tidur bersama!

989 76 0
                                    












"Apa aku perlu memesan kamar untuk diriku sendiri."

"Kenapa?"

Dominic menghampiri Abian yang berada di pintu balkon, langkah suaminya sangat pelan tapi kenapa terasa berbeda sekali. Wajah Dominic sangat datar dan dingin, tangan kekar itu membuang puntung rokok ke laut.

Abian mengerutkan keningnya, "Ya-ya karena, kita tidak pernah tidur bersama. Aku pikir kau akan terganggu oleh kehadiran ku." 

Dominic berada didepannya tangan kekar itu melayang sempurna tepat dipantat Abian, meremas kecil pantat bulat itu membuat Abian melenguh kecil.

"Bukankah kita pernah berhubungan intim? Saat itu aku tidak pernah terganggu oleh kehadiranmu, sayang."  Dominic menarik tubuh Abian ke pelukannya.

Berbisik pelan dengan suara rendahnya tepat ditelinga Abian, "Haruskah kita mengulangi malam pertama kita?"

Abian merinding mendengarnya, dia ingat bagaimana panasnya malam pertama mereka. Abian sedikit trauma dengan suaminya itu yang sangat ganas di ranjang membuat seluruh tubuhnya sakit semua bahkan dia tidak bisa berjalan selama beberapa hari.

Dominic benar-benar menyeramkan saat diranjang, Abian tidak ingin melakukan 'itu' lagi dengan Dominic. Tapi selama dua tahun terakhir mereka hanya melakukan beberapa kali saja, saat pria itu datang kerumah hanya untuk mengajaknya melakukan kegiatan panas, selebihnya Dominic yang jarang pulang membuat dirinya selamat dari pria menyeramkan itu.

"Ti-tidak, jangan lakukan itu." Abian ketakutan melihat senyum miring dari bibir Dominic.

"Tidak boleh menolak keinginan suami." Dominic langsung menggendong Abian, mengunci pintu balkon itu dan langsung melemparkan Abian ke ranjang mereka.

Dominic mengunci pintu kamar agar tidak ada yang menganggu kegiatan mereka. Sedangkan Abian sangat ketakutan melihat Dominic menghampirinya dan mengukung dirinya.

"Oke! Aku akan menuruti semua keinginanmu tapi tolong jangan lakukan ini."

"Tidak, selama seminggu adalah hari milikku dan kau tidak bisa menolak keinginan suamimu."

Dominic mencium bibir kenyal itu dengan ganas dan Abian sangat kesusahan menyeimbangi ciuman itu. Air liur membasahi dagu Abian dan merebas ke leher Abian.

Tangan kekar itu menyentuh paha dalam Abian dengan sensual, tangan kirinya membuka kancing baju tidur Abian. Setelah terbuka baju itu, tangannya menyentuh kasar puting Abian, dan meremasnya dengan kejam.

Ciuman itu terlepas, beralih mencium ke leher jenjang istrinya dan membuat tanda marah disana. Sedangkan Abian berusaha menahan tangisannya, ini sangat menyakitkan dan tidak ada rasa kenikmatan dalam diri Abian.

Abian mengigit tangannya sendiri menahan rasa sakit ditubuhnya. Dominic tidak melihat Abian yang kesakitan, malahan pria itu terus menggerayangi tubuhnya.

Sampai dimana Dominic melakukan kegiatan inti yang dimana rasa sakit ada didalam titik tertentu, Abian tidak ingin merasakan rasa sakit seperti dulu.

Dia menahan dada suaminya itu, dengan susah payah dia mengeluarkan suaranya itu.

"Jangan lakukan itu, ku-ku mohon."

Wajah berantakan Abian menjadi tontonan menyenangkan bagi Dominic, pria itu mencium lembut kening istrinya.

"Jangan takut, kali ini aku akan lembut." Katanya dengan lembut.

Abian menggelengkan kepalanya saat merasakan sesuatu yang sesak menerobos analnya, penis besar itu langsung menghantam dinding sempit itu.

Abian berteriak sakit bahkan kini suaranya menjadi parau, sakit itu yang dirasakan oleh Abian. Meskipun mereka sudah melakukan ini dimasa lalu tapi rasa sakitnya masih sama. Abian menangis, tangan kirinya menutupi matanya.

Sedangkan Dominic menikmati jepitan dari istrinya itu, dia memegang pinggang Abian dan sekali lagi menghantamkan dinding anal itu.

"Jangan! Jangan bergerak dulu." Pinta Abian dan Dominic menurutinya.

"Berhenti menangis."

Dominic menjilat air mata itu tanpa rasa jijik, kemudian dia mencium bibir Abian ingin menenangkan istrinya itu.
Abian masih saja menangis saat dicium, Dominic menjadi heran kenapa Abian masih menangis.

Tidak ingin membuat Abian merasakan sakitnya lagi, Dominic bergerak pelan membuat Abian kelimpungan mencari pegangan, lalu Dominic mengambil tangan Abian dan menggenggam erat tangan kecil itu.

Rasa sakit kini bertambah saat Dominic kehilangan kontrol geraknya, pria itu bergerak cepat dan brutal.

Wajah Dominic sangat tampan bila dilihat seperti ini, kepalanya akan mendongak saat kenikmatan mencapainya dan mulut itu terbuka kecil dengan geraman rendah dari suaranya.

Abian juga merasakan kenikmatan namun rasa sakit lebih mendominasi, Abian terus mendesah dan berteriak sakit saat Dominic bergerak lebih cepat.

Titik itu terus dihantam oleh penisnya Dominic dan pria itu kesenangan melihat wajah istrinya yang terus mendesah namanya.

"Ah!"

Abian merasakan titik itu yang terasa nikmat, tapi dia tahu setelah malam ini selesai semuanya akan terasa besok pagi. Jadi dia tidak bisa menikmati liburan ini hanya karena dia kelelahan.

Padahal dia ingin memamerkan di media sosialnya kalau dia sedang berlibur bersama suaminya.

Padahal sejak sore tadi dia sudah membayangkan momen kebersamaannya dengan suaminya itu.

Dia ingin memamerkan kepada musuhnya itu bahwa dia bisa bersama dengan suaminya.

"Berhenti... Ngh. Ah! Kubilang berhenti Dominic—!."

"Nikmati saja sayang, malam masih panjang."










.
.
.

Hehe🌚

Home Life After Two Years✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang