kapal pesiar

870 76 0
                                    










Laura, gadis itu melambaikan tangannya sambil menangis dia ada di gendongan Anna, ibunya Laura.

Sedangkan Dominic dan Abian melihat wajah sembab gadis itu jadi tidak tega tapi bagaimana mau lagi mereka akan berangkat malam ini ke kapal pesiar.

Laura tidak diizinkan untuk ikut karena anak itu akan bersekolah besok, hari pertama untuk anak-anak bersekolah.

Setelah itu mobil adiknya pergi dan menyisakan mereka berdua, Dominic menatap Abian yang juga menatapnya.

Mereka berdua saling menatap sebelum Abian memutuskan kontak mata, telinga Abian sangat merah dan Dominic menyadarinya.

"Ekhem, aku sudah menyiapkan keperluan kita untuk berlibur. Kapan kita akan berangkat?." Tanya Abian masih memalingkan wajahnya.

Dominic tidak menjawab langsung, dia terus memperhatikan telinga Abian yang merah, apa Abian demam?

"Jika kau masih sakit, kita bisa berangkat lain kali."

Abian mengerutkan keningnya dia menoleh menatapnya.

"Aku sakit? Aku baik-baik saja." Kata Abian bingung.

"Telingamu memerah." Tunjuk Dominic kearah telinganya.

Abian memegang telinganya, ini adalah reaksi alami bila orang sedang salah tingkah. Abian kalau sedang salting telinganya akan memerah.

Apa Dominic tidak tahu, bahwa dia salting karenanya?

"Lupakan, kita bisa berangkat sekarang."

"Kau yakin?."

"En."

Dominic mengangguk, lalu mereka bersiap-siap untuk pergi kepelabuhan. Dominic membawa satu koper sedangkan Abian membawa tiga koper, Dominic tidak tahu apa yang dibawa oleh istrinya itu sampai tiga koper, apakah barang rongsokan itu dibawa juga?

Dominic tidak tahu dan tidak ingin tahu biarkan saja Abian membawa barang yang banyak, toh itu tidak merepotkan baginya.

Tapi sepertinya dia salah, dia disuruh Abian membawa tiga kopernya.

"Kau kan, suamiku. Masa tega melihat istrinya membawa semua barang."

"Apa kata orang nanti, seorang suami membiarkan istrinya mengangkat semua barang."

Ingin rasanya Dominic melempar istrinya itu keranjang dan setelah itu menghabisi tubuh Abian sampai tubuh itu penuh dengan—:)

Lupakan, setelah hari ulangtahun pernikahan mereka tiba, Dominic ingin meminta hadiah yang paling nikmat dari istrinya itu.

Setelah menaruh empat koper itu di bagasi mobil, mereka segera berangkat. Dari tadi, ibunya terus meneleponnya kapan berangkat dan dia menjawab sebentar lagi.

Dijalan keduanya tidak ada yang bersuara, dan ini baru pertama kalinya mereka semobil bersama. Bisanya akan ada asistennya Dominic yang menyetir mobil.

Dan ini juga baru pertama kalinya mereka pergi berlibur ya walaupun keluarganya ikut juga. Tidak masalah karena mereka bisa meluangkan waktu untuk bersama.

Malam itu jalanan sedikit lenggang dari bisanya, perjalan menuju pelabuhan membutuhkan waktu satu jam penuh. Saat ditengah jalan Dominic ingin mampir ke restoran tapi dilarang Abian karena dia membawa bekal dari rumah.

Sayang bila masakannya terbuang percuma, jadi dia membuat bekal untuk perjalanan nanti.

Abian menyuapi Dominic yang sibuk menyetir mobil, itu suruhan Dominic yang katanya tidak ada waktu untuk berhenti ditengah jalan, hari semakin malam dan jalanan sangat rawan akan adanya begal.

Abian hanya menurut, dia menyuapi Dominic dan dirinya sendiri. Setelah satu jam perjalanan yang melelahkan keduanya baru sampai tepat tengah malam, ayah dan ibunya menyambutnya sedangkan ayah Dominic katanya sedang sibuk.

Keduanya langsung menaiki kapal itu yang sudah siap untuk berlayar. Keduanya diantar oleh awak kapal menuju kamar mereka. Yang ternyata sudah disiapkan oleh Dominic.

Dominic meminta kamar yang luas dan mewah yang ada di kapal itu.

Keduanya masuk kedalam kamar dan sedikit terkejut melihat dekorasi kamar itu, bagaimana tidak kasur itu sudah bertaburan kelopak bunga mawar dan jangan lupakan hiasan handuk bentuk bebek berada ditengah-tengah kasur.

Abian sangat canggung dengan Dominic saat pria itu menyingkirkan hiasan kasur. Dia berjalan menuju lemari, meletakkan kopernya disana dan mengambil baju tidur.

Dan setelah itu dia berlari masuk kedalam kamar mandi.

Dominic menatap datar hiasan yang berserakan dilantai, siapa yang menghiasi kamar ini? Membuat dirinya menahan malu kepada istrinya itu.

Dominic menyuruh pelayan membersihkan kamar itu, sembari menunggu pelayan itu membersihkan kamar dia pergi menuju balkon kamar dan menyalakan rokok.

Kapal sudah meninggalkan pelabuhan dan berlayar pelan menuju pulau yang ia tuju.

Pulau pribadi yang sempat dia beli dulu.

Dan Dominic belum pernah berkunjung ke pulaunya, bahkan dia hampir lupa sudah membeli pulau itu. Dominic membawa Abian kesana karena katanya pulau itu sangat indah  dan ada sebuah kastil disana.

Entah berapa uang yang dia habiskan demi membeli pulau itu.

Dominic tidak peduli.

Hembusan angin menerpa asap rokok itu dan dalam sekejap asap itu menghilang. Angin malam yang sejuk membuat Dominic melepaskan tiga kancing bajunya.

"Itu, Dominic." Terdengar suara lembut dibelakangnya, membuat Dominic menoleh kebelakang.

Melihat Abian yang memakai baju tidur tapi celananya sangat pendek, entah kenapa dia merasa marah. Dominic tidak mengerti kenapa dia bisa marah melihat pakaian Abian seperti itu.














.
.
.

Home Life After Two Years✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang