikit lebih lama daripada bayi itu yang tengah di bersihkan oleh para perawat.

Dokter keluar dari ruangan dan memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa boleh di jenguk setelah Abian dipindahkan ke ruangan lain.

Ucapan terimakasih oleh keluarga itu kepada sang dokter karena telah berkerja keras untuk anak dan menantu mereka. Tuan Malfoy tersenyum tipis beliau langsung menelepon Dominic agar kembali.

Sedangkan disisi lain Dominic yang mendapat kabar bahwa Abian sudah selesai operasi langsung berlari tanpa menghiraukan orang-orang yang melihatnya berlari seperti kesetanan.

Berpuluh-puluh meter akhirnya Dominic telah sampai di ruangan Abian setelah pemuda itu dipindahkan, Dominic masuk dan disambut oleh anak kecil seukuran tangan dewasa, anak kecil itu tengah digendong oleh nenek, ibu Abian.

Sedangkan Abian sendiri pemuda itu masih tak sadarkan diri. Dominic mendekat ke sang istri, mencium kening Abian dengan sayang dan mengucapkan terima kasih.

"Terimakasih, kamu hebat Abian."

Lalu Dominic menghampiri ibu Abian, memandang sang anak yang mirip sekali dengan dia dan Abian, terlihat tampan dan sehat.

"Ah, Dominic. Apa kau mau menggendongnya?" Tanya wanita paruh baya itu kepada sang menantunya.

Dominic terlihat ragu-ragu, "Tidak apa-apa?"

Ibu Abian terkekeh pelan lalu menjawab, "Tentu, hati-hati. Dia masih rapuh."

"En."

Dominic mengambil bayi itu yang terbungkus oleh kain, dengan hati-hati Dominic mencoba menggendongnya. Ah, ternyata Dominic perlu latihan lagi untuk menggendong anaknya. Bayi itu menangis keras seolah memanggil ibunya.

Dominic terlihat gelagapan dan salah tingkah, dia menatap sang ibu mertua meminta pertolongan sedangkan ibu Abian tertawa.

"Sepertinya dia lapar, tapi Abian belum sadar. Ibu akan membuatkan susu formula untuk cucu nenek ini."

"Nah, kau gendong saja seperti itu, Dominic." Ibu Abian langsung meninggalkannya sendirian bersama anaknya.

"Sstt... Tenanglah, nak. Nenekmu akan segera kembali." Dominic menimang-nimang bayi itu agar tenang tapi, justru bayi itu semakin rewel.

Dominic tengah kebingungan, dia bingung bagaimana cara menenangkan bayi ini. Sampai seseorang yang berada dibelakangnya tidak bisa menahan tawanya.

"Phfff..." Dominic langsung menatap tajam Abian yang tengah tertawa terbahak itu sampai pemuda itu meringis sakit diperutnya.

"Au, sshh.." Dominic menghela nafas dia menghampiri Abian.

"Sayang," Panggil Dominic dengan nada pelan namun penuh penekanan.

"Jangan lupa kau baru saja selesai operasi, jahitannya masih basah."

"En, sini bayinya." Dominic meletakan bayinya di bok terlebih dahulu sebelum membantu Abian untuk duduk bersandar pada ranjang itu. Lalu Dominic mengambil bayi mereka dan memberikannya kepada Abian.

Abian membuka kancing bajunya dan memperlihatkan dadanya yang sedikit berisi. Bibir kecil itu ia arahkan kepada putingnya dan bayi itu langsung menyusu dengan rakus.

"Aduh, pelan-pelan sayang."

Dominic hanya memperhatikan bibir anaknya yang seenaknya saja memakan puting istrinya. Dia sedikit cemburu

"Siapa namanya?" Dominic mengalihkan pandangannya kepada Abian.

"Luca Antoni Malfoy."

"Wah, bagus sekali namanya."

"En." Dominic menatap tajam sang anak yang terlihat dimatanya seolah bayi itu tengah mengejek dirinya lewat batin ayah anak.














.
.
.

Definisi membuat saingan sendiri -_-

Tolong vote nya ya 😉

Home Life After Two Years✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang